Tanggapi Pernyataan Marzuki Alie Soal Megawati Kecolongan Dua Kali, Demokrat: Jangan Adu Domba

Partai Demokrat merespons pernyataan mantan sekjennya, Marzuki Alie yang menyebut 'SBY bilang Megawati kecolongan dua kali'.

Kolase Tribunnews
Kolase foto Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudyoyono (SBY) 

TRIBUNPALU.COM - Pernyataan Marzuki Alie yang menyebut 'SBY bilang Megawati kecolongan dua kali' rupanya menuai respon dari Partai Demokrat.

Demokrat heran dengan sikap Marzuki yang awalnya mengklaim tidak terlibat Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD), namun kekinian menyebar tuduhan yang tak dapat diverifikasi oleh orang lain. 

"Pertanyaan besar kemudian mengemuka tatkala Pak Marzuki Alie yang sebelumnya selalu mengklaim tidak terlibat GPK PD, mengapa ikut-ikutan menyebar tuduhan dan informasi yang tidak dapat diverifikasi, selain oleh Pak Marzuki Alie sendiri?," kata Herzaky.

Herzaky mengatakan, sejak awal Partai Demokrat membuka GPK PD ke publik sebagai bahan pembelajaran bersama bagi partai-partai politik lain.

Baca juga: Babak Baru Isu Kudeta Partai Demokrat: AHY Sebut Jokowi Tak Tahu-Menahu soal Kudeta

Baca juga: Tanggapan PDIP Soal Tudingan Demokrat yang Menyebut Gibran Disiapkan Maju Pilgub DKI: Dangkal Ya

Sebab ini bisa saja terjadi pada partai politik lain, dan gerakan ini merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara yang berbahaya bagi demokrasi.

Apalagi, Ketua Umum Demokrat Agus Haromurti Yudhoyono (AHY) selalu menegaskan bahwa permasalahan GPK PD ini bukan mengenai siapa lawan siapa.

"Kami, dalam berbagai pernyataan di publik selalu menegaskan, kalau ini bukan AHY versus Bapak Presiden Joko Widodo, dan bukan pula biru melawan merah, apalagi Ibu Megawati dan Bapak SBY. Ini adalah perjuangan melawan penyalahgunaan kekuasaan, abuse of power, yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara, yang mengancam dan merusak demokrasi kita," ujarnya.

Baca juga: Tak Pernah Beri Klarifikasi Meski Sering Difitnah, Marzuki Alie Ungkit Janji pada SBY

Baca juga: Disebut Jadi Pihak yang Ingin Rebut Demokrat, Ini Rekam Jejak Marzuki Alie hingga Moeldoko

Atas dasar itu, Demokrat meminta semua pihak untuk tidak mencoba mengadu domba SBY dan Megawati, ataupun mengadu domba Partai Demokrat dan PDIP.

SBY dan Megawati, lanjut Herzaky, adalah putra putri terbaik bangsa yang pernah dipercaya memimpin negeri ini, yang sudah sepantasnya diempatkan di posisi terhormat.

"Tidak malah kita bawa-bawa dan adu domba untuk kepentingan pribadi, apalagi segelintir orang yang tidak bermartabat," ujarnya.

Lebih lanjut, Herzaky meminta seluruh pihak mengedepankan data dan fakta dalam berbicara.

Tidak menebar tuduhan tidak berdasar dan fitnah maupun pernyataan yang tidak bisa diverifikasi secara objektif.

"Rakyat sedang susah, jangan kita malah menambah beban dan pikiran rakyat dengan menyebar berita hoaks dan fitnah," ucapnya.

Baca juga: Kritik AHY Soal Kudeta di Partai Demokrat, Marzuki Alie: Jangan Cengeng Kalau Jadi Pemimpin!

"Mari kita fokuskan energi kita, untuk memperjuangkan harapan rakyat. Mari kita bantu kesulitan rakyat, semampu kita, yang sedang dilanda bencana di berbagai pelosok Indonesia, maupun yang terdampak pandemi covid-19 dan krisis ekonomi," pungkas Herzaky.

Sebelumnya, soal pernyataan SBY bilang Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali, disampaikan Marzuki dalam bincang-bincang dengan mantan Anggota DPR Akbar Faizal, yang ditayangkan di akun YouTube Akbar Faizal Uncensored.

Marzuki menceritakan pernah menjadi orang yang sangat dipercaya SBY di masa awal berdirinya Partai Demokrat sekaligus pencalonan SBY sebagai presiden di Pilpres 2004.

Dalam suatu momen, Marzuki bercerita soal pertemuannya dengan SBY setelah Pemilu Legislatif 2004.

"Setelah Partai Demokrat lolos pemilu legislatif dapat tujuh sekian persen (suara), saya ketemu SBY," kata Marzuki.

Marzuki mengatakan, dalam pertemuan itu SBY mengutarakan niatnya maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 berpasangan Jusuf Kalla (JK).

SBY dan JK sama-sama menjabat sebagai menteri di kabinet yang dipimpin Megawati Soekarnoputri yang saat itu sebagai Presiden RI.

Saat itu SBY menjabat Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) dan JK menjabat Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra).

Namun saat itu SBY mengundurkan diri dari jabatan menteri menjelang dimulainya Pemilu 2004.

Di situ, lanjut Marzuki, SBY menyebut nama Megawati yang saat juga sebagai calon petahana.

"Pak SBY nyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini," kata Marzuki menirukan ucapan SBY.

Marzuki menjelaskan maksud kecolongan dua kali, yang pertama adalah ketika SBY memutuskan maju di Pilpres 2004.

Kecolongan kedua bagi Megawati adalah ketika SBY memutuskan menggandeng JK.

Saat ditanya kembali oleh Akbar makna dari pernyataan kecolongan dua kali, Marzuki enggan membahas lebih lanjut.

"Itu kalimat yang saya dengar," ucap Marzuki.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tanggapi Marzuki Alie, Demokrat: Ini Bukan Biru Melawan Merah, Apalagi SBY dan Megawati, 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved