Kepala Suku Amazon Meninggal Dunia karena Covid-19, Rakyat Iringi Pemakaman dengan Tarian & Nyanyian

Kepala suku Messias Kokama meninggal pada Kamis (14/5/2020) karena virus corona.

ub.edu
ILUSTRASI virus corona 

TRIBUNPALU.COM - Kepala Suku Amazon Messias Kokama meninggal pada Kamis (14/5/2020) karena virus corona.

Pemakaman Messias Kokama diiringi dengan tarian dan nyanyian.

Sang kepala suku memang meminta pemakamannya diadakan seperti itu, sebagaimana diberitakan Reuters.

Rakyat menyanyikan lagu kebangsaan Brasil dalam bahasa Ticuna, salah satu dari 14 bahasa asli yang dituturkan di pedalaman pinggiran Manaus.

Di sanalah lokasi tempat tinggal 2.500 keturunan dari 35 suku Amazonberbeda.

Kepala suku Kokama meninggal di usia 53 tahun pada Rabu (13/5/2020) karena gangguan pernapasan dan komplikasi lain dari Covid-19.

Update Covid-19 Indonesia Jumat 15 Mei 2020: Ada 490 Kasus Baru, Total 1.076 Meninggal, 3.803 Sembuh

Lahir di Tengah Pandemi Virus Corona, Bayi Gajah di Taman Safari Bogor Diberi Nama Covid

Update WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri Jumat, 15 Mei 2020: Ada 30 WNI Terinfeksi Corona di Qatar

Prosesi pemakaman kepala suku Kokama yang meninggal karena Covid-19. Peti matinya terbuat dari kayu dan dibungkus plastik. Pemakaman Messias Kokama (53) diiringi dengan tarian dan nyanyian oleh masyarakat setempat di Manaus, Brasil, 14 Mei 2020.(BRUNO KELLY/REUTERS)
Prosesi pemakaman kepala suku Kokama yang meninggal karena Covid-19. Peti matinya terbuat dari kayu dan dibungkus plastik. Pemakaman Messias Kokama (53) diiringi dengan tarian dan nyanyian oleh masyarakat setempat di Manaus, Brasil, 14 Mei 2020.(BRUNO KELLY/REUTERS) ()

Ia sempat dirawat di rumah sakit utama Manaus, kota terbesar Brasil di hutan hujan Amazon.

"Kami kehilangan seorang kepala suku pemberani yang berjuang membentuk model masyarakat adat dengan pendidikan dan layanan berkualitas," kata Vanderlecia Ortega.

Vanderlecia merupakan perawat pribumi yang menangani kepala suku saat terinfeksi virus corona. Ia yang memanggil ambulans dan membawa Kokama ke rumah sakit.

Melonjaknya jumlah kasus Covid-19 di Brasil turut merembet ke rumah sakit di Manaus. Para pasien yang meninggal dikubur di pemakaman massal dan tidak boleh dihadiri lebih dari dua kerabat.

Sebagai pemimpin pemukiman yang disebut Parque das Tribos, otoritas kota membuat pengecualian untuk memungkinkan masyarakat berkumpul memberi penghormatan kepada Kokama.

Ditemukan Klaster Baru Virus Corona, 11 Juta Penduduk Wuhan Kembali Jalani Tes Covid-19

Ikut Menjemput, Bupati Madiun Malah Dituding Keluarga Santri Temboro Positif Covid-19 Berbuat Zalim

Peti matinya terbuat dari kayu dan dibungkus plastik, ditempatkan di sekolah yang belum selesai dibangun.

Ia telah susah payah memperjuangkan pendirian sekolah itu, namun sayangnya ajal menjemputnya lebih dulu sebelum sempat meresmikannya. Masyarakat telah setuju memberi nama sekolah itu sesuai nama kepala suku.

Suku Kokama mendiami hutan hujan di Peru, Kolombia, dan Brasil di hulu Sungai Amazon.

Banyak di antara mereka yang merantau ke Manaus untuk mencari kehidupan lebih baik, seperti yang dilakukan kepala suku sejak 22 tahun lalu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved