Virus Corona di Indonesia
Update Covid-19 Indonesia Selasa 1 September 2020: Ada 2.775 Kasus Baru, Total 42.009 Pasien Dirawat
Update virus corona di Indonesia pada Selasa (1/9/2020) hari ini; ada 2.775 kasus baru, total 42.009 pasien masih dirawat.
TRIBUNPALU.COM - Pemerintah telah memperbarui data pasien positif virus corona pada laman resmi Kemenkes RI Selasa (1/9/2020) pukul 15.30 WIB.
Berdasarkan laporan data tersebut, tercatat adanya 2.775 kasus baru.
Total kasus yang terjadi di Indonesia sebanyak 177.571 pasien positif virus corona.
Kemudian, pada hari ini ada 2.098 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga total pasien yang sembuh tercatat 128.057 orang.
Sementara, untuk pasien meninggal dunia bertambah sebanyak 88 korban, sehingga total menjadi 7.505 kasus kematian.
Sehingga jika diakumulasikan, terdapat 42.0009 kasus aktif atau masih menjalani perawatan.
WHO Tegaskan Wabah Virus Corona Belum Berakhir: Negara Tak Boleh Berpura-pura
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan bahwa tidak ada negara yang dapat berpura-pura bahwa pandemi virus corona seolah-olah telah berakhir.
Ghebreyesus, mengungkapkan pemahamannya atas rasa frustrasi yang semakin meningkat karena orang-orang harus selalu berurusan dengan pembatasan selama delapan bulan karena pandemi virus corona.
“Kami memahami bahwa orang-orang lelah dan rindu untuk melanjutkan hidup mereka. Kami memahami bahwa negara ingin masyarakat dan ekonominya berjalan kembali,” kata Ghebreyesus di Jenewa, Swiss.
Ghebreyesus menekankan bahwa WHO mendukung upaya penuh negara untuk membuka kembali perekonomian dan kehidupan masyarakatnya sebagaimana dilansir dari The Guardian, Selasa (1/9/2020).
“Tetapi kami ingin melihat (pembukaan) dilakukan dengan aman,” sambung Ghebreyesus.
• Dirjen WHO Tedros Adhanom Apresiasi Lagu Dynamite serta Dukungan BTS di Masa Pandemi
• WHO Prediksi Covid-19 Bisa Saja Berakhir Pada Tahun 2022
Dia menambahkan jika negara-negara di seluruh dunia ingin membuka diri, mereka juga harus serius menekan penyebaran virus dan menyelamatkan nyawa rakyatnya.
Baginya, membuka diri tanpa memiliki kendali adalah resep dari datangnya bencana.
Ghebreyesus juga mempermasalahkan pendapat yang disuarakan oleh beberapa orang bahwa angka kematian yang tinggi tidak terlalu menjadi perhatian kalau mereka adalah lansia.
“Menerima seseorang yang mati karena usia adalah kebangkrutan moral tertinggi, dan kita tidak boleh membiarkan masyarakat kita berperilaku seperti ini,” sambung dia.
Ketika ditanya mengenai aksi demo yang menentang pembatasan karena Covid-19, Ghebreyesus mendesak pemerintah untuk berdialog dengan para demonstran.
Di sisi lain, WHO juga menekankan kepada pengunjuk rasa bahwa mereka perlu memahami virus itu berbahaya.
“Virus itu nyata. Ini berbahaya. Itu bergerak cepat dan membunuh," sambung Ghebreyesus.
• WHO: Covid-19 Ditularkan oleh Orang-orang Usia 20an, 30an, 40an Tahun, Kebanyakan tanpa Gejala
Berbicara tentang protes yang lebih luas, Kepala Kedaruratan WHO, Michael Ryan, menunjukkan bahwa epidemi dan keadaan darurat menciptakan emosi yang kuat.
Sehingga menjadi sulit bagi mereka untuk menerima penerapan tindakan dan peraturan.
“Hal terpenting yang harus dilakukan adalah melakukan dialog dengan kelompok itu,” kata Ryan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO: Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Negara Tak Boleh Berpura-pura",
(TribunPalu.com/Isti Prasetya)