Tak Cuma Kembangkan Vaksin Covid-19 secara Mandiri, Indonesia juga Bekerjasama dengan Negara Lain
Terkait vaksin Covid-19, Indonesia tidak hanya secara mandiri mengembangkannya di Tanah Air, tetapi juga menjalin kerja sama dengan sejumlah negara.
TRIBUNPALU.COM - Kasus infeksi virus corona Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.
Oleh karenanya, Indonesia berusaha untuk dapat mengembangkan vaksin untuk menekan laju penyebaran virus corona baru Covid-19.
Terkait vaksin Covid-19, Indonesia tidak hanya secara mandiri mengembangkannya di Tanah Air, tetapi juga menjalin kerja sama dengan sejumlah negara.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam UGMtalks 2020 #9: Sinergi UGM & KAGAMA, Mempersiapkan Kenormalan Baru di Negara Sahabat, yang ditayangkan langsung di Channel UGM di Youtube, Minggu (14/6/20200).
• Penyiram Air Keras Dituntut 1 Tahun Penjara, Novel Baswedan: Yang Penting Bobroknya Itu Kita Lihat
• Jordi Onsu Bantah Curi Resep I Am Geprek Bensu, Kuasa Hukum: Tuduhan Itu Harus Didasarkan Bukti
• Pramono Edhie Wibowo Wafat, Aliya Rajasa Kenang Momen Terakhir: Sayang Kita Tidak Sempat Foto Lagi
• Hotman Paris Tanya soal Buaya Darat Tanggung Jawab ke Anak Istri, Apa Jawaban Ustaz Abdul Somad?
Sebagaimana diketahui saat ini banyak negara sedang mengembangkan vaksin Covid-19.
Indonesia pun sedang melakukan pengembangan mandiri untuk menemukan vaksin Covid-19.
Namun Indonesia juga banyak menjalin kerja sama internasional dalam rangka pengembangan dan produksi vaksin.
"Banyak sekali yang mengembangkan vaksin. Ada yang sudah uji klinis tahap 2 tahap 3 dan Indonesia sendiri sedang mengembangkan vaksin secara mandiri. Maksimal atau mudah-mudahan ada progres yang sangat signifikan di paruh kedua tahun ini," ujar Retno Marsudi.
"Tetapi, intinya kita sekarang sedang membangun kemandirian untuk membuat vaksin. Namun, kita juga sekaligus melakukan kerjasama dengan negara lain," jelasnya.
Menurut Retno Marsudi, vaksin ini akan menjadi faktor penentu kemenangan melawan Covid-19 di dunia.
Karena itu, kata dia, perlunya mekanisme yang adil penyaluran vaksin (apabila vaksin sudah ditemukan), terutama perhatian bagi negara-negara berkembang dan miskin untuk dapat memperoleh kesetaraan akses terhadap vaksin.
"Indonesia menjadi salah satu yang berada di paling depan untuk terus menyuarakan, jika vaksin itu sudah ditemukan," jelasnya.
"Maka accessibility dan affordability intinya harus diperoleh oleh semua negara. Inilah keberpihakan kita kepada negara berkembang dan negara dengan income yang rendah. Karena sekali lagi vaksin akan menjadi game changer," tegasnya.
Menurut dia, pandemi Covid-19 belum-lah tuntas, jika hanya ada satu atau dua negara saja yang terbebas dari virus ini.
"Kalau satu, dua negara sudah terbebas tapi masih banyak negara yang kasusnya masih banyak-karena kita ini hidup di dalam Dusun yang sangat besar, yang satu planet yang satu. Jika itu terjadi maka masalah pandemi ini belum akan dapat diselesaikan secara tuntas," ucapnya.
• Tahun yang Berat bagi SBY: Tahun Lalu Saya Ditinggal Istri, setelah Itu Ibunda, Sekarang Adik Ipar
• Pramono Edhie Wibowo Sempat Ucapkan Maaf pada Dirinya, AHY: Baru Kami Sadar, Beliau Sedang Pamitan
Sebelumnya, Menlu menyebut Indonesia menjalin kerja sama dengan negara lain terkait pencarian vaksin Covid-19. Di antaranya dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) yang berbasis di Norwegia.