Prof Aminuddin Ponulele Tutup Usia
"Gubernur" Cudy: Aminuddin Ponulele Tunggu Kita di Sana
"Bapak sangat kehilangan. Saat dapat kabar Prof sakit, di mobil dia cerita terus," ujar Mahiswara, satu dari dua ajudan Cudy
Laporan Wartawan TribunPalu.com; Kristina Natalia
PALU, TRIBUNPALU.COM -- Gubernur Sulawesi Tengah terpilih Rusdi "Cudy” Mastura (69), melayat ke rumah duka Prof (Em) Aminuddin Ponulele MS (1939-2021) di Jl Lasoso No 11, Kelurahan Kabonena, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (27/1/2021) pukul 20.15 Wita, malam.
Gubernur Cudi datang bersama istri Dr Vera Rompas, dan ajudannya Ram Mahiswara (25).
Tiba, Cudy langsung masuk ke ruang tengah.
"Beliau kini, menunggu kita di sana," kata Cudi saat melihat foto almarhum Aminuddin Ponulele di dinding.
Mantan wali kota Palu dua periode ini (2005-2015) memang sangat kehilangan.
Tiga hari terakhir, Cudy selalu menceritakan kenangan bersama almarhum.
Baca juga: Prof Aminuddin Ponulele Meninggal di Usia 81 Tahun, Rumah Duka di Jl Lasoso Palu
"Bapak sangat kehilangan. Saat dapat kabar Prof sakit, di mobil dia cerita terus," ujar Mahiswara, satu dari dua ajudan Cudy
Sejak tiba dari Luwuk Banggai, Senin (24/1/2021) malam, Cudi langsung menjenguk Prof Aminuddin, di RS Budi Agung, Jl Maluku, Palu.
"Hampir subuh baru pulang, ke rumah," ujar Ram.
Saat kabar duka datang, pukul 10.00 wita, dari rumahnya di Jl Balaikota, Palu, Cudy langsung ke rumah sakit.
Di kabin mobil, Cudy terus diam.
Sepanjang jalan, dua bola mata mantan Ketua Golkar Kota Palu ini basah.
Kedukaan Cudi baru pecah saat tiba di selasar dan ruang perawatan rumah sakit.
"Menangis Bapak,. Kami juga terharu dan diam saja," ujar Ram.
Duka Cudi diuji dan dia buktikan.

Mantan Ketua Pemuda Pancasila (PP) Palu ini bahkan ikut mengantar jenazah dari rumah sakit ke rumah duka di Palu Barat.
"Habis Lohor, baru bapak pulang. Dan sejak Asar, sudah pesan akan datang ke malam takziyah."
Sejak Aminuddin Ponulele masuk rumah sakit, Cudi masih di Jakarta.
Hampir 18 hari, Cudi berada di ibu kota negeri.
Dia checkup kesehatan sekaligus menunggu proses penetapannnya sebagai Gubernur ke-15 Sulteng.
Cudi akan dilantik sebagai Gubernur 17 Juni 2021.
Pria murah senyum itu mendapatkan kabar duka saat berada di Luwuk Banggai.
Di Rumah Sakit Budi Agung, Kota Palu, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 10.50 WITA, Cudi juga mengungkap kesan dan kenangannya bersama almarhum
“Baliau adalah bapak pembangnan Sulteng, banyak yang dia ubah agar Sulteng ini semakin baik,” ujar ayah enam anak ini.
Cudy datang ke Rumah Sakit Budi Agung setelah mendengar kabar duka itu.
Air matanya tak bisa dibendung.
Terakhir kali melihat almarhum terbujur kaku di ruang ICU.
Cudy bersedih.
Dia tak menyangka akan kehilangan sosok teladan selama-lamanya. “Saya banyak belajar dari beliau. Tidak bisa saya tahan air mataku,” ucapnya.
Cudi punya pengalaman banyak dengan almarhum. Sejak usianya masih di bangku sekolah dasar, Cudy sudah kenal dengan Aminuddin Ponulele.
Ia tidak bisa membalas kebaikan almarhum. Aminuddin Ponulele lah yang jadikan Rusdi Mastura sebagai tokoh daerah. “Saya tidak bisa bilang apa-apa. Tokoh yang menjadikam saya seperti ini,” tutur Cudi.
Selama masa hidupnya, Aminuddin dimata Cudy termasuk orang yang keras.
Saking patuhnya ia dengan almarhum, Cudy selalu mencium kaki almarhum jika bertemu.
Kata dilontarkan kepada Cudy “Ah kau memanh nakal dari kecil,” ucap Cudy meniru kalimat almarhum.
Cudy memanggil akrab almarhum dengan sebutan kakak. Menurutnya almarhum adalah orang yang keras dan pemberani.
Jiwanyanya itu ditiru Cudy sebagai orang yang pernah memimpin daerah. “Dia tidak pernah takut dengan siapa pun. Dia sangat cuek dan sederhana,” ungkapnya.
Diingat satu hal dilakukan almarhum selama memimpin daerah. Yaitu memperbaiki administrasi pemerintahan daerah Sulteng. “Dia menyelesaikan. Cara ini yang dilanjutkan,” terangnya.
Meski tak ada hubungan keluarga dekat, Cudy menganggap keluarga. Beda umur 11 tahun membuat Cudy sangat menghormati Aminuddin Ponulele. “Satu yang saya tiru, keberanian. Saya jalan sama beliau tidak ada rasa ragu. Kepemimpinannya patut diteladani,” cerita Cudy. (*)