Kisah Pilu, Balita di Banyuwangi Jadi Yatim Piatu Seketika Usai Keluarganya Tewas Makan Ikan Buntal

Balita asal Bayuwangi ini kini harus hidup sebagai yatim piatu setelah satu keluarganya tewas keracunan ikan buntal.

Editor: Imam Saputro
Istimewa/Facebook via Tribunnews.com
Warga menggotong jenazah tiga orang yang masih satu keluarga. Mereka tewas diduga akibat keracunan ikan buntal di Banyuwangi, Jawa Timur. 

Dengan wajah yang tampak sedih dan air matanya terus menetes, ia melanjutkan cerita ketika menantunya menyusul meninggal beberapa jam kemudian.

Sama halnya dengan Siti Haryanti, sang menantu juga mengalami tekanan darah tinggi, dan masih sempat dilarikan ke rumah sakit.

"Tidak lama kemudian setelah anak saya meninggal itu, suaminya juga langsung naik tensi dan dilarikan ke rumah sakit," kata dia.

Akan tetapi, saat di perjalanan nyawanya sudah tak tertolong lagi, sementara jasad sang istri masih dimandikan.

"Tidak lama langsung muncul kabar kalau dia sudah meninggal juga sementara anak saya ini masih dimandikan di rumah," ungkapnya diiringi tangis.

Tangis Pilu Napi ND di Jambi Kala Jenazah Orangtuanya Dibawa ke Lapas, Tak Dibolehkan Pulang Melayat

Melihat cobaan bertubi yang menimpa keluarga Mustafa, para pelayat pun tidak bisa menyembunyikan kesedihan mereka.

Terutama setelah menyaksikan keenam bocah tersebut yang masih belia, harus menjadi yatim piatu dalam sehari.

Diketahui, anak pertama baru berusia sekitar 10 tahun sementara anak terakhir masih balita dan baru berusia 1 bulan 7 hari.

"Kita datang memberikan dukungan, juga memberikan sedikit santunan. Karena siapa sih yang tidak terharu melihat kondisi seperti ini," ungkap Arda, salah seorang warga.

Kondisi terkini 6 bocah tersebut

Mustafa dan Wa Ode bersama 6 cucunya yang menjadi yatim piatu dalam sehari setelah orangtuanya meninggal.
Mustafa dan Wa Ode bersama 6 cucunya yang menjadi yatim piatu dalam sehari setelah orangtuanya meninggal. (TribunKaltim/Zainul)

Enam bocah yang kini menjadi yatim piatu itu saat ini rawat oleh nenek dan kakeknya.

Saat disambangi wartawan Tribunkaltim.com di kediamannya yang terletak di RT 20, Kelurahan Sepinggan Raya Kecamatan Balikpapan Selatan pada Selasa (25/2/2020), keenam bocah itu hanya menatap orang-orang yang silih berganti datang dengan raut wajah bingung.

Dengan membawa buah tangan, warga tak segan memeluk bahkan mengendong mereka sambil menangis tersedu-sedu.

Kisah Pilu Sarmiskam, Warga Bantul Yogyakarta yang Tinggal Sebatang Kara di Kandang Kambing

Tak satupun di antara enam bocah itu yang terlihat murung, begitu pula dengan balita yang berusia 1 bulan 7 hari, tampak tenang-tenang saja saat digendong oleh banyak orang.

Para bocah ini tinggal di rumah kakeknya yang berukuran kurang lebih 8 x 5 dan terhimpit di tengah bangunan rumah warga lainnya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved