Merasa Risih, Pria Lanjut Usia di Purwakarta Punguti Sampah Plastik Sambil Keliling Jualan Mentimun

Sambil berjualan mentimun keliling, Abah Abud memungut sampah plastik yang ditemuinya di jalan.

Handout via Kompas.com
Abah Abud berbincang dengan Dedi Mulyadi yang mengantarkan pulang ke rumah Abah di Purwakarta, Minggu (4/10/2020) lalu. 

"Saya lihat bapak-bapak jam 1 siang yang sedang panas-panasnya dengan telanjang dada lagi mungutin sampah. Dia memang tidak diupah," kata Dedi.

Menurut Dedi, pria yang belakangan diketahui bernama Abah Abud ini memungut sampah plastik karena merasa bertanggung jawab.

Dedi menyebut karakter Abah Abud seperti itu sudah mulai langka.

"Dia adalah pendekar pemungut sampah," kata Dedi.

Dedi mengaku, kakaknya yang sudah meninggal dunia empat bulan lalu memiliki tradisi seperti Abah Abud.

Kakaknya setiap pagi sering memungut sampah.

"Tapi anehnya sikap yang yang didapat malah cibiran. Orang kerap tak menghargai profesi pemungut sampah. Padahal profesi itu sangat mulia," kata Dedi.

Menurutnya, sampah merupakan salah satu problem lingkungan saat ini.

Banyak orang yang membuang sampah tapi yang memungut hanya sedikit.

"Beruntungnya ada tukang kindow (tukang rongsok). Artinya sampah-sampah yang berbahaya ada yang mengamankan," kata Dedi.

Namun, kata Dedi, saat ini sampah para tukang rongsok itu ini kurang mendapat pasar karena dihantam impor sampah.

"Walau mereka tak sebut itu sampah, tetapi bahan baku. Namun kenyataannya ya sampah juga," pungkas Dedi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Abah Abud yang Jual Mentimun Sambil Pungut Sampah, Merasa Risih Lihat Sampah di Jalan"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved