Pesan SBY untuk Presiden Prancis Macron: Semoga Anda Bisa Menjadi Pemimpin yang Lebih Bijaksana
SBY memberikan pesan untuk Presiden Prancis Emmanule Macron terkait karikatur Nabi Muhammad
TRIBUNPALU.COM - Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pesan untuk Presiden Prancis Emmanule Macron terkait karikatur Nabi Muhammad yang saat ini menuai polemik.
Pesan ini ditulis SBY di kediamannya di Puri Cikeas yang kemudian dibacakan oleh staf pribadinya, Ossy Dermawan.
Dalam pesan panjangnya tersebut, dengan tegas SBY meminta Presiden Macron untuk menghentikan pembuatan karikatur Nabi Muhammad.
SBY menuturkan bahwa perbuatan tersebut sangat melukai umat Islam di seluruh dunia.
Menurut SBY, sebagai seorang pemimpin negara Presiden Prancis Macron harusnya mampu memberikan pengertian kepada rakyatnya bahwa kebebasan juga memiliki batasan-batasan tertentu.
Salah satunya dengan tidak membuat karikatur Nabi Muhammad.
SBY berharap setelah kejadian ini, Presiden Macron mampu menjadi pemimpin yang lebih arif dan bijaksana.
Ia berdoa agar Prancis bisa menjalin persahabatan dan kemitraan yang kuat dengan semua bangsa di dunia.
Berikut pesan lengkap SBY:
"Akhir Oktober 2020 ini, datang lagi berita buruk (bad news) dari Perancis. Amat disayangkan, benturan antar peradaban yang membuahkan kekerasan terjadi lagi di Perancis. Cerita lama kembali berulang.
Lagi-lagi, atas nama kebebasan (freedom) seorang warga Perancis dan kemudian dibela negaranya, dianggap telah menyakiti umat Islam. Akibatnya, sebagai bentuk perlawanan dari komunitas muslim, lagi-lagi, ada yang melakukan tindakan yang melampaui kepatutannya. Alhasil, siklus kekerasan ~ balas membalas ~ terjadi lagi. Kalau hal begini terus berlangsung, kapan kita bisa ke luar dari lingkaran pertikaian ini? Kapan pula kedamaian dan harmoni benar-benar hadir dalam kehidupan antar bangsa?
Menyusul kejadian di Perancis tersebut, seperti biasanya dunia kembali dibanjiri oleh pernyataan dari para pemimpin dunia. Pernyataan itu ada yang senada, tetapi ada pula yang amat berbeda.
Secara eksplisit, hampir semuanya mengecam pembunuhan guru sejarah Perancis yang mempertunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada para muridnya itu. Juga, beberapa hari setelah itu, dunia kembali mengecam insiden penusukan yang terjadi di Nice, Perancis, yang mengakibatkan jatuhnya 3 korban jiwa dan sejumlah orang luka-luka. Termasuk pula kecaman terhadap penembakan seorang pendeta Gereja Ortodoks Yunani di Lyon. Diduga, aksi terorisme ini dilatarbelakangi oleh penyebaran karikatur Nabi Muhammad secara demonstratif di negara itu.
Saya amati pula, ternyata tidak ada yang membenarkan kekerasan dan aksi-aksi terorisme itu, apa pun alasannya. Kecaman juga datang dari para pemimpin negara Islam. Bukan hanya dari para pemimpin negara Barat.
Pada titik ini, sebagai seorang yang pernah memimpin negara yang kaum Muslimnya terbesar di dunia, saya merasa lega. Alhamdulillah. Ini sungguh penting. Ini modal yang amat berharga bagi pencarian solusi dan jalan ke luar di masa depan.