Kapan dan Bagaimana Persiapan Jawa Tengah dalam Hadapi New Normal? Ini Kata Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun membuka suara soal kapan wilayah provinsinya akan memasuki tatanan kehidupan baru selama pandemi Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Di tengah pandemi virus corona Covid-19, provinsi-provinsi di Indonesia bersiap memasuki tatanan kenormalan baru atau new normal.
Termasuk Provinsi Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun buka suara soal kapan wilayah provinsinya akan memasuki tatanan kehidupan baru selama merebaknya wabah virus corona Covid-19.
Menurutnya, hal itu bisa dilakukan asal kurva positif menurun.
"Kalau ahli matematika sih omongnya September, tetapi kalau kita disiplin, Juli saja bisa," kata Ganjar dalam siaran bersama Elshinta, Selasa (23/6/2020).
Ganjar mengatakan semuanya masih sangat dinamis, sehingga apa pun bisa terjadi.
"Kalau ada gelombang kedua, itu yang berbahaya. Dan biasanya sama, gelombang bisa sampai tiga, meskipun gelombang kedua dan ketiga lebih kecil," lanjutnya.
Pemprov Jateng, dikatakan Ganjar, kini lebih fokus melakukan persiapan dan simulasi di sektor pariwisata, perkantoran, pasar, dan transportasi.
"Kita di transportasi dan pariwisata kita juara satu (Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19). Kita juga ada juara tiga di PTSP dalam hal perizinan investasi," pungkasnya.
• Kisah Pemulung Temukan Harta Karun di TPST Bantargebang: Ada yang Temukan Emas dan Uang Dolar
• Jadwal dan Link Live Streaming Belajar dari Rumah TVRI Rabu, 24 Juni 2020 Hari Ini
• Sempat Ditolak Kedatangannya, Gelombang Pertama TKA Asal China sudah Tiba di Kendari
Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah menilai masyarakat harus menjadikan penerapan protokol kesehatan sebagai sebuah kebiasaan di era kenormalan baru atau new normal.
"Kebiasaan-kebiasaan inilah yang harus kita internalisasikan ke seluruh masyarakat," ucap Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam diskusi webinar Sejajar, Selasa (23/6/2020).
Menurut Yurianto, saat ini terdapat persepsi bahwa protokol kesehatan merupakan alat pemerintah untuk melindungi penularan Covid-19.
Dirinya berharap masyarakat mengubah pandangan tersebut dengan menjadikan protokol kesehatan sebagai kebiasaan untuk menghindari penyebaran virus corona.
"Sehingga ada transisi antara persepsi protokol kesehatan, menjaga cara cuci tangan, menggunakan masker, tidak lagi dianggap sebagai tools alat otoritas pemerintah untuk mengendalikan penyakit, tetapi berubah internalisasi menjadi kebiasaan semua orang yang tidak sakit," tutur Yurianto.
Yurianto juga mengajak masyarakat untuk membiasakan tidak berdesak-desakan selama menjalani kegiatan di masa pandemi ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ganjar Buka Suara soal Persiapan Jateng Hadapi New Normal
Penulis: Reza Deni