Ikatan Guru Indonesia Tolak Wacana Pembelajaran Daring Permanen Pascapandemi Covid-19

Ikatan Guru Indonesia (IGI) menolak wacana dipermanenkannya pembelajaran daring atau virtual setelah masa pandemi Covid-19

Editor: Imam Saputro
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI aturan baru di sekolah, di tengah wabah virus corona ---- Siswa sekolah dasar negeri 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020). Proses belajar mengajar kembali berlangsung setelah sebelumnya sempat akan diliburkan selama 14 hari terkait lokasi observasi WNI dari Wuhan, China yang berada di Natuna. 

"Mas Menteri harus menafsirkan terkait arti pembelajaran daring yang akan dipermanenkan," ujar Ramli.

"Kalau permanen tanpa tatap muka lagi ya bisa kualahan kita," imbuh Ramli.

Ramli menyebut pendidikan tidak sepenuhnya berada pada penyampaian materi.

"Pendidikan tidak 100 persen ada di sana, aspek pedagogi atau proses pembelajaran, kemampuan keilmuan mungkin terpenuhi," ujarnya.

Akan tetapi dari sisi pendidikan dan pembangunan karakter, pembelajaran daring dinilai sangat kurang.

"Bahkan bisa disebut tidak ada," kata Ramli.

Menurut Ramli, kelas daring atau virtual school bisa dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas.

Ungkapan Nadiem Makarim

Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, metode pembelajaran jarak jauh nantinya bisa diterapkan permanen usai pandemi Covid-19.

Dilansir Kompas.com, analisis Kemendikbud mengungkapkan pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar akan menjadi hal yang mendasar.

"Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Kamis (2/7/2020).

Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim. (dok. Kemendikbud)

Nadiem dalam raker tersebut mengatakan, pemanfaatan teknologi ini akan memberikan kesempatan bagi sekolah melakukan berbagai macam modeling kegiatan belajar.

"Kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dan teknologi dengan software dengan aplikasi dan memberikan kesempatan bagi guru-guru dan kepala sekolah dan murid-murid untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system itu potensinya sangat besar," tuturnya.

Pendiri aplikasi ojek online Gojek tersebut mengungkapkan hal ini terbukti dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19.

Nadiem menilai, para guru dan orangtua akhirnya mencoba beradaptasi dan bereksperimen memanfaatkan teknologi untuk kegiatan belajar.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved