Virus Corona
Terjebak Lockdown di India, Banyak Pekerja Migran Melarikan Diri, Pemerintah Izinkan Pulang Kampung
Takut kelaparan karena terjebak di India, banyak pekerja migran pilih melarikan diri. Kini pemerintah negara bagian telah memberi izin pulang kampung.
TRIBUNPALU.COM - Negara dengan populasi penduduk tertinggi kedua di dunia, India harus kembali menghadapi pergolakan akibat penerapan lockdown.
Sejak 24 Maret, lockdown diterapkan demi memutus rantai penyebaran Covid-19, negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa ini harus menghadapi pukulan lain, yakni isu ekonomi.
Akibatnya banyak pekerja migran yang berbondong-bondong melarikan diri dengan berbagai cara.
Penduduk migran yang datang dari berbagai negara bagian di India itu kebanyakan berprofesi sebagai pekerja informal.
Seperti menjadi kuli bangunan, pelayan di restoran, jasa kurir, buruh pabrik, dan sebagainya.
Sehingga saat lockdown diterapkan, mereka tak bisa mendapatkan upah.
• Kisah Kasta Dalit yang Dianggap Penting Pemerintah India, Namun Tak Diperhatikan saat Wabah Covid-19
Sebanyak 100 juta pekerja migran ini didominasi hidup di lingkungan yang kumuh.
Tak hanya takut virus corona, mereka juga takut kelaparan.
Selama berhari-hari, mereka berjalan, kadang-kadang ratusan kilometer, untuk menuju kampung halaman mereka karena layanan bis dan kereta tidak beroperasi sama sekali.
Beberapa bahkan meninggal saat mencoba melarikan diri dari India.

Pemerintah negara bagian juga berusaha untuk memfasilitasi mereka dengan bus, tetapi tak cukup untuk menampung warganya yang ingin kembali.
Hal inilah yang menyebabkan para pekerja migran melakukan protes besar-besaran beberapa minggu terakhir.
Dikutip dari BBC, mereka melakukan aksinya di negara bagian Gujarat dan Kota Mumbai untuk menuntut perizinan pulang kampung.
Pihak berwenang mengatakan, lockdown ini dilakukan demi menyelamatkan nyawa, tetapi para kritikus berpendapat lain.
• Berniat Mudik, Gadis 12 Tahun di India Meninggal setelah Berjalan Kaki Sejauh 320 KM
Menurut kritikus, kurangnya perencanaan justru bisa memberikan pukulan berat bagi warga negara yang paling miskin dan paling rentan di India.