Tuai Kritikan karena Dianggap Dapat Perlakuan Berbeda, Begini Respon Gibran: Saya Siap Dihukum
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka tengah menjadi perbincangan publik.
TRIBUNPALU.COM - Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka tengah menjadi perbincangan publik.
Bahkan namanya hari ini Rabu (18/11/2020) sempat trending di Twitter.
Hal ini rupanya bermula dari
Banyak kritikan yang tertulis mengomentari adanya penumpukan massa saat Gibran mendaftar Calon Wali Kota Solo, di kantor KPU Solo pada Jumat (4/9/2020) lalu.
Baca juga: Tak Bisa Konta Fisik, Melaney Ricardo Hanya Bisa Pandangi Anak-anaknya dari Jauh
Baca juga: Vanessa Angel Serahkan Diri ke Lapas Pondok Bambu, Bibi Ardiansyah Setia Menemani
Baca juga: Beredar Info Ibadah Umrah Ditutup, Menteri Agama Fachrul Razi: Hoaks
Seperti akun Fitri Saesarianti @saesarianti yang menulis : Gibran ya, ketidakadilan yang terpampang nyata di depan mata, yang membuktikan bahwa petinggi beserta keturunannya adalah penguasa, haruskah diam saja? Sebentar lagi pengalihan isu, haruskah tutup mata? this is not fair, open your eyes.
Gibran akhirnya memberikan komentar setelah namanya dicatut sejumlah netizen di media sosial.
Ia menyatakan siap ditegur dan mendapat hukuman, bila memang kampanyenya yang menghadirkan massa dianggap salah.
Menanggapi kritik yang ada tersebut, Gibran berdalih, massa yang mengantarnya ketika itu sudah sesuai aturan.
"Sudah di bawah 50 orang," papar dia.
Gibran juga menyatakan siap untuk ditegur bila memang ada hal yang dianggap salah pada dirinya.
Dia mengatakan, dalam kegiatannya selalu didampingi oleh Bawaslu Solo.
"Kalau ada sesuatu yang salah monggo langsung ditegur. Saya siap ditegur dan mendapatkan hukuman," kata Gibran.
Menurut dia, saat ini yang terpenting adalah kesehatan masyarakat dan jangan sampai ada klaster Pilkada.
Tebang Pilih
Kerumunan massa Front Pembela Islam (FPI) saat menyambut kepulangan Rizieq Shihab dan pernikahan putri Rizieq Shihab di Petamburan, beberapa waktu lalu, menimbulkan polemik.