Deretan Fakta Bupati Terpilih Sabu Raijua yang Diduga Warga Negara AS: Kronologi Kasus hingga Profil

Deretan Fakta Bupati Terpilih Sabu Raijua,Orient Patriot Riwu Kore yang diduga berkewarganegaraan Amerika, ini kronologi hingga porfilnya

Penulis: Imam Saputro |
(Sumber: akun Facebook Orientriwukore)
Orient P Riwu Kore (kiri) yang menjadi Bupati terpilih Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur diduga masih menjadi warga negara Amerika Serikat 

Franklin D Riwu Kore merupakan pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat (US-Army) yang memiliki keahlian sebagai penembak jitu.

Kedua anak Orient dan Trinidad lahir di Amerika Serikat.

Trinidad merupakan keturuna Yahudi dan Spanyol.

Baca juga: Dentuman Diduga dari Gunung Semeru jadi Trending Topic, Ini Kata BPBD Malang soal Asal Sumber Suara

Riwayat Pendidikan

Orient Riwu Kore mulai mengikuti pendidikan dasar di SD Inpress Nunbaun Sabu, Kupang  pada tahun 1971 hingga 1977.

Kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Kupang sejak tahun 1977 hingga 1980.

Pendidikan menengah atas diselesaikan di SMEA negeri Kupang dari tahun 1980 hingga 1983.

Setelah itu, Orient menyelesaikan pendidikan Sarjana Administrasi Niaga di Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang dari tahun 1983 hingga 1987.

Semasa kuliah Undana, dia menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan anggota Resimen Mahasiswa atau Menwa.

Pendidikan Master of Arts (MA) in Religius Studies diselesaikan di University of California (UCLA) Los Angeles (1996), Master of Business Administration (MBA) diselesaikan di University of Southern California (USC) tahun 1999, dan Master of Theology (ThM), di selesaikan di California Center of Theological Studies USA tahun 2001.

Sedangkan ke-3 gelar doktornya, Doktor of Philosophy (PhD) diselesaikan di Dallas Theology Seminary di Texas (2004), PhD Accouting and Finance diselesaikan di Argosy University of San Diego (2010); dan Doktor of Business Administration (DBA) diselesaikan di North Central University, Presscott, Arizona, USA (2016).

Baca juga: Masyarakat Sabu Raijua Beri Nama Presiden Jokowi Ama Rihi Jaka, Ini Maknanya

Karier Orient Patriot Riwu Kore

Sebelum memutuskan menjadi kepala daerah di NTT, Orient merupakan pengusaha dan karyawan.

Pada tahun 1980-an, Orient sempat menjadi Tax Controller pada Garuda Indonesia Group di Jakarta. 

Pada tahun 1993, dia kemudian mendapat kesempatan belajar ke Amerika.

Pada tahun 1999, dia membuka restoran di Amerika.

Pada tahun 2003, membuka minimarket kemudian berkembang.

Pada tahun 2004, Orient bekerja di Digital Telecommunication Group-USA.

Pada tahun 2005, saat pindah ke San Diego, Orient mulai investasi di bidang real estate dan membeli beberapa apartment untuk disewakan, serta mempunyai puluhan hektar tanah di beberapa negara bagian di Amerika.

Karena selalu suka dengan tantangan dalam pekerjaannya, pada tahun 2007, Orient mencoba melamar ke General Dynamics, salah satu BUMN dari Departement Pertahanan AS.

General Dynamics memproduksi sejumlah kapal perang.

Tahun 2007 sampai 2012, Orient sempat aktif sebagai Master Masons, dalam Secret Organisasi  Freemasons ( merica Secret Society).

Sejak tahun 2000 sampai tahun 2015, aktif sebagai Associate Pastor di Gereja Hollywood Christian Center- Hollywood.

Pada tahun 2000, mendirikan gereja bernama Orient Christuan Center di Los Angeles hingga berkembang ke San Diego.

Di bidang politik, Orient sempat menjadi kader Partai Golkar, di Jakarta.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini, Rabu 3 Februari 2021: 24 Provinsi Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem

Tanggapan Politikus 

Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera menilai terpilihnya Orient sebagai kejadian luar biasa. Sebab tidak sah jika seseorang yang bukan warga negara Indonesia menjadi kepala daerah.

"Ini kejadian luar biasa jika benar yang bersangkutan adalah WNA. Tidak sah seseorang menjadi kepala daerah kecuali WNI," ujar Mardani, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (3/2/2021).

Mardani juga menyebut bahwa hal ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Sehingga kejadian serupa tak akan terulang.

"Ini mesti jadi pelajaran bagi semua. Sistem kependudukan kita mesti dapat memastikan semua WNI hanya punya satu kewarganegaraan yaitu WNI," jelas dia.

Ketua DPP PKS itu pun menilai kejadian ini merupakan tamparan bagi KPU yang tidak teliti melakukan verifikasi data di awal. Namun perlu diberikan apresiasi bagi Bawaslu yang berhasil menemukan masalah ini.

"Tentu apresiasi Bawaslu yg bekerja cermat dan jadi tamparan bagi KPU yang memverifikasi data awal," tandasnya.

(TribunPalu.com/Kompas/com/PosKupang.com/TribunTimur/com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved