Covid-19, Hampir Semua Negara G20 Diprediksi Mengalami Resesi, kecuali Indonesia dan 2 Negara Ini

Lebih dari setengah negara-negara yang masuk dalam jajaran G20 diprediksi mengalami pertumbuhan ekonomi negatif.

Biro pers setpres
Presiden Jokowi saat berbincang santai dengan para pemimpin negara G20 di KTT G20, Osaka, Jumat (28/6/2019). Lebih dari setengah negara-negara yang masuk dalam jajaran G20 diprediksi mengalami pertumbuhan ekonomi negatif sebagai imbas dari pandemi virus corona Covid-19. 

Pertumbuhan negatif G20

Selain ketiga negara di atas, ekonomi AS diprediksi akan berkontraksi sebesar 2,8 persen tahun ini setelah sebelumnya diprediksi tumbuh mencapai 1,7 persen.

Penyebabnya, respon awal AS terhadap pandemik dinilai buruk sehingga memungkinkan penyakit menyebar dengan cepat.

Selain itu, saat risiko ekonomi mulai meningkat akibat corona, perjanjian minyak mentah antara Arab Saudi dengan Rusia untuk memangkas produksi minyak justru runtuh. Hal itu membuat harga minyak dunia jatuh.

Kombinasi epidemi virus corona dan penurunan harga minyak global, membuat investasi akan mengalami kontraksi tajam tahun ini, terutama di sektor energi. Akhirnya pertumbuhan ekspor akan menurun.

"Ini menempatkan tawaran pemilihan ulang Donald Trump (dalam Pilpres) dalam risiko, karena pengangguran tampaknya akan meningkat tajam," tulis The Economist.

Sempat Dilakukan Pemeriksaan Hidung dan Dubur, Kucing Peliharaan di Hong Kong Positif Corona

Sejumlah Negara Eropa Menolak Pakai Masker Buatan China, Ini Alasan di Balik Penolakannya

Ekonomi China

Dampak ekonomi karena wabah virus corona lebih dalam dibanding dampak SARS untuk ekonomi China. Jika asumsi virus corona "tak kambuh" lagi, pertumbuhan PDB riil China bisa berada pada angka 1 persen pada 2020.

Lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi 2019 yang sebesar 6,1 persen.

"Perlambatan akan terkonsentrasi pada kuartal I tahun ini dan masih akan tetap terasa di kuartal II. Pertumbuhan akan pulih pada paruh kedua tahun ini ketika China biasanya menghasilkan sebagian besar PDB-nya," tulis The Economist.

Kawasan Eropa

Kawasan Eropa akan menjadi salah satu daerah yang paling terpukul, dengan membukukan resesi setahun penuh sebesar 5,9 persen.

Lebih rinci, pertumbuhan ekonomi Jerman sebesar -6,8 persen, Perancis -5 persen, dan Italia -7 persen.

Di Jerman, sebagian besar sektor manufaktur sangat berorientasi ekspor. Artinya negara tersebut secara khusus akan terkena gangguan rantai pasokan dan permintaan global yang lemah.

"Akibatnya, pemulihan yang kami harapkan pada paruh kedua tahun 2020 di negara zona euro lainnya akan terwujud jauh lebih lambat di Jerman," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved