Cegah Covid-19, Perbatasan Australia Kemungkinan Tetap Ditutup hingga Tahun 2021
Di tengah masih merebaknya wabah virus corona Covid-19, Australia kemungkinan tidak akan membuka kembali perbatasannya hingga tahun depan.
TRIBUNPALU.COM - Di tengah masih merebaknya wabah virus corona Covid-19, Australia kemungkinan tidak akan membuka kembali perbatasannya hingga tahun depan.
Diwartakan JapanToday.com, perbatasan Australia akan tetap ditutup bagi para wisatawan mancanegara.
Namun, peraturan penutupan perbatasan akan sedikit dilonggarkan bagi para pelajar/mahasiswa dan pengunjung jangka panjang lainnya.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan Australia, Simon Birmingham pada Rabu (16/6/2020) kemarin.
Secara garis besar, Australia telah berhasil menekan laju penyebaran dan penularan virus corona SARS-CoV-2.
Sebab, negara ini telah memberlakukan larangan bepergian internasional dan aturan pembatasan fisik atau sosial yang ketat.
• Tantowi Yahya Ungkap 5 Faktor Selandia Baru Berhasil Tangani Pandemi Virus Corona Covid-19
• Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung dengan Korea Selatan, Sekjen PBB Nyatakan Keprihatinan
• Gubernur Sulawesi Tenggara Izinkan 500 TKA asal China Bekerja di Konawe
• Bebas 2 Tahun Lebih Cepat, Nazaruddin Bisa Tinggalkan Lapas Agustus Ini Lewat Status JC dari KPK
• Muncul Klaster Corona Baru di Beijing, Ada Covid-19 di Talenan Ikan Seorang Pedagang di Pasar Xinfa
Simon Birmingham mengatakan, aturan karantina bagi warga Australia yang kembali juga berlaku terhadap pelajar internasional maupun pengunjung yang lain yang berencana untuk tinggal di negara tersebut dalam jangka waktu yang lama.
"Kami akan memberlakukan karantina selama 14 hari yang telah cukup berhasil, terhadap para warga Australia yang kembali ke negara ini dengan aman," kata Simon Birmingham dalam pidatonya kepada National Press Club.
Kembalinya pelajar internasional akan menjadi pendorong bagi universitas di Australia yang menghadapi kerugian finansial besar akibat adanya penutupan perbatasan.
Sebab, pendidikan internasional menjadi penghasil devisa terbesar keempat di Australia.
Yakni, mencapai 38 miliar dolar Australia atau 26,14 miliar dolar AS dalam satu tahun.
Hingga saat ini, tercatat lebih dari 7.300 kasus infeksi virus corona Covid-19 di Australia.
Sementara, ada 102 orang di Benua Kanguru yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Australia mencatat penambahan kasus infeksi harian tertinggi dalam kurun waktu lebih dari satu bulan pada Rabu (16/6/2020) kemarin.
Sebagian besar kasus tersebut tercatat di Victoria, negara bagian dengan populasi terbanyak kedua di Australia.
Victoria melaporkan adanya 21 kasus baru dalam waktu 24 jam terakhir.
15 di antaranya merupakan traveler yang sedang menjalani karantina.
Sementara, beberapa negara bagian lain masih belum melaporkan data kasus infeksi Covid-19 di wilayah mereka.
(TribunPalu.com/Rizki A.)