Virus Corona
Ini Gejala yang Paling Sering Dirasakan Pasien Covid-19 di Indonesia, Batuk hingga Sakit Perut
Berikut data gejala pasien yang dipublikasi di Peta Sebaran Covid-19, dikutip pada Sabtu (30/5/2020).
TRIBUNPALU.COM - Kasus Covid-19 di Indonesia semakin meningkat setiap harinya.
Bahkan saat ini kasus Covid-19 di Indonesia telah tembus 25 ribu.
Namun rupanya dari keseluruhan kasus tersebut, setiap pasien merasakan gejala yang berbeda-beda.
Apa saja gejala infeksi virus corona yang dirasakan oleh pasien virus corona di Indonesia?
Belum ada data komprehensif soal ini. Namun, jika melihat statistik yang ditampilkan pada laman covid19.go.id, sebagian besar pasien memiliki gejala yang umum seperti sering disampaikan oleh WHO, yaitu batuk, demam, dan sesak napas.
• Update Corona Global Sabtu 30 Mei 2020 Pagi: 6 Juta Kasus di Dunia, India jadi Episentrum Baru Asia
• Update Corona di Indonesia: 8 Provinsi Laporkan Nihil Penambahan Kasus Positif Corona Hari Ini
Akan tetapi, data yang ditampilkan pada laman Covid-19 baru merupakan data 7 persen pasien Covid-19 di Indonesia.
Berikut data gejala pasien yang dipublikasi di Peta Sebaran Covid-19, dikutip pada Sabtu (30/5/2020):

Dari data di atas, sebanyak 76,7 persen pasien disebut mengalami batuk.
Pasien dengan gejala riwayat demam dan demam masing-masing sebanyak 52,4 persen dan 47,4 persen.
Sementara, 41,5 persen pasien Covid-19 di Indonesia menderita sesak napas dan 33,4 persen pasien memiliki gejala sesak napas.
Beberapa pasien juga merasakan gejala seperti sakit tenggorokan (32,1 persen), pilek (31,2 persen), dan sakit kepala (23,7 persen).
Selain itu, ada 19,7 pasien menderita gejala mual, 17 persen mengalami keram otot, 10,8 persen pasien memiliki gejala menggigil, 8,5 persen menderita diare, dan 7,3 pasien bergejala sakit perut.
Saat dikonfirmasi, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito membenarkan bahwa data yang ditampilkan pada laman covid19.go.id baru data 7 persen pasien.
"Betul, itu gambaran penderita Covid-19 yang memiliki komorbid (penyakit penyerta), di mana datanya digambarkan dari 7 persen pasien positif Covid-19," kata Wiku saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/5/2020).
Mengapa hanya data 7 persen pasien yang dikumpulkan?
Menurut Wiku, ada dua kemungkinan mengapa data tersebut hanya sebesar 7 persen.
Pertama, karena fasilitas kesehatan yang merawat pasien belum mengisi data pasien secara lengkap.
Kedua, pasien memang tidak memiliki komorbid.
• Sebaran Corona di Indonesia Jumat 29 Mei: 8 Provinsi Nihil Kasus Baru, Naik 125 Kasus di DKI Jakarta
• Update WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri, Sabtu 30 Mei: Ada 11 Kasus Baru di Uni Emirat Arab
Penyakit penyerta
Berdasarkan data di atas, hipertensi menjadi penyakit penyerta pasien positif Covid-19 terbanyak yang diderita pasien, yaitu sebesar 52,8 persen.
Kemudian, diabetes dengan 33,3 persen, dan penyakit jantung sebesar 20,7 persen.
Beberapa pasien juga sebelumnya telah memiliki penyakit paru kronis (16,1 persen), gangguan napas lain (8,2 persen), ginjal (5,2 persen), dan asma (3,2 persen).
Sisanya, merupakan peserta yang telah memiliki penyakit bawaan, seperti kanker, TBC, penyakit hati, dan gangguan imun.
Namun, data grafik di atas hanya menunjukkan 2,5 persen data dari pasien Covid-19, sementara 97,5 persen tidak memiliki data atau kondisi penyerta.
"Grafik itu hanya khusus untuk menggambarkan keadaan penyakit penyerta dari kasus Covid-19," jelas Wiku.
Wiku mengatakan, pasien Covid-19 terdiri dari orang sehat dan orang yang memiliki penyakit sebelumnya.
Jika seseorang terinfeksi, maka dampak yang muncul akan berbeda jika tidak ditangani dengan baik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gejala Apa yang Paling Sering Dirasakan Pasien Covid-19 di Indonesia?",
Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary