Studi: 130.000 Kematian akibat Covid-19 Bisa Dicegah Jika Pemerintah AS Bertindak Lebih Cepat

Lebih dari 130.000 kematian akibat Covid-19 sebenarnya bisa dihindari apabila pemerintah AS bertindak lebih awal.

Kompas.com/AFP/SAUL LOEB
Presiden AS, Donald Trump. Lebih dari 130.000 kematian akibat Covid-19 sebenarnya bisa dihindari apabila pemerintah AS bertindak lebih awal. 

Amerika Serikat memang memiliki kesenjangan sosial dalam sistem layanan kesehatan yang turut memperberat krisis pandemi Covid-19.

Namun, pemerintah AS sebenarnya sudah memiliki posisi yang baik dalam hal pengetahuan saintifik, sumber daya, dan keuangan untuk menangani wabah virus corona dengan lebih efektif.

Hal tersebut disampaikan oleh penulis utama laporan, Dr. Irwin Redlener, kepada The Daily Beast.

Jumlah kematian yang tidak proporsional di negara itu berasal dari tindakan federal yang terlambat, rejimen pengujian yang tidak memadai, kurangnya panduan mengenakan masker yang konsisten, dan kegagalan pejabat tinggi, terutama Donald Trump, untuk mencontohkan praktik terbaik, tulis para peneliti.

"Pemerintahan di bawah administrasi Donald Trump telah menunjukkan kebencian terhadap banyak pedoman dan rekomendasi yang diajukan oleh badan kesehatannya sendiri, dengan Presiden Donald Trump yang kadang-kadang menyesatkan publik tentang ancaman Covid-19, mencoba untuk 'mengecilkan' tingkat krisis, dan malah mendukung perawatan terapeutik yang tidak terbukti atau tidak aman," lanjutnya.

Baca juga: Doa PM Palestina Jika Donald Trump Menang Pemilu AS 2020: Tuhan, Tolong Kami dan Seluruh Dunia

Baca juga: Presiden AS Donald Trump Mengklaim Dirinya Kini Kebal dari Covid-19

Baca juga: Kampanye di Florida, Trump Mengaku Kebal Covid-19 dan Minta Pendukungnya Jangan Takut Keluar Rumah

Presiden AS Donald Trump sendiri terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 pada awal bulan ini.

Sejumlah pejabat Gedung Putih dan pendukungnya juga tertular.

Setelah tiga hari tinggal di Walter Reed National Military Medical Center, Donald Trump terus saja menepis ancaman virus corona dengan mengatakan kepada warganya untuk tidak perlu "takut".

"Presiden Donald Trump sendiri bisa saja menjadi superspreader," kata Redlener kepada The Daily Beast.

"Ada darah di kedua tangannya."

SUMBER: This is Insider

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved