Bambang Soesatyo Harap Vaksin Covid-19 Bisa Didistribusikan Februari 2021, Target Produksi 340 Juta

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, berharap vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Indonesia bisa didistribusikan Februari 2020.

Istimewa
Penampilan Bambang Soesatyo saat konferensi pers di Gedung BNPB pada Kamis (2/4/2020) 

Turut hadir dan menyaksikan Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri RI, Menteri BUMN, serta Wakil Menteri BUMN.

Dalam laporan yang disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenkes RI Oscar Primadi, MoU yang ditandatangani hari ini untuk memperbaharui MoU sebelumnya dengan UNICEF tahun 2004.

MoU tersebut mengatur proses pengadaan barang dan jasa melalui UNICEF, mulai dari proses pengajuan, pembayaran, sampai pengiriman.

Sehingga, diharapkan dapat memperlancar pemberian produk kesehatan esensial untuk masyarakat Indonesia.

Pengadaan dan pembelian vaksin akan dilakukan melalui Supply Division UNICEF yang berkedudukan di Copenhagen, Denmark.

Melalui divisi tersebut UNICEF dimungkinkan untuk melakukan pemesanan vaksin dengan jumlah yang besar dengan harga yang lebih rendah, sehingga akan terjadi penghematan yang signifikan.

“Kemitraan ini akan memungkinkan Indonesia membeli vaksin baru seperti pneumococcal conjugate vaksin (PCV) dengan harga 1/3 dari harga pasar saat ini."

"Jika diukur secara nasional, hal ini dapat mencegah hampir 10.000 kematian anak setiap tahun,” kata Debora Comini, Perwakilan UNICEF Indonesia, dikutip dari Covid19.go.id, Rabu.

Doni Monardo: Meski Vaksin Ditemukan, Pandemi Covid-19 Belum Tentu Berakhir

Pastikan Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac Terjamin Halal, Erick Thohir akan Ajak MUI ke China

Erick Thohir Pastikan Tenaga Medis akan Jadi Prioritas Pertama Vaksin Covid-19

Menteri BUMN Erick Thohir Sebut Vaksin Merah Putih Mulai Diproduksi 2022

Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya.
Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. (HANDOUT / RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND / AFP)

Comini menjabarkan, kesepakatan ini dilatarbelakangi oleh pandemi COVID-19.

Kasus terkonfirmasi yang terus meningkat serta menempatkan negara dengan jumlah kematian tertinggi di Asia Tenggara.

Maka, penting bagi Indonesia untuk mendapatkan kemudahan akses terhadap obat-obatan dan vaksin baru.

Ia menilai, ke depannya banyak negara yang berupaya keras memenuhi kebutuhan vaksin dan obat di wilayahnya.

Sehingga, melalui perjanjian kerja sama ini, ia menyakini Indonesia akan mendapatkan banyak keuntungan termasuk penurunan harga vaksin dan obat.

Selain itu, menjalin kerja sama pengembangan vaksin antara produsen dalam negeri Indonesia (Biofarma) dan UNICEF.

“Sementara kami sangat menantikan vaksin COVID-19, kami harus ingat untuk fokus pada hal-hal dasar."

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved