Rencana Joe Biden Tangani Pandemi Covid-19 Berbasis Sains, Epidemiolog UI: Perlu Dicontoh NKRI

Epidemiolog UI: rencana kerja dan strategi Joe Biden dalam menangani pandemi Covid-19 di Amerika Serikat perlu dicontoh oleh pemerintah Indonesia.

YouTube KOMPASTV
Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono 

TRIBUNPALU.COM - Pandemi Covid-19 menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Presiden Amerika Serikat yang baru saja terpilih, Joe Biden, dan Wakilnya, Kamala Harris.

Jika dibandingkan dengan Presiden AS ke-45 Donald Trump, Joe Biden diketahui memiliki pendekatan dan perspektif yang berbeda dalam menghadapi pandemi virus corona Covid-19.

Politisi dari Partai Demokrat itu sudah memiliki sejumlah rencana kerja dan strategi khusus yang berpedoman pada sains untuk menangani pandemi Covid-19 ketika ia menduduki kursi nomor satu di Gedung Putih nanti.

Hal ini menjadi sorotan bagi epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D.

Melalui akun Twitternya, @drpriono1, pada Senin (9/11/2020), Pandu Riono meretweet cuitan dari seorang jurnalis kesehatan The Washington Post, Lena H. Sun.

Retweet-an tersebut disertai dengan komentar singkat dari Pandu Riono.

Cuitan Lena Sun menyampaikan garis besar dari rencana kerja administrasi pemerintahanyang tertuang di website Joe Biden - Kamala Harris, buildbackbetter.com.

Dalam website transisi Joe Biden - Kamala Harris, disebutkan ada tiga poin yang akan dilakukan oleh pemerintahannya.

Yakni:

- Mendengarkan sains

- Memastikan keputusan kesehatan publik diinformasikan oleh para profesional kesehatan publik

- Meningkatkan kepercayaan, transparansi, tujuan bersama, dan pertanggungjawaban dalam pemerintahan.

Baca juga: Update WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri Selasa, 10 November 2020: Tambahan Kasus di 5 Negara

Baca juga: Sambut Hari Pahlawan 10 November, Presiden Jokowi: Perjuangan Kita Putus Rantai Penyebaran Covid-19

Baca juga: Habib Rizieq Shihab Disebut WNIO oleh Dubes RI di Arab Saudi: WNI Ora Duwe Paspor

Baca juga: Polemik Rizieq Shihab: Dalang Insiden Monas, Tersandung Kasus Pornografi dan Penghinaan Pancasila

Baca juga: 9 Langkah yang Akan Diambil Joe Biden untuk Melawan Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat

Poin-poin ini pun disoroti oleh Pandu Riono.

Dalam komentar pada retweet-annya, Pandu Riono menyebut bahwa penularan virus corona Covid-19 di Amerika Serikat masih belum terkendali.

Namun, satu hal yang menarik dalam rencana kerja Joe Biden dan Kamala Harris adalah Penanganan Respon Pandemi di AS yang berbasis sains, fokus pada kesehatan publik, dan transparan.

Menurutnya, prinsip-prinsip tersebut harus dicontoh oleh Pemerintah Indonesia.

Tak lupa, Pandu Riono menge-tag nama akun Twitter resmi Presiden Joko Widodo, @jokowi.

Rencana Kerja Biden-Harris dalam Penanganan Respon Pandemi di US, yang tingkat penularan masih belum terkendali. Yang menarik ialah berbasis sains, fokus pada kesehatan publik, transparan. Prinsip yang patut dicontoh oleh NKRI.
@jokowi

Dalam website buildbackbetter.com, juga ada tujuh poin rencana yang akan dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden AS terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris, untuk menangani Pandemi Covid-19.

Memastikan semua warga Amerika Serikat memiliki akses testing atau pengujian yang reguler, dapat diandalkan, dan gratis.

- Menggandakan jumlah lokasi testing drive-through.

- Berinvestasi dalam testing generasi berikutnya.

Termasuk testing di rumah dan tes secara instan, sehingga kapasitas testing akan meningkat.

- Mendirikan Dewan Pengujian Pandemi seperti Dewan Produksi Perang yang didirikan oleh Presiden AS ke-32, Franklin D. Roosevelt.

Dewan Produksi Perang adalah cara untuk memproduksi tank, pesawat, seragam, dan persediaan dalam waktu singkat.

Itu menjadi cara yang serupa untuk memproduksi dan mendistribusikan puluhan juta testing Covid-19.

- Membentuk Korps Pekerjaan Kesehatan Masyarakat AS untuk memobilisasi setidaknya 100.000 orang ke seluruh negeri dengan dukungan dari organisasi lokal tepercaya di komunitas yang paling berisiko dalam melakukan pendekatan yang kompeten secara budaya guna melacak kontak dan melindungi komunitas yang rentan.

Baca juga: Pesan Mahfud MD untuk Aparat yang Kawal Kepulangan Rizieq Shihab: Tidak Boleh Bertindak Represif

Baca juga: Unggah Foto Bersama Gading Marten, Roy Marten Tulis Kata-kata Bijak: Semua akan Segera Berlalu

Baca juga: Momen Anniversary Pernikahan, BCL Bersimpuh di Makam Ashraf Sinclair & Ungkap Warisan Ayah Noah

Baca juga: Dirjen WHO Akui Kontak dengan Orang Positif Covid-19, Pandu Riono: Patut Dicontoh Pejabat Indonesia

Memperbaiki masalah alat pelindung diri (APD).

Presiden terpilih Joe Biden mengambil tanggung jawab dan memberikan perbekalan penting yang dibutuhkan negara bagian, kota, suku, maupun wilayah.

- Menggunakan sepenuhnya Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk meningkatkan produksi masker, pelindung wajah (face shield), dan APD lainnya.

Sehingga, pasokan nasional alat pelindung diri dapat melebihi permintaan.

Dengan begitu, stok di toko serta timbunan - terutama di daerah yang terkena dampak paling parah yang melayani populasi yang rentan secara tidak proporsional - akan sepenuhnya kembali terpenuhi.

- Membangun kemampuan manufaktur dan sumber daya Amerika yang fleksibel di masa depan, untuk memastikan agar AS tidak bergantung pada negara lain dalam krisis.

Memberikan panduan yang jelas, konsisten, dan berbasis bukti ilmiah tentang bagaimana masyarakat AS menavigasi pandemi Covid-19 - dan sumber daya untuk sekolah, usaha kecil, dan unit keluarga untuk melaluinya.

- Jarak sosial (social distancing) bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara berselang-seling.

Namun, itu adalah hal yang harus dilakukan secara konstan.

Joe Biden akan mengarahkan CDC untuk memberikan panduan berbasis bukti spesifik tentang bagaimana jaga jarak sosial yang longgar atau ketat dapat sangat berkaitan dengan tingkat risiko dan penyebaran virus di tengah masyarakat.

Termasuk kapan harus membuka atau menutup bisnis tertentu, bar, restoran, dan ruang publik lainnya; kapan harus membuka atau menutup sekolah, dan langkah apa yang perlu diambil untuk membuat ruang kelas dan fasilitas belajar yang aman; pembatasan yang sesuai dengan skala pertemuan; serta kapan harus mengeluarkan peraturan stay-at-home atau tinggal di rumah.

-Menetapkan dana terbarukan bagi pemerintah negara bagian maupun lokal untuk membantu mencegah kekurangan anggaran yang dapat menyebabkan wilayah itu memotong gaji untuk guru dan responden pertama.

- Meminta Kongres untuk mengesahkan paket darurat guna menjamin sekolah memiliki sumber daya tambahan yang dibutuhkan untuk beradaptasi secara efektif di tengah pandemi Covid-19.

-Menyediakan "restart package" untuk membantu bisnis atau usaha kecil dalam mencukupi biaya pengoperasian dengan aman, termasuk benda-benda khusus seperti kaca plexiglass dan APD.

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved