Fenomena Alam

Nanti Malam, Puncak Hujan Meteor Perseids Bisa Disaksikan dengan Mata Telanjang di Langit Indonesia

Tengah malam atau dini hari nanti terjadi puncak hujan meteor Perseids, LAPAN mengatakan fenomena tersebut bisa disaksikan langsung tanpa teleskop.

Kompas.com
Tengah malam atau dini hari nanti terjadi puncak hujan meteor Perseids, LAPAN mengatakan fenomena tersebut bisa disaksikan langsung tanpa teleskop. 

TRIBUNPALU.COM - Bulan Agustus menjadi bulan yang penting bagi dunia astronomi.

Sebab, banyak fenomena langit yang akan terjadi dan bisa disaksikan oleh masyarakat di seluruh Indonesia.

Satu di antaranya adalah fenomena hujan meteor Perseid di langit Indonesia.

Fenomena ini juga berlangsung selama dua hari, sehingga Anda yang merasa jenuh di rumah bisa menyaksikan hujan meteor ini sebagai alternatif hiburan.

Deretan Fenomena Langit pada Bulan Agustus 2020: Okultasi Mars hingga Hujan Meteor Perseids

Sebelumnya, fenomena sekelebat cahaya dan suara dentuman sempat menghebohkan masyarakat Pulau Belitung pada Senin (10/8/2020) malam.

Cahaya tersebut sangat terang, berwarna kuning kemerahan, dan menghilang di langit dengan buntut berapi.

Sinar dan suara itu terdengar dan terlihat di Manggar, Kelapa Kampit, Belitung Timur, Kecamatan Membalong, Kecamatan Sijuk, dan sebagian daerah Tanjungpandan Kabupaten Belitung.

Dikutip dari Posbelitung.co, Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Republik Indonesia, Emannuel Sungging Mumpuni mengatakan, fenomena ini diprediksi dikarenakan meteor shower alias hujan meteor.

"Saat ini sedang puncak-puncaknya masa meteor shower Perseid. Tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat. Justru bisa dinikmati oleh masyarakat karena fenomena alam ini tidak terjadi setiap hari," kata Emannuel Sungging, Selasa (11/8/2020).

ILUSTRASI Hujan Meteor.
ILUSTRASI Hujan Meteor. (space.com)

LAPAN RI Jelaskan Fenomena Cahaya dan Dentuman di Pulau Belitung: Fase Puncak Hujan Meteor Perseid

Dihubungi Kompas.com, Emannuel Sungging juga menjelaskan hujan meteor sebenarnya bisa terjadi sepanjang tahun.

Hujan meteor bisa terjadi karena bumi senantiasa melewati wilayah yang tidak sepenuhnya hampa dalam revolusi mengitari matahari.

Penampakan itu terjadi saat melewati daerah yang terkontaminasi oleh debu komet, asteroid, atau debu-debu kosmis lainnya.

Lantas kapan puncak hujan meteor Perseids berlangsung?

Emanuel Sungging pun menambahkan, hujan meteor Perseids dinamai berdasarkan titik radian atau titik asal munculnya hujan meteor yang terletak di konstelasi Perseus.

Hujan meteor Perseids kali ini dianggap pula sebagai fenomena hujan meteor besar di periode tahun ini.

"Nanti yang lebih besar itu hujan meteor Perseid di bulan Agustus," kata Emanuel Sungging kepada Kompas.com, Senin (27/7/2020).

Sebab, hujan meteor Perseids ini pada puncaknya di tanggal 12-13 Agustus 2020 memiliki intensitas 50-75 meteor per jam dengan kelajuan mencapai 212.400 km/jam.

Namun sebenarnya, hujan meteor Perseids ini telah aktif sejak tanggal 17 Juli dan berlangsung hingga 24 Agustus 2020.

Hujan meteor Lyrid 2013
Ilustrasi (Kompas.com)

Daftar 6 Fenomena Astronomi di Bulan Agustus 2020: Ada Puncak Hujan Meteor Perseid

Di mana dan kapan bisa menyaksikan fenomena ini?

Dijelaskan oleh astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, fenomena hujan meteor Perseids ini dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia jika cuaca dan kegelapan langit mendukung.

Anda dapat menyaksikannya mulai tengah malam hingga fajar bahari atau nautika berakhir yaitu 24 menit sebelum Matahari terbit, atau ketika radian berkulminasi di arah utara dengan ketinggian 25,3 derajat.

Untuk menyaksikannya Anda tidak memerlukan teleskop, cukup dengan mata telanjang secara langsung dengan catatat langitnya bersih dari polusi cahaya.

"Namun cahaya Bulan kwartir ketiga mungkin akan mengurangi jumlah meteor yang bisa disaksikan," ujar Marufin kepada Kompas.com, Sabtu (1/8/2020)

Sementara dikutip dari akun ofisial Bosscha Observatory, fenomena hujan meteor Perseids ini akan disuguhkan secara virtual melalui kanal resminya.

Ini adalah kali pertama bagi Bosscha Observatory untuk menyuguhkan keindahan langit melalui gawai.

Caranya Anda cukup mendaftar pada tautan Zoom yang disediakan oleh Bosscha Observatory.

Dalam satu kali pertemuan, dibatasi kuota hanya untuk 200 peserta.

Tetapi jika tidak sempat mendaftar, Anda bisa menyaksikan siaran langsung pada kanal YouTube resmi Bosscha Observatory pada Sabtu pukul 19.10 WIB.

(TribunPalu.com/Isti Prasetya, Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved