Seputar Penyelenggaraan Umroh saat New Normal: Protokol Kesehatan hingga Kemungkinan Biaya Naik

Ketika new normal, pelaksanaan ibadah umroh tentu harus mengikuti sejumlah protokol guna mencegah penularan virus corona Covid-19.

TribunTravel.com/Sinta Agustina
ILUSTRASI - Jemaah umrah asal Indonesia sedang berjalan di pelataran Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2017). 

TRIBUNPALU.COM - Kenormalan baru atau New Normal di tengah pandemi virus corona Covid-19 berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan.

Tak terkecuali sektor ibadah, seperti umroh.

Ketika new normal, pelaksanaan ibadah umroh tentu harus mengikuti sejumlah protokol guna mencegah penularan virus corona Covid-19.

Namun, new normal juga diprediksi akan berpengaruh terhadap kemungkinan naiknya biaya ibadah umroh.

TribunPalu.com telah merangkum beberapa hal seputar umroh saat new normal dari laman Kompas.com

1. Protokol kesehatan.

Pada ibadah umroh saat new normal, protokol kesehatan yang diberlakukan akan seperti pariwisata, sebab terkait dengan industri perjalanan.

Hal ini disampaikan oleh Bendahara Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (AMPHURI), Tauhid Hamdi.

"Pada era New Normalnanti, kita perlu perhatikan masalah kebersihan dan kesehatan," kata Tauhid dalam webinar ASITA, bertajuk "Penundaan Haji 2020 dan New Normal Perjalanan Umrah", Sabtu (6/6/2020).

"Tentunya umrah mendatang akan ada itu semua, jaga jarak, masker dan lainnya. Jadi akan mengalami perubahan," lanjutnya.

2. Persiapan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI).

Terkait penyelenggaraan umroh saat new normal, Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) melakukan sejumlah persiapan terkait protokol kesehatannya.

Mulai dari fasilitas transportasi hingga akomodasi.

Tauhid mencontohkan, untuk alat transportasi, seperti bus, akan dibatasi kapasitas penumpangnya.

"Tadinya bus yang kita isi mungkin 30 orang, jadi besok akan 20 orang atau setengahnya. Ini akan mengalami perubahan harga dan tentu akan mengalami kenaikan, karena jumlah bus akan bertambah banyak untuk dapat mengangkut penumpang minim kapasitas," jelasnya.

3. Masih melihat situasi terkini di Arab Saudi.

Tauhid mengakui, meski persiapan umroh saat new normal sudah dirancang, hingga kini keputusan tersebut masih bergantung pada situasi terkini di Arab Saudi.

Jemaah umrah asal Indonesia sedang berjalan di pelataran Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2017).
Jemaah umrah asal Indonesia sedang berjalan di pelataran Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2017). (TribunTravel.com/Sinta Agustina)

4. Masih belum ada keputusan dari pemerintah Arab Saudi terkait penyelenggaraan haji tahun ini atau umroh tahun depan.

Menurut Tauhid, hingga kini belum ada keputusan apa pun dari pemerintah Arab Saudi baik penyelenggaraan haji tahun ini maupun umrah tahun depan.

Ia pun tetap kokoh pada keputusan pemerintah yang meyakini tahun ini tidak ada ibadah haji atau dibatalkan.

"Karena kita lihat di Jeddah itu di-lockdown lagi sementara jemaah Indonesia itu turun pasti di sana dulu pas mau Umrah dan Haji. Jadi saya rasa ibadah haji tahun ini tidak akan ada, walaupun pemerintah Arab Saudi belum menentukan," tambahnya.

5. Pandangan Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh).

Sekretaris Jenderal Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh) Anton Subekti mengatakan belum dapat membayangkan new normal untuk ibadah umroh.

Meski demikian, ia sudah melihat protokol kesehatan yang diterapkan di Masjid Nabawi ketika dibuka kembali.

Masjid mengatur jarak antar jemaah, yaitu satu meter.

Namun pemandangan berbeda dan penumpukkan justru terjadi di luar masjid ketika jemaah mengantri untuk masuk.

"Kita lihat ketika jemaah mau masuk ke gate nya, itu antri beratus meter tanpa jarak. Makanya saya belum terbayang hanya untuk mengatur orang masuk masjid saja begitu sulitnya jaga jarak," terangnya.

Oleh karena itu, pembahasan aturan new normal untuk ibadah umroh atau haji masih sangat panjang.

Bagikan Kiat Hadapi New Normal, Anggota DPR Fraksi PDIP: Hati-hati, Jangan Panik, Disiplin Tinggi

Bungkam Soal Curhatan Aurel dan Azriel, Psikolog Ini: Tak Semua Perceraian Berjalan Mulus

Calon Jemaah Haji 2020 Ingin Tarik Kembali Setoran Pelunasan? Ini Dokumen yang Harus Disiapkan

Nicholas Sean Unggah Foto Memancing saat Banjir, Ahok Beri Tanggapan dan Ungkap Kondisi Keluarga

6. Biaya umroh saat new normal kemungkinan akan naik.

Saat new normal diterapkan nanti, biaya umroh diperkirakan akan mengalami kenaikan.

Sebab, itu dipengaruhi oleh sejumlah kebijakan yang akan diterapkan.

Hal ini pun menjadi sorotan Bendahara Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (AMPHURI), Tauhid Hamdi.

Tauhid mengingatkan, para penyelenggara umroh tidak disarankan menjual harga tiket murah pada era new normal.

Hal tersebut disebabkan adanya beragam perubahan yang akan terjadi di masa itu.

Sehingga, anggaran perusahaan mulai dari biaya transportasi hingga akomodasi menjadi bertambah.

"Terlebih jika pemerintah Arab Saudi menerapkan protokol kesehatan Covid-19 untuk pelaksanaan ibadah haji, tentu akan berubah misalnya dari akomodasi itu kamar dari isi empat jadi hanya bisa diisi dua orang," kata Tauhid dalam webinar ASITA bertajuk "Penundaan Haji 2020 dan New Normal Perjalanan Umrah", Sabtu (6/6/2020).

"Kemudian bus yang isi 50 hanya menjadi 25 orang, pesawat juga demikian," lanjutnya.

Kendati demikian, Tauhid mengingatkan agar para penyelenggara tidak lantas menjual harga tiket terlalu tinggi yang mana membebani jemaah.

Ia juga memikirkan keuangan jemaah di masa seperti ini tentu mengalami kesulitan yang sama.

"Tidak mungkin kita serta merta menaikkan cost kepada jemaah di mana jemaah sendiri pada saat ini mengalami kesulitan untuk keperluan pribadinya. Apalagi ditambah dengan kepergian umroh atau ibadah haji," lanjutnya.

Untuk itu, ia menekankan agar penyelenggara dapat belajar dari pemilihan paket serta harga di pariwisata domestik di era new normal.

Ia melihat harga-harga tiket pariwisata domestik tentu akan dijual berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Sehingga kepada teman-teman jangan jual tiket terlalu murah, agar nanti ketika keberangkatan tidak mengalami kesulitan, dan tentu berdampak kepada jemaah," pungkasnya.

Sependapat dengan Tauhid, Sekretaris Jenderal Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh) Anton Subekti mengatakan, akan terjadi kenaikan harga pada penyelenggaraan umroh dan haji di masa New Normal.

"Ini tidak sedikit saya kira, mungkin bisa berlipat. Kita tahu bahwa salah satu komponen umrah terbesar adalah tiket airlines," kata Anton.

"Sekarang kalau pesawat menyatakan penerapan Covid-19 dengan mengisi setengah penumpang dari kapasitasnya. Bisa dibayangkan apakah jemaah sanggup membayar biaya ini," lanjutnya.

Sementara itu, diakui Anton, daya beli masyarakat akhir-akhir ini mengalami penurunan sehingga bisnis perjalanan membutuhkan keseimbangan baru antara daya beli dan penyedia jasa perjalanan.

Kemudian, kondisi ini juga ditambah dengan pemerintah Arab Saudi yang baru saja mengumumkan kenaikan pajak dari 5 menjadi 15 persen untuk semua jenis transaksi.

"Jadi semua kontrak hotel kita, transportasi, catering dan lainnya akan dikenakan 15 persen. Semakin menambah beban, begitu kira-kira," ungkapnya.

Oleh karena itu, ia meyakini bahwa new normal untuk umroh dan haji memerlukan waktu panjang, terlebih dengan penyesuaian harga tiket.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "New Normal, Biaya Umrah Disarankan Tidak Dijual Terlalu Murah" dan "New Normal Umrah, Seperti Apa Itu?"

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved