Obat Virus Corona Buatannya Tunjukan Tanda Manjur, Nilai Saham Perusahaan Gilead di AS Meroket

remdesivir adalah salah satu obat pertama yang diidentifikasi memiliki potensi untuk berdampak pada SARS-CoV-2, virus yang sebabkan Covid-19

pixabay
ILUSTRASI obat-obatan. Sebuah penelitian di Brazil yang menguji obat anti malaria klorokuin untuk pengobatan Covid-19 terpaksa dihentikan lebih awal. 

Namun, tidak ada data klinis lain dari studi Gilead yang dirilis hingga saat ini.

Presiden Trump ikut pede dengan keampuhan remdesivir

Bulan Maret lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga sempat menggembar-gemborkan potensi remdesivir sebagai salah satu upaya untuk obati Virus Corona, ia berujar "tampaknya (pengobatan dengan remdesivir) memiliki hasil yang sangat baik."

Meski dianggap ampuh, pihak Gilead menilai bahwa remdesivir masih memerlukan uji coba lebih menyeluruh sebelum diproduksi secara massal.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (17/4/2020), pihak Gilead mengatakan: "Apa yang bisa kita katakan pada tahap ini adalah bahwa kita menantikan data dari studi yang sedang berlangsung (untuk) tersedia."

Pihak Gilead mengatakan bahwa mereka mengharapkan hasil untuk pengujian yang melibatkan kasus parah pada bulan April.

Mullane mengatakan selama presentasinya bahwa data untuk 400 pasien pertama dalam penelitian ini akan "dikunci" oleh Gilead pada Kamis, yang berarti bahwa hasilnya bisa datang kapan saja.

Mullane, yang didorong oleh data Universitas Chicago, menjelaskan keraguan tentang banyaknya kesimpulan yang sudah muncul.

"Itu selalu sulit," katanya, karena percobaan yang berat tidak menyertakan plasebo untuk perbandingan.

Plasebo merupakan pil, obat, atau prosedur yang tidak berbahaya yang lebih banyak diresepkan untuk manfaat psikologis pasien daripada efek fisiologisnya.

"Tapi tentu saja ketika kita memulai obat, kita melihat kurva demam turun," kata Mullane.

“Demam bukan keharusan bagi seseorang untuk melakukan uji coba, kami melihat ketika pasien datang dengan demam tinggi, demamnya berkurang cukup cepat.

Kami telah melihat orang-orang lepas dari ventilator sehari setelah memulai terapi.

Jadi, dalam hal itu, secara keseluruhan pasien kami telah melakukannya (terkait pasien yang diberi obat) dengan sangat baik.”

Dia menambahkan, “Sebagian besar pasien kami parah dan kebanyakan dari mereka akan pergi (dari RS kami) pada enam hari.

Halaman
123
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved