Mahfud MD Tegaskan Pemerintah Tak Pernah Anggap Din Syamsuddin Radikal: Dia Kritis Bukan Radikalis

Menko Polhukam Mahfud MD buka suara soal tudingan terhadap Din Syamsuddin.

Kompas.com/Kristian Erdianto
Mahfud MD 

TRIBUNPALU.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD buka suara soal tudingan terhadap Din Syamsuddin.

Seperti diketahui Din Syamsuddin mendapat tudingan sebagai anggota kelompok radikal.

Hal ini terkait dengan langkah Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) melaporkan Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) terkait tuduhan radikalisme.

Menanggapi hal tersebut, Mahfud MD lewat cuitan di akun Twitternya menyatakan dengan tegas bahwa pemerintah tidak pernah menyebutkan atau menuding Din Syamsuddin sebagai radikal atau penganut radikalisme.

Tak hanya itu, Mahfud MD juga menyinggung peran Din Syamsuddin dalam menguatkan sikap Muhammadiyah.

Menurutnya Din Syamsuddin adalah orang yang kritis bukan radikalis.

Baca juga: Din Syamsuddin Dilaporkan Terlibat Radikalisme, Fadli Zon: Yang Menuduh Terbatas Pengetahuannya

Baca juga: MUI Murka Setelah Din Syamsuddin Dituduh Radikal: Itu Fitnah dan Kebodohan

Bahkan diakui Mahfud MD dirinya kerap berdiskusi dengan Din Syamsuddin terkait persoalan agam.

Mahfud MD mengungkapkan bahwa ada sejumlah orang yang mengaku sebagai alumni ITB melaporkan kepada Menteri Tjahjo Kumolo soal Din Syamsuddin.

Namun menurut Mahfud MD, Tjahjo Kumolo hanya mendengarkan pernyataan mereka dan tidak membuat laporan lebih lanjut.

Berikut pernyataan lengkap Mahfud MD:

"Pemerintah tdk prnh menganggap Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme. Pak Din itu pengusung moderasi beragama (Wasathiyyah Islam) yg jg diusung oleh Pemerintah. Dia jg penguat sikap Muhammadiyah bhw Indonesia adl "Darul Ahdi Wassyahadah". Beliau kritis, bkn radikalis

Muhammadiyah dan NU kompak mengkampanyekan bhw NKRI berdasar Pancasila sejalan dgn Islam. NU menyebut "Darul Mietsaq", Muhammadiyah menyebut "Darul Ahdi Wassyahadah". Pak Din Syamsuddin dikenal sbg salah satu penguat konsep ini. Sy sering berdiskusi dgn dia, terkadang di rumah JK

Memang ada beberapa orang yg mengaku dari ITB menyampaikan masalah Din Syamsuddin kpd Menteri PAN-RB Pak Tjahjo Kumolo. Pak Tjahjo mendengarkan sj, namanya ada orng minta bicara utk menyampaikan aspirasi ya didengar. Tp pemerintah tdk menindaklanjuti apalagi memroses laporan itu," tulis Mahfud MD di akun Twitternya.

Tanggapan MUI

Majelis Ulama Indonesia (MUI) murka atas tuduhan kepada terhadap Din Syamsuddin.

Sebagaimana diketahui, tokoh Muhammadiyah itu mendapat tudingan sebagai anggota kelompok radikal.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim sangat menyesalkan tuduhan tersebut.

Salah satu jasa dan peran penting Din Syamsuddin secara nasional dan internasional ialah mengarusutamakan Wasatiyatul Islam.

“Ini adalah tuduhan dan fitnah keji yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kepada seorang tokoh dan pemimpin muslim penting tingkat dunia yang sangat dihormati karena dalam waktu yang panjang telah mempromosikan Wasatiyatul Islam atau Islam Moderat di berbagai forum dunia,” ujar Sudarnoto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (12/2/2021).

Baca juga: Mahfud MD, Yasonna Hingga Budi Gunawan Disebut Restui Moeldoko Kudeta Demokrat, Ini Kata Mahfud MD

Baca juga: Mahfud MD Mengaku Terima Informasi Adanya Sekelompok Pemuda yang Dilatih untuk Teror Tokoh Penting

Sudarnoto menjelaskan bahwa selama ini Din Syamsuddin telah menunjukan sikap antiradikalisme.

Sikap tersebut bahkan ditunjukan Din Syasuddin tanpa pandang bulu, kepada siapapun dan atas motif apapun.

"Bahkan tak segan-segan beliau mengkritik siapa pun yang menangani radikalisme-ekstrimisme dengan cara-cara radikal dan ugal-ugalan," jelasnya.

Sudarnoto pun dengan tegas mengatakan bahwa tudingan radikal terhadap Din Syamsuddi merupakan suatu fitnah dan kebodohan.

"Jadi laporan dan tuduhan radikalisme yang dialamatkan kepada Din Syamsuddin adalah fitnah keji dan merupakan sebuah kebodohan,” tegasnya.

Selain itu Sudarnoto mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepad tokoh-tokoh Islam bisa memunculkan spirit Islamfobia.

Dirinya menyebut bahwa kecenderungan itu sudah terlihat akhir-akhir ini.

“Tidak berlebihan untuk menyebut bahwa spirit Islamofobia sebetulnya sudah muncul di mana-mana dan berkembang antara lain di Indonesia. Dengan dalih radikalisme, ada kemungkinan spirit Islamofobia ini ditebar," katanya.

Tanggapan Sekum PP Muhammadiyah

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dilaporkan sekelompok yang mengatasnamakan Gerakan Anti Radikalisme ITB (GAR ITB) ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) karena dituduh radikal.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti merespon bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan salah alamat.

Sebagai orang yang mengenal dekat dengan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, Mu'ti mengatakan, Din Syamsuddin merupakan orang yang sangat aktif mendorong moderasi.

Serta membangun kerukunan intern antar umat beragama baik di dalam dan di luar negeri.

Lebih lanjut Mu'ti mengatakan, secara akademik yang mengajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Din Syamsuddin merupakan guru besar politik Islam terkemuka.

Dirinya menambahkan, sosok Din Syamsuddin merupakan dosen yang sangat dibutuhkan oleh pihak institusi pendidikan yang dimaksud.

"Di UIN Jakarta, Pak Din adalah satu-satunya guru besar Hubungan Internasional. Secara akademik FISIP UIN sangat memerlukan sosok Pak Din," ungakpnya.

Abdul Mu'ti juga mengatakan, apabila Din Syamsuddin banyak menyampaikan kritik itu merupakan bagian dari panggilan keilmuan, iman dan tanggung jawab kebangsaan.

Dirinya juga mengingatkan, seluruh pihak untuk senantiasa tidak anti kritik yang sifatnya konstruktif.

"Kritik adalah hal yang sangat wajar dalam alam demokrasi dan diperlukan dalam penyelenggaraan negara," katanya.

Dalam pesan tersebut Mu'ti juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk berpikir dan bekerja serius mengurus dan menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Terlebih di dalam situasi negara yang sarat masalah.

"Saatnya semua elemen bangsa bersatu dan saling bekerjasama dengan menyingkirkan semua bentuk kebencian golongan dan membawa masalah privat ke ranah publik," tukasnya.

(TribunPalu.com/Tribunnews.com)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved