Pandemi Virus Corona, Wiku Adisasmito: Garda Paling Depan dalam Melawan Covid-19 adalah Rakyat
"Jadi gak boleh rumah sakit atau dokter menjadi garda terdepan. Itu adalah garda terbelakang. Karena yang paling depan itu adakah rakyat itu sendiri."
Melalui data, Satgas COVID-19 dapat menganalisa dan menentukan tindakan apa yang harus dilakukan.
Data-data inipun, sebut Wiku, tidak hanya berbicara mengenai akumulatif jumlah kasus positif Corona saja. Tetapi juga meliputi jumlah kasus aktif dari waktu ke waktu.
Dalam kesempatan ini, Wiku juga menyoroti daerah yang merupakan zona merah risiko COVID-19.
Apabila daerah tersebut masih berada di zona merah selama 2 minggu, ia meminta agar pemerintah daerah segera siapkan langkah-langkah antisipatif.
Sebab kalau zona tidak berubah, dalam kondisi zona merah terus dalam dua minggu saja itu harus antisipasi segera.
"Penularannya sudah tinggi di situ itu, harus direm. Jadi, kendali pemda dengan desentralisasi itu kekuatannya justru ada di daerah jadi kalau pusat saja yang lakukan tidak akan cukup karena pemda yang punya kendali lebih besar," jelasnya.
Wiku menekankan bahwa testing harus semakin banyak, namun dengan terkonfirmasi positif yang semakin sedikit.
Targetnya adalah positifity rate-nya di bawah 5 persen, bukan malah ditest banyak namun yang positif juga banyak.
Sebab kalau naik terus, rumah sakit di Indonesia tidak akan siap.
"Jadi gak boleh rumah sakit atau dokter menjadi garda terdepan. Itu adalah garda terbelakang. Karena yang paling depan itu adakah rakyat itu sendiri. Kalau rakyat iu patuh pada protokol kesehatan, kasusnya tidak naik. Maka, kasusnya juga tidak akan ke rumah sakit. Kita tak akan mampu kalau kasusnya tidak direm dengan perubahan perilaku," jelas Wiku.
Terakit dengan pro-kontra penundaan pemilihan kepala daerah (Pilkada 2020), Wiku menyoroti adanya Pilkada 2020 justru sebagai ajang pencarian pemimpin daerah yang mampu mengendalikan penyebaran virus Corona.
Dan seharusnya bila konsisten, maka itu harus menjadi para kepala daerah untuk menangani Covid-19.
"Kalau justru ini didorong untuk menunjukkan incumbent maupun siapa pun yang kontestasi bisa menunjukkan kontestasi dengan baik karena yang dicari kan leader sebenarnya, leader yang bagus di saat sekarang, siapa leader yang mampu mengendalikan Covid-19, kita bisa mengendalikan Covid," jelasnya.
Dengan memilih calon pemimpin yang dapat mengendalikan Covid-19, Wiku menilai ke depannya Indonesia bisa bergerak memperbaiki dampak ekonomi dari pandemi Corona ini.
Di sisi lain, Wiku pun tidak menyetujui apabila momentum Pilkada 2020 ini dijadikan sebagai ajang berkerumun.