Virus Corona
Update Covid-19 Indonesia, Kamis 10 Desember 2020: Tambah 6.033 Kasus Baru, Total 88.622 Kasus Aktif
Update virus corona di Indonesia pada Kamis (10/12/2020) hari ini; tambah 6.033 kasus baru, total ada 88.622 kasus aktif.
China adalah mitra dagang utama Indonesia.
Sementara, Indonesia memiliki banyak proyek, termasuk jalur kereta berkecepatan tinggi, yang merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur Belt and Road di Beijing yang akan mencapai seluruh dunia.
Namun, hubungan tersebut memiliki masalah tersendiri.
Pada Januari 2020 lalu, Indonesia mengerahkan jet tempur dan kapal perang untuk berpatroli di Kepulauan Natuna setelah penjaga pantai dan kapal penangkap ikan China memasuki kawasan di tepi Laut China Selatan.
Sejak itu, Indonesia mengurangi responsnya, dan beralih ke protes diplomatik.
Sementara, Amerika Serikat juga memandang Indonesia sebagai mitra strategis utama.
Sebab, Indonesia dapat setidaknya mengurangi pengaruh China yang semakin besar dan pembangunan militer kontroversial di Laut China Selatan.
Baca juga: Menkes Sebut 3 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Pertama akan Diberikan untuk Tenaga Kesehatan
"Saat ini, Indonesia sedang memainkan permainan keseimbangan yang cukup cerdik untuk menghindari identifikasi atau asosiasi hanya dengan salah satu dari dua kekuatan besar di dunia," kata Marcus Mietzner, seorang profesor di Australian National University.
"(Indonesia) telah mengumumkan, tidak akan menerima permintaan potensial dari China untuk membangun pangkalan militer di Indonesia. Meskipun masih belum diketahui dengan jelas, apakah China benar-benar membuat permintaan seperti itu. Namun, penolakan ini sangat memuaskan bagi negara-negara Barat," lanjutnya.
Tetapi dengan pandemi Covid-19 yang masih terus melonjak, Amerika Serikat masih akan berfokus untuk memerangi virus corona di dalam negerinya sendiri.
Sehingga, kemungkinan pula, Amerika Serikat tidak dapat menghentikan 'serangan' diplomasi vaksin China.
Dan terlepas dari sejumlah perselisihan yang ada, hubungan dengan China tetap penting bagi Indonesia.
Kemungkinan, Indonesia juga akan berhutang secara diplomatis kepada Beijing karena vaksin.
“Sejauh ini, belum ada quid pro quo (pamrih, memberikan sesuatu dengan harapan mendapatkan imbalan, red.) yang serius terkait dengan vaksin tersebut,” kata peneliti Laksmana.
"Tapi semua orang di sadar ... akan lebih sulit bagi kami (Indonesia, red.) untuk melakukan serangkaian langkah dalam kebijakan luar negeri atau hal lain yang mungkin (merusak) hubungan dengan China," pungkasnya.
SUMBER: Channel News Asia
(TribunPalu.com/Rizki A.)