Wawancara dengan Dua Media Asing, Anies Baswedan Sebut Sudah Lacak Covid-19 Sejak Januari 2020
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa Pemprov DKI sudah melacak kasus-kasus potensial terkait Covid-19 sejak Januari 2020.
"Ketika sudah mulai muncul masalah di Tiongkok waktu itu, kami di Jakarta langsung membuat langkah berbicara dengan pengelola rumah sakit-rumah sakit di Jakarta. Waktu itu menyosialisasikan tentang gejala-gejala dan menyiapkan agar semua fasilitas kesehatan di Jakarta tahu apa yang harus dikerjakan bila menemukan pasien," ucapnya.
Laporan Anies ke DPR
Sejumlah langkah yang dilakukan Pemprov DKI sejak awal Januari juga dijelaskan Anies saat rapat virtual dengan Tim Pengawas Covid-19 DPR RI, 16 April 2020.
Setelah berkoordinasi dengan rumah sakit di Jakarta, tepatnya pada 22 Januari 2020, kata Anies, Dinas Kesehatan DKI membuka layanan call centerdan hotline untuk posko tanggap pneumonia Wuhan.
Sementara pada 29 Januari 2020, Pemprov DKI menggelar rapat pimpinan dengan mengundang pihak Imigrasi dan tim pengawasan orang asing (PORA).
"Kami ingin mengantisipasi orang-orang yang datang dari tempat-tempat di mana di situ ada wabah," kata Anies menjelaskan kepada anggota DPR.
"Selama bulan Februari, kami melakukan monitoring atas orang-orang yang memiliki gejala Covid itu. Angkanya bertambah terus," lanjut dia.
Kemudian, Anies berujar, pada 1 Maret 2020, Pemprov DKI membentuk Satgas Covid-19 serta mengumumkan ada 115 orang dalam pemantauan (ODP) dan 32 pasien dalam pengawasan (PDP).
Anies juga menerbitkan Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2020, isinya menginstruksikan seluruh anak buahnya untuk mulai menangani masalah Covid-19 di Ibu Kota.
Pada 2 Maret 2020, Pemprov DKI membuat kebijakan untuk menjemput orang yang memiliki gejala Covid-19.
Pada hari yang sama, kata Anies, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama positif Covid-19 di Indonesia.
Kemudian, pada 4 Maret 2020, Pemprov DKI menetapkan dua rumah sakit umum daerah (RSUD) sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
Anies menyampaikan, Pemprov DKI melakukan sejumlah langkah itu sejak Januari mengingat Jakarta merupakan gerbang masuknya masyarakat internasional ke Indonesia sehingga ada potensi tinggi penularan Covid-19 di Jakarta.
"Sebenarnya sepanjang Januari, Februari, kami lihat adanya pertumbuhan yang mengkhawatirkan, itulah sebabnya mengapa kami mulai lebih awal," tutur Anies.
• Menkeu Sri Mulyani Sebut Anies Tak Miliki Dana untuk Bansos, Pimpinan DPRD DKI Beri Sindiran Menohok
• Pejabat Sampaikan Belasungkawa atas Kepergian Didi Kempot: Pramono Anung hingga Anies Baswedan
Disinggung dalam webinar LIPI