Virus Corona

WHO Khawatir Penyebaran Corona Semakin Meningkat: Beberapa Hari Kedepan Capai 1 Juta Kasus Positif

Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan kekhawatirannya akan peningkatan dan penyebaran virus corona yang begitu cepat.

gcs.k12.al.us
Ilustrasi Virus Corona Baru Covid-19 

TRIBUNPALU.COM- Pandemi virus corona atau covid-19 semakin mewabah hampir di seluruh penjuru dunia.

Saat ini virus corona telah merenggut banyak korban jiwa.

Terkait kondisi ini Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia ( WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan kekhawatirannya akan peningkatan dan penyebaran virus corona yang begitu cepat.

Dalam konferensi pers di Jenewa, Rabu (1/4/2020); Ghebreyesus mengatakan, dalam lima minggu terakhir, kita telah melihat pertumbuhan kasus baru yang nyaris eksponensial, mencacpai hampir semua negara, teritori dan wilayah.

Pasien Covid-19 Semakin Bertambah, Ketua IDI: Kebutuhan APD untuk Tenaga Medis Masih Sangat Banyak

Semakin Mewabah, WHO Sebut Corona di Asia dan Pasifik Masih Jauh dari Kata Selesai

"Angka kematian telah berlipat ganda dalam seminggu terakhir. (Dan) dalam beberapa hari ke depan, kita akan mencapai 1 juta kasus terkonfirmasi, dan 50.000 kematian (akibat corona)," ujarnya.

WHO mengakui bahwa jumlah kasus yang dilaporkan di Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan tidak setinggi negara-negara lain. Akan tetapi, negara-negara ini rentan mengalami dampak sosial, ekonomis dan politis yang serius akibat Covid-19.

"Sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa negara-negara ini terlengkapi untuk mendeteksi, menguji, mengisolasi dan mengobati kasus-kasus, serta mengidentfikasi kontak," kata Ghebreyesus.

"Saya bersemangat untuk melihat hal ini terjadi di banyak negara, meskipun sumber daya terbatas," imbuhnya.

Solidarity Trial

Dalam konferensi pers yang sama, Ghebreyesus juga menyampaikan perkembangan terbaru akan Solidarity Trial.

Sejauh ini, sudah ada 74 negara yang telah bergabung atau sedang proses bergabung dengan Solidarity Trial.

Sebanyak 200 pasien juga telah dipasangkan secara acak dengan salah satu obat atau kombinasinya yang diuji.

"Setiap pasien yang bergabung dalam uji ini membawa kita satu langkah lebih dekat ke obat mana yang bekerja," kata Ghebreyesus.

Untuk diketahui, Solidarity Trial adalah pengujian klinis terhadap empat obat yang berpotensi menyembuhkan virus corona.

Pengujian klinis ini dilakukan di berbagai negara dan digawangi oleh WHO. Tujuannya untuk mencari tahu obat mana yang paling efektif dalam menyembuhkan virus corona Covid-19.

Obat yang diuji ada empat, yaitu obat antivirus remdesivir, kombinasi lopinavir dan ritonavir yang selama ini digunakan untuk HIV, kombinasi lopinavir bersama ritonavir dan interferon beta, serta obat antimalaria klorokuin.

Hand Sanitizer Bisa Dibuat Mandiri di Rumah, Ini Bahan yang Aman Sesuai Anjuran WHO

Masker medis

Ghebreyesus berkata bahwa prioritas WHO saat ini adalah agar para petugas kesehatan di garda terdepan dapat mengakses alat pelindung diri (APD), termasuk masker dan respirator.

Itulah sebabnya, WHO terus bekerja sama dengan pemerintah dan produsen untuk meningkatkan produksi dan distribusi APD, termasuk masker.

Namun, dia juga mengakui bahwa pada saat ini, sedang ada perdebatan mengenai penggunaan masker oleh masyarakat.

Akan tetapi, WHO hanya merekomendasikan penggunaan masker medis untuk orang yang sedang sakit atau yang merawat orang sakit. Itu pun harus digabungkan dengan upaya perlindungan lainnya agar efektif melindungi dari infeksi virus corona.

"WHO terus mengumpulkan segala bukti yang ada dan terus mengevaluasi potensi penggunaan masker yang lebih luas untuk mengontrol penularan Covid-19 pada tingkat komunitas," katanya.

Dia melanjutkan, ini adalah virus yang sangat baru, dan kita selalu belajar. Bersamaan dengan berkembangnya pandemi, begitu juga dengan bukti dan nasihat kami.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO: Jumlah Kasus Corona Global Akan Capai 1 Juta Dalam Beberapa Hari"
Penulis : Shierine Wangsa Wibawa
Editor : Shierine Wangsa Wibawa

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved