5 Fakta Sosok PNS Pertama di Indonesia; Tak Diketahui Banyak Orang, Mengabdi sejak 1940
Lima fakta soal sosok PNS pertama di Indonesia; orang terhormat yang tak disadari statusnya hingga janji pengabdian sejak 1940 untuk nusa dan bangsa.
TRIBUNPALU.COM - Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi profesi dambaan publik.
Bagaimana tidak?
PNS dipandang sebagai pekerjaan yang memiliki kesejahteraan hidup tinggi.
Maka dari itu, tak sembarang orang bisa lolos seleksi PNS dengan mudah.
Sebab, serangkaian seleksi dilakukan ketat dan serentak dalam semua lembaga pemerintahan di Indonesia.
Hal itu juga dibarengi dengan persaingan ketat dari calon pelamar lain karena terbukti pada tahun 2019 saja, pendaftar CPNS mencapai 5 juta orang.

Dikutip dari Kompas.com, pekerjaan abdi pemerintah sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Mereka adalah kalangan bumiputra yang dipekerjakan oleh Belanda untuk membantu segala aktivitas pemerintahan kolonial.
Pekerjaan itu baik administrasi, ataupun pekerjaan kelas bawah.
Uniknya muncul pertanyaan siapakah yang menjadi PNS pertama di Indonesia?
Apakah Soekarno yang menjadi Presiden Pertama RI atau pejabat penting lainnya?
Rupanya, tak banyak yang tau siapakah sosok dibalik pemilik Nomor Induk Pegawai (NIP) di Indonesia.
Sosok itu adalah orang penting sekaligus disegani yang menanggung tugas besar di era penjajahan.
Siapakah sosok itu?
• Jokowi Ulang Tahun, Fadli Zon:Semoga Diberi Kemudahan Melahirkan Kebijakan yang Menguntungkan Rakyat
Dikutip dari Kompas.com, berikut lima fakta terungkapnya sosok PNS pertama di Indonesia:
1. Sosok penting dari Daerah Istimewa Yogyakarta
Orang pertama yang menjadi PNS adalah Sri Sultan HB IX yang merupakan Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Hal itu dibenarkan oleh Penghageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta KRT Jatiningrat.
"Iya benar, PNS pertama. Ini fotokopi kartu PNS beliau (Sri Sultan HB IX)," ujar KRT Jatiningrat saat ditemui Kompas.com, Senin (16/12/2019).

2. Status PNS Sri Sultan HB IX tidak disadari banyak orang
KRT Jatiningrat mengatakan, awalnya ia juga tidak mengetahui bahwa Sri Sultan HB IX merupakan PNS pertama Indonesia.
Ia baru mengetahui setelah melihat salinan kartu PNS Sri Sultan HB IX.
Dirinya mengetahui salinan kartu pegawai tersebut setelah Sri Sultan HB IX wafat.
Saat itu, KRT Jatiningrat mengurusi data-data dana tunjangan pensiunan janda.
"Waktu itu beliau wafat, saya masih menjadi Kepala Biro Umum. Sehingga, masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun janda itu kan mengumpulkan data-data, masuklah NIP (salinan kartu pegawai) ini (milik Sri Sultan HB IX)," ujar KRT Jatiningrat.
• Sosok Yulia Fera, Nama yang Tertulis di Bungkusan Kafan Berisi Bangkai Ayam di Kab Kudus
3. Pemiliki nomor cantik di kartu pegawai
Kartu PNS milik Sri Sultan HB IX diterbitkan oleh Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN).
Kartu tersebut ditandatangani oleh Kepala BAKN saat itu, AE Manihuruk, di Jakarta pada 1 November 1974.
Di dalam kartu PNS tersebut tertulis Sri Sultan HB IX menjadi pegawai pada tahun 1940.
Sri Sultan HB IX mendapat NIP : 010000001.
"Waktu itu kita juga kaget, ternyata Ngarso Dalem itu NIP-nya 010000001. Berarti ini kan yang pertama," terang KRT Jatiningrat.
4. Mengabdi sejak 1940
Meski kartu pegawainya diterbitkan pada 1 November 1974, Sri Sultan HB IX rupanya telah mengabdi untuk Tanah Air sejak Indonesia belum merdeka.
Tepatnya pada tahun 1940, seperti yang tertulis dalam keterangan kartu tersebut.
Pada tanggal 18 Maret 1940, Sri Sultan HB IX mulai bertakhta di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

• Gunung Merapi Erupsi Minggu Pagi, Durasi 328 Detik, Tinggi Kolom Abu 6.000 Meter
5. Pikul tugas berat sebagai pengabdi nusa dan bangsa
Dijelaskan oleh KRT Jatiningrat, saat itu Sri Sultan HB IX mendedikasikan dirinya untuk nusa dan bangsa yang diungkapkan saat berpidato.
"Sejak semula beliau itu memang pengabdiannya, bekerjanya, untuk memenuhi kebutuhan nusa dan bangsa," ujar dia.
Dalam pidato tersebut, Sri Sultan HB IX memikul tugas berat sebagai pemersatu adat barat dan timur di masa penjajahan.
Sri Sultan HB IX pun mengaku akan terus mengabdi sesuai batas pengetahuan dan kemampuannya untuk nusa dan bangsa.
KRT Jatiningrat lantas membacakan pidato Sri Sultan HB IX saat jumenengan (bertakhta):
"Sepenuhnya Saya menyadari bahwa tugas yang ada di pundak saya adalah sulit dan berat.
Terlebih-lebih karena ini menyangkut mempertemukan jiwa barat dan timur agar dapat bekerja sama dalam suasana harmonis, tanpa yang timur harus kehilangan kepribadiannya.
Walaupun saya telah mengenyam pendidikan barat yang sebenarnya, tetapi pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa.
Maka selama tidak menghambat kemajuan adat akan tetap menduduki tempat yang utama dalam keraton yang kaya akan tradisi ini.
Izinkanlah saya mengakhiri pidato saya ini dengan berjanji.
Semoga saya dapat bekerja untuk memenuhi kepentingan nusa dan bangsa, sebatas pengetahuan dan kemampuan kepada saya,"
• Jadi Tempat Konservasi Penyu, Pulau Malamber Diduga Dibeli Bupati Penajam Paser Utara Rp2 Miliar
Menariknya, KRT Jatiningrat menegaskan bahwa Sri Sultan HB IX bukan mengabdi kepada negara lantaran saat itu Indonesia belum memiliki pusat pemerintahan.
"Bukan negara, tetapi untuk kepentingan nusa dan bangsa. Sebab negara waktu itu Hindia Belanda, karena saat itu (Indonesia) belum merdeka," tegasnya.
KRT Jatiningrat menyebutkan, pemerintah tidak menyebutkan alasan pasti mengapa Sri Sultan HB IX didapuk sebagai PNS pertama Indonesia pada tahun 1940.
"Tetapi, pemerintah tidak mengatakan kayak gitu, artinya pemerintah tidak pernah menyebut kayak begitu. Bahwa ini yang menyebabkan, itu tidak," ujar dia.
(TribunPalu.com/Isti Prasetya, Kompas.com/Wijaya Kusuma, Aswab Nanda Pratama)