Survei di Italia Tunjukkan Angka Kasus Covid-19 Enam Kali Lipat dari Data Resmi yang Tercatat

Survei Istat menunjukkan hampir 1,5 juta orang di Italia atau 2,5 persen dari populasi penduduk telah membentuk antibodi virus corona.

webmd.com
ILUSTRASI tes antibodi virus corona Covid-19. 

TRIBUNPALU.COM - Penyebaran wabah virus corona Covid-19 masih terus meluas di enam benua di seluruh dunia.

Di Eropa, satu di antara negara yang terdampak parah Covid-19 adalah Italia.

Berdasarkan data dari John Hopkins University (JHU), kasus Covid-19 terkonfirmasi di Italia mencapai 248.229 per Selasa (4/8/2020) pukul 12:34 WIB.

Sementara, angka kasus kematian akibat Covid-19 di negara tersebut tercatat sebanyak 35.166 dengan angka kesembuhan mencapai 200.589.

Namun, muncul pertanyaan apakah angka yang tercatat dan terlaporkan ini sesuai dengan kondisi riil.

Sebuah survei dari badan statistik Italia (Istituto Nazionale di Statistica), Istat, pada Senin (3/8/2020) kemarin menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan.

Fakta Lain di Balik Kematian Sushant Singh Rajput, Sang Ayah Sebut Sempat Melapor Soal Bahaya

Resesi atau Tidak Resesi akibat Pandemi Covid-19, Indonesia Harus Mencontoh China

Penyelenggaraan Haji 2020 Dinilai Sukses, Arab Saudi Bersiap Gelar Umroh

Diwartakan  Channel News Asia, survei itu menunjukkan hampir 1,5 juta orang di Italia atau 2,5 persen dari populasi penduduk telah membentuk antibodi virus corona.

Angka ini berarti hampir enam kali lipat dari angka kasus infeksi Covid-19 yang tercatat.

Survei tersebut digelar oleh Istat dan Kementerian Kesehatan Italia.

Hasil survei didapat dari tes antibodi yang dilakukan terhadap 64.660 orang.

Survei ini juga menemukan adanya perbedaan lokal yang mencolok dengan wilayah utara Lombardy, lokasi di mana wabah ini merebak pertama kali di Italia pada bulan Februari 2020.

Yakni, ada 7,5 persen dari populasi telah dites positif untuk antibodi virus corona dibandingkan dengan hanya 0,3 persen di wilayah selatan Sisilia.

Selain itu hasil survei menunjukkan, hampir 30 persen orang dengan antibodi tidak menunjukkan gejala.

Hal ini mengindikasikan risiko penyakit yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak menyadari bahwa mereka adalah carrier atau pembawa penyakit.

Dipanggil Profesor dalam Wawancara dengan Anji, Hadi Pranoto: Saya Bukan Dokter, Bukan Anggota IDI

Aturan Peserta Tes SKB CPNS 2019: Kebijakan Umum, Kewajiban, Larangan, hingga Sanksinya

Presiden Brazil, Jair Bolsonaro.
Presiden Brazil, Jair Bolsonaro. (Instagram/jairmessiasbolsonaro)

Informasi Virus Corona di Negara Lain - Presiden Brazil Jair Bolsonaro: ''Apa yang Kalian Takutkan?' Hadapi Saja''

Sementara itu, Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, baru saja sembuh dari penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona jenis baru bernama ilmiah SARS-CoV-2.

Pada Jumat (31/7/2020) waktu setempat, Jair Bolsonaro mengatakan, hampir semua orang kemungkinan akan terinfeksi virus corona.

Bahkan, ia menyebut warga Brazil harus 'menghadapinya' dan mengatakan tak ada yang perlu ditakutkan, dikutip dari Channel News Asia.

Dari pernyataannya, pemimpin sayap kanan tersebut tampak meremehkan pandemi virus corona Covid-19.

Padahal menurut data dari Worldometers.info, per Jumat malam, ada 2.613.789 kasus terkonfirmasi di Brazil.

Sementara, angka kematian akibat Covid-19 menyentuh 91.377 kasus.

Serta ada 1.824.095 yang pasien telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Angka kasus terkonfirmasi dan kasus kematian akibat Covid-19 di Brazil juga tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Jair Bolsonaro baru saja keluar dari masa karantina selama tiga minggu karena terinfeksi Covid-19.

Ia pun menunjuk kasus dirinya sendiri sebagai contoh saat mengeluarkan tanggapannya mengenai penyakit yang wabahnya telah ditetapkan sebagai pandemi global tersebut.

"Saya masuk kelompok risiko tinggi (tertular Covid-19, red)," kata presiden berusia 65 tahun tersebut.

Pernyataan ini disampaikan di hadapan para jurnalis saat Jair Bolsonaro mengunjungi negara bagian di selatan Brazil, Rio Grande do Sul.

Gaji ke-13 Dijadwalkan Cair Sebelum Pertengahan Agustus 2020, Ini Update Besarannya

Jair Bolsonaro melanjutkan, "Saya sudah tahu suatu hari saya akan tertular, seiring saya berpikir, sayangnya, semua orang di sini pada akhirnya juga akan tertular. Apa yang kalian takutkan? Hadapi saja."

"Saya ikut berduka atas banyaknya kasus kematian. Namun, ada orang yang meninggal dunia setiap harinya, karena berbagai penyebab. Itulah hidup," kata suami Michelle Bolsonaro tersebut.

Presiden Jair Bolsonaro telah mendapat berbagai kritikan karena caranya menangani pandemi Covid-19 di Brazil.

Sebelumnya, pria kelahiran Sao Paulo, 21 Maret 1955 tersebut menganggap virus corona Covid-19 mirip seperti flu.

Lalu, dia juga menolak kebijakan 'tetap tinggal di rumah' untuk menekan angka penularan virus corona.

Jair Bolsonaro juga kerapkali melanggar aturan pembatasan sosial atau social distancing.

Saat mengunjungi jalanan di Brasilia, Jair Bolsonaro justru mengajak jabat tangan dan berpelukan dengan para pendukung yang ia temui.

Presiden Jair Bolsonaro dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19 pada 7 Juli 2020 lalu.

Saat itu, ia hanya mengalami gejala ringan berupa demam.

Kemudian, Jair Bolsonaro menjalani isolasi mandiri di istana kepresidenan selama tiga minggu.

Pada penampilan perdananya di hadapan publik setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, Kamis (30/7/2020) lalu, Jair Bolsonaro menemui para pendukungnya di negara bagian Piaui.

Dalam kesempatan itu, Jair Bolsonaro justru melepas masker dari wajahnya.

Pada hari yang sama, kantor kepresidenan Brazil mengumumkan, istri Jair Bolsonaro, Michelle Bolsonaro, dinyatakan positif Covid-19.

Presiden Jair Bolsonaro setelahnya mengungkapkan, dirinya kembali merasa tidak enak badan.

Ia pun meminum antibiotik untuk infeksi yang ia sebut dengan istilah 'paru-paru bulukan' (mouldy lungs) akibat kurangnya aktivitas selama masa karantina.

Menurut Jair Bolsonaro, kebijakan 'tetap tinggal di rumah' akan merusak perekonomian negara.

Dia juga terus-menerus mempromosikan obat anti-malaria hidroksiklorokuin untuk mengobati Covid-19.

Bahkan saat terinfeksi Covid-19, Jair Bolsonaro tetap meminum obat tersebut padahal sudah ada banyak studi yang menunjukkan hidroksiklorokuin justru meningkatkan risiko gangguan ritme detak jantung pasien virus corona.

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved