Beli Masker via Online, Pria asal Palembang Kena Tipu: Transfer Rp36,4 Juta, Dikirimi Batu Bata

Juan baru sadar menjadi korban penipuan saat masker pesanan yang dikirim penjual ke dirinya ternyata berisi batu bata.

KOMPAS.com/AJI YK PUTRA
Pria asal Palembang, Juan Puncan Endrile (30), korban penipuan pembelian masker secara online saat membuat laporan di Polrestabes Palembang, Selasa (7/4/2020). 

Transfer Rp 1,6 juta, masker tak kunjung datang

Penipuan jual beli masker juga dialami Citra (34) warga Cinangka, Sawangan, Depok.

Ia membeli masker di akun Instagram @Kaftanmuslimahh.

Akun tersebut menjual masker seharga Rp 50.000 per boks.

Karena harga murah, Citra pun memesan satu karton yang berisi 40 dus.

Setelah komunikasi dengan penjual, ia transfer uang Rp 400.000.

Satu jam kemudian, ia kembali transfer Rp 1,2 juta.

Update Covid-19 Global per Selasa, 7 April 2020 Petang: Kasus Kematian di New York Lampaui China

Penjelasan Ahli soal Orang Muda dan Sehat bisa Meninggal Dunia karena Virus Corona Covid-19

Cara Mencuci Masker Kain dengan Benar Agar Terhindar dari Paparan Covid-19

Donald Trump Permalukan Reporter karena Kesal Ditanya Soal Alat Tes Covid-19: Itu Memalukan!

"Mungkin karena emang lagi takut keluar rumah buat ketemu orang banyak. Pas hari Selasa itu akhirnya saya pesan satu karton itu isi kalau enggak salah 40 karton, buat saya sama buat saudara yang pada pesan," kata Citra, Kamis (26/3/2020).

Penjual pun menjanjikan masker sampai di rumah Citra pada hari Kamis.

Saat akan menanyakan pesanannya, Citra curiga karena kontak WhatsApp penjual tidak ada foto profilnya.

"Sebelumnya kan ada fotonya. Pas saya mau chat udah tidak ada, saya curiga diblokir. Saya coba chat ceklis satu, saya suruh adik saya chat ternyata bisa, berarti benar saya diblokir," ucap dia.

Citra yang masih berfikir positif mencoba menghubungi penjual melalui teman dekatnya dengan berpura-pura menjadi pembeli.

Saat itu rekannya mendapatkan perlakuan yang sama oleh penjual.

"Tapi berbeda alamat yang dia sebut pabrik itu. Pertama sama saya bilang pabrik di Jakarta Pusat, pas teman saya pura-pura beli, alamatnya beda, di Bali," kata Citra.

Ia pun menyadari menjadi korban penipuan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved