Wabah Covid-19 di Indonesia, Peneliti Eijkman: Kita Tidak Bisa Membuat Vaksin secara Terburu-buru

Deputi Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Eijkmen Herawati Sudoyo menuturkan, dalam pembuatan suatu vaksin tidak bisa buru-buru.

bgr.com
ILUSTRASI vaksin. 

Pengembangan Vaksin Merah Putih Telah Mencapai 40 Persen

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan, sampai saat ini pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih sudah mencapai 40 persen.

"Khusus vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman bisa kami sampaikan tahapannya sekitar 40 persen dari keseluruhan tahapan," ujarnya.

Dirinya memaparkan, pengembangan vaksin Merah Putih menggunakan tiga platform, yakni platform subunit rekombinan yang berbasis sel mamalia maupun berbasis sel ragi.

Kemudian platform inactivated virus atau virus yang dilemahkan.

"Ada tiga platform yang akan dikembangkan Lembaga Eijkman," imbuhnya.

Bambang melanjutkan, kini pengembangan vaksin Merah Putih berada dalam persiapan uji coba pada hewan mamalia.

Diprediksi uji coba akan selesai pada akhir tahun 2020.

Dengan demikian, di awal tahun depan Lembaga Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksinnya ke Bio Farma untuk scale up level produksi yang kemudian berlanjut untuk uji klinis 1, 2 dan 3.

Bambang berharap uji klinis fase 3 vaksin Merah Putih selesai pada triwulan ketiga 2021, di mana tahapan ini menjadi awal produksi vaksin Merah Putih oleh Bio Farma.

"Triwulan ketiga 2021 harapanya kita bisa memproduksi awal untuk keperluan publik," harapnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Peneliti Eijkman: Pembuatan Vaksin Tak Bisa Buru-buru
Penulis: Rina Ayu Panca Rini

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved