Virus Corona
WHO Prediksi Lebih dari 30 Juta Orang di Afrika Berpotensi Terinfeksi Virus Corona
Untuk diketahui, wabah virus ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019 sebelum akhirnya menyebar ke lebih dari 180 negara.
TRIBUNPALU.COM - Pandemi Covid-19 atau virus corona telah menyebar ke sejumlah negara di dunia.
Untuk diketahui, wabah virus ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019.
Hingga kini, wabah tersebut telah menjangkiti 3,9 juta orang di lebih dari 185 negara.
Tak terkecuali sejumlah negara di wilayah Afrika.
Laporan data pada laman Worldometers mencatat sampai dengan Jumat (8/5/2020) ini sudah ada 55 ribu kasus yang ditemukan di Afrika.
Jumlah kasus tertinggi dilaporkan oleh Afrika Selatan dengan 8.232 kasus.
Menanggapi masalah penyebaran pandemi Covid-19 di Afrika, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengemukakan pandangan mereka.
• WHO Tegaskan Tak Ada Garansi Pasien yang Sudah Sembuh akan Lebih Kebal Terhadap Corona
• Afrika Selatan Lockdown karena Covid-19, Kawanan Singa Rebahan Santai di Jalan
Badan kesehatan yang bernaung di bawah PBB itu memprediksi bahwa sekira 29 juta hingga 44 juta orang Afrika berpotensi terinfeksi virus tersebut.
Lebih lanjut disampaikan bahwa dari jumlah itu, sebanyak 5,5 juta pasien akan membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Kondisi tersebut akan menyebabkan masalah terkait kapasitas atas ruang perawatan di sana.
Tidak hanya jumlah kasus yang tinggi, WHO juga memperkirakan angka kematian yang cukup tinggi di sana.
Dikutip dari CNN, virus corona dimungkinkan menyebabkan kematian lebih dari 190 ribu orang di Afrika pada tahun pertama pandemi ini.
• Kisah Kem Senou Pavel Daryl, Orang Afrika Pertama yang Terpapar Virus Corona dan Kini Telah Pulih
• 4 Pejabat Inggris Dinyatakan Positif Virus Corona: Menteri Kesehatan hingga Pangeran Charles
WHO menerangkan hal ini bisa terjadi apabila upaya pencegahan atau penekanan infeksi gagal dilakukan.
"Sementara Covid-19 kelihatannya tidak akan menyebar secara eksponensial di Afrika sebagaimana di wilayah lain di dunia, ini dimungkinkan akan tinggi di hotspot transmisi," kata Matshidiso Moeti selaku Direktur WHO untuk Regional Afrika pada Kamis (7/5/2020) lalu.
Masalah mengenai lonjakan kasus di Afrika sendiri sempat disinggung oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus beberapa waktu yang lalu.