Anggota DPRD Ini Marah saat Dilarang Polisi Salatkan Jenazah PDP Corona: Virus Corona Saya Telan

Seorang anggota DPRD Medan cekcok dengan polisi soal pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona yang meninggal dunia.

Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
ILUSTRASI virus corona COVID-19. 

TRIBUNPALU.COM - Satu pasien dalam pengawasan (PDP) corona atau covid-19 di Kota Medan berinsial SA meninggal dunia.

Diketahui SA ini merupakan rekan dari seorang anggota DPRD bernama Edi Saputra.

Mengetahui temannya meninggal, Edi Saputra lantas melayat.

Namun di rumah duka Edi Saputra justru terlibat cekcok dengan anggota polisi.

Tak hanya itu, anggota DPRD tersebut juga bahkan menantang akan telan virus corona.

Dilansir dari Tribunmedan.com, cekcok antara anggota DPRD Medan, Edi Saputra, dengan polisi itu menjadi sorotan ketika ia melayat ke rumah PDP Covid-19 yang meninggal dunia di RS Madani Medan, Senin (30/3/2020).

Emosi Edi Saputra memuncak saat pihak kepolisian melarang almarhum untuk disalatkan.

Populasinya Hanya 5 Juta Orang, Selandia Baru Punya 18 Juta Cadangan Masker untuk Tangkal Covid-19

Kenali Istilah terkait Pandemi Virus Corona Covid-19, Termasuk Darurat Sipil dan Karantina Wilayah

Hal itu disampaikan polisi sesuai ketentuan yang sudah diberlakukan terhadap PDP.

Untuk itu, pihak Polsek Medan Area meminta agar jenazah langsung dimakamkan tanpa disemayamkan dulu di rumah duka.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyebaran virus corona terhadap para pelayat.

Namun bukannya mengindahkan imbauan polisi, Edi Saputra malah mengancam akan menuntut polisi tersebut.

"Cara abang itu salah, nanti abang kutuntut," ucap Edi Saputra sambil menunjuk anggota kepolisian.

Dalam video tersebut Edi Saputra berkali-kali memperkenalkan dirinya kalau dia adalah anggota DPRD Medan.

Bahkan Edi juga mengancam seorang pria berbaju ASN Pemkot Medan, dan mengatakan akan dipanggilnya ke RDP DPRD Kota Medan, karena tidak mendukungnya.

Polisi pun tampaknya tidak menghiraukan ancaman anggota DPRD tersebut.

Karena pihak kepolisian yang bertugas menyampaikan bahwa mereka akan tetap melakukan tugasnya, Edi Saputra pun tetap bersikeras menentang.

"Kami panggil kalian nanti, berlebihan kalian itu, jangan begitu, aku aja gak takut mati, kenapa kalo mati, matinya itu. Tembak aja kami biar mati. Siapa bilang positif (corona), kalian aja polisi," teriaknya.

Tak hanya itu, ia pun menuturkan bahwa dia tidak takut mati dan menyatakan bahwa negara ini sudah tidak betul lagi, lantaran hendak melakukan pemakaman sesuai SOP PDP Covid-19 pada pasien tersebut.

Bahkan dia menantang supaya polisi memberinya Virus Corona, untuk dia telan, sebagai bukti bahwa dia tidak takut sama virus corona dan kematian.

"Sini virus coronanya, biar saya telan," ujarnya dalam video tersebut.

Emosi Lihat Video Viral 2 Orang Pakai APD ke Mall, Bintang Emon: Sekalian Beli Otak , Bos!

Tanggapan Ketua PAN Sumut

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Sumatera Utara, Yahdi Khoir menyesalkan perilaku kadernya yang mengamuk kepada aparat kepolisian di rumah duka pasien dalam pemantauan (PDP) Corona atau Covid-19.

Yahdi mengatakan, bahwa kadernya tersebut tidak paham bagaimana SOP yang telah dan seharusnya dilakukan terhadap pasien dengan gejala Covid 19.

"Saya sebagai Ketua DPW PAN sangat menyangkan hal itu, harusnya sebagai anggota legislatif paham dan mengerti masalah yang kita hadapi bersama ini," kata dia melalui sambungan telepon, Senin (30/3/2020).

Menurutnya, pastinya ada prosedur yang harus dilakukan tehadap PDP Corona meninggal dunia.

Yahdi prihatin dengan kadernya yang merupakan anggota DPRD Medan itu mengamuk kepada aparat kepolisian.

"Harus ada prosedur yang harus dilalui, kalau memang pihak rumah sakit mencurigai pasien dan ada indikasi ke Covid-19, karena statusnya juga PDP. Gak perlu pakai embel-embel lah anggota DPRD lah," jelasnya.

Hingga sampai dengan saat ini, dirinya belum mengetahui secara jelas bagaimana perdebatan antara kadernya dengan aparat kepolisian.

Ia mengatakan, pihaknya akan menelusuri dan mempelajari terlebih dahulu mengenai video perseteruan tersebut.

Apabila nantinya Edi Saputra bersalah, karena sikapnya sebagai anggota dewan yang berlawanan dengan pemerintah akan diberikan teguran hingga sanksi disiplin dari partai.

"Kita belum ada menjatuhkan sanksi, tetapi kita akan pelajari dulu mengenai video yang beredar itu. Saya belum lihat videonya, nanti kami akan telusuri dulu, kalau itu mengarah kepada tindakan tidak terpuji kita berikan teguran," ujarnya.

Yahdi mengatakan, berdasarkan informasi yang dirinya dapatkan dari adik alm SA meninggal dunia karena memiliki riwayat penyakit asam lambung.

"Kalau kita belum tahu sampai sejauh itu, kalau keterangan adek alm, meninggalnya karena sakit asam lambung," kata dia.

Hingga sampai dengan saat ini, pihaknya sendiri belum mengetahui apakah SA meninggal karena terjangkit virus Corona atau tidak. Sebab, belum ada hasil lab yang menyatakan bahwa dirinya terkontaminasi wabah tersebut.

"Karena menyarakan positif harus tes lab dan lama harus menunggu hasilnya. Apakah sample darahnya diambil atau tidak, itu yang kita gak tahu," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Dilarang Shalatkan Jenazah PDP oleh Polisi, Anggota DPRD Medan Emosi: Sini Virus Corona Saya Telan!

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved