Keris Pangeran Diponegoro Kembali, Ini Kata Sejarawan UGM yang Ikut Memverifikasi

Sri Margana menuturkan bahwa Museum Volkenkunde di Leiden sebenarnya sudah mencoba mencari Keris Diponegoro sejak tahun 1984.

Warta Kota/Alex Suban
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama Raja Belanda Willem Alexander berfoto di depan Keris Diponegoro di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020). Kunjungan kenegaraan Raja dan Ratu Belanda tersebut untuk peningkatan kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia. 

Sri Margana juga menuturkan perjalanan panjang tentang kembalinya Keris Pangeran Diponegoro.

Sri Margana menuturkan bahwa Museum Volkenkunde di Leiden sebenarnya sudah mencoba mencari Keris Diponegoro sejak tahun 1984.

Orang pertama yang melakukannya adalah Pieter Pott kurator museum dan kemudian menjadi Direktur Museum.

Kemudian diikuti oleh Prof. Susan Legene dari Frije Universiteit Amsterdam, Johannad Leifeldt (1917) dan Tom Quist (2019).

3 Fakta Seputar Teror KKB di Tembagapura: Todong Senjata Minta Makanan, 1 Anggota TNI Gugur

BREAKING NEWS - Virus Corona Merebak, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Resmi Batalkan Formula E

Ruben Onsu Jelaskan Status Sebenarnya Betrand Peto, tak Serta Merta bisa Disebut Anak Angkat

Dari penelitian empat peneliti tersebut ditemukan ada tiga keris yang diduga milik Pangeran Diponegoro.

Tahun 2019, peneliti lain Tom Quist sepakat dengan pendapat Johanna Leifeldt bahwa dua keris yang lain yang ditemukan oleh Pieter Pott dan Susan Legense dipastikan bukan keris Pangeran Diponegoro.

Kepastian bahwa keris Diponegoro ada di Belanda dibuktikan dari tiga dokumen penting, yakni korespondensi antara De Secretaris van Staat dengan Directeur General van het department voor Waterstaat, Nationale Nijverheid en Colonies antara tanggal 11-15 Januari 1831.

Dalam korespondensi itu disebutkan bahwa Kolonel J.B. Clerens menawarkan kepada Raja Belanda Willem I sebuah keris dari Diponegoro.

Keris itu kemudian disimpan di Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden (KKVZ).

Setelah itu, pada tahun 1883 keris ini diserahkan ke Museum Volkenkunde Leiden.

Dokumen kedua adalah kesaksian dari Sentot Prawirodirjo yang ditulis dalam Bahasa Jawa kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Belanda.

Dalam surat itu, Sentot menyatakan bahwa ia melihat sendiri Pangeran Diponegoro menghadiahkan Keris Kyai Naga Siluman kepada Kolonel Clerens.

Dokumen ketiga adalah catatan dari Raden Saleh, pelukis yang pernah tinggal di Belanda dan melukis penangkapan Pangeran Diponegoro.

Ramalan Zodiak Cinta untuk yang Berpasangan Rabu, 11 Maret 2020 Hari Ini: Aries harus Tahan Diri

Catatan Raden Saleh ini dituliskan di bagian sisi kanan surat kesaksian Sentot Prawirodirjo.

Dalam catatan itu, Raden Saleh yang telah melihat dengan mata kepala sendiri keris itu di Belanda menjelaskan makna Keris Naga Siluman dan ciri-ciri fisik keris itu.

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved