Populer Dalam Sepekan
POPULER DALAM SEPEKAN: Sosok Capres Favorit Pemilih Jokowi-Amin Hingga FPI di Mata Din Syamsuddin
Berikut berita pilihan terpopuler dalam sepekan terakhir. Mulai dari capres favorit pemilih Jokowi-Amin hingga FPI di mata Din Syamsuddin.
TRIBUNPALU.COM - Berikut berita populer di TribunPalu.com dalam sepekan terakhir.
Hasil survei calon presiden menjadi salah satu berita paling banyak dibaca pekan ini di TribunPalu.com.
Dari hasil survei tersebut, terungkap fakta mengenai sosok capres yang paling diinginkan pemilih Jokowi-Amin di Pilpres 2019 lalu.
1. Sosok capres favorit pemilih Jokowi-Amin
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukan fakta baru ke mana pemilih Jokowi-Amin beralih jika pemilihan presiden dilakukan hari ini.
LSI mengadakan survei tersebut tanpa menyertakan nama Jokowi.
Hasil ternyata cukup mengejutkan, karena basis pemilih Jokowi-Amin di Pilpres 2019 lalu sebagian besar menginginkan Ganjar Pranowo sebagai presiden berikutnya.
Baca juga: Ternyata Sebagian Besar Pemilih Jokowi-Amin Inginkan Sosok Ini Jadi Presiden Berikutnya
Berdasarkan rilis LSI, sebanyak 22,8 persen pemilih Jokowi-Amin di Pilires 2019 menunjuk nama Ganjar Pranowo.
Hal ini tentu menggambarkan bahwa Gubernur Jawa Tengah itu menjadi favorit para pendukung Jokowi andai nantinya ikut dalam pertarungan Pilpres 2024.
2. Teddy Gusnaidi ikut dalam adu argumen Giring-Pasha
Setelah Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha menjawab komentar Eks Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said menegani kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Kini giliran Dewan Pakar PKPI, Teddy Gusnaidi yang beradu argumen dengan Sigit Purnomo Said atau lebih dikenal publik dengan nama Pasha Ungu.
Sebelumnya, Pasha Ungu menampik pendapat Giring Ganesha yang menilai cara Anies Baswedan untuk mengelola ibu kota.
Baca juga: Persoalan Giring Kritik Anies Masih Berlanjut, Kini Giliran Teddy Gusnaidi yang Dibalas Pasha Ungu
Teddy Gusnaidi menilai bahwa pernyataan Pasha cenderung mengarah kepada pandangan anti demokrasi.
Hal itu disampaikan melalui akun instagramnya @teddygusnaidi, Jumat 26 Februari 2021.
Pasha Ungu kembali berkomentar dalam postingan tersebut.
"tidak perlu lari kemana-mana pembahasannya bro @teddygusnaidi ..
kita bicara persoalan azas kepantasan seorang Plt.ketum Psi yang mengatakan bahwa pa gub @aniesbaswedan tidak punya kapabilitas (kemampuan) dalam memimpin jakarta atau melaksanakan tugas2nya dijakarta khususnya terkait penanganan banjir..
kenapa saya katakan begitu karna bro ketum @giring belum pernah ada dalam lingkaran pemerintahan yang sesungguhnya baik itu di eksekutif maupun legislatif..
ingat bro pak @aniesbaswedan terpilih secara terhormat melalui proses demokrasi,lebih dari separuh jakarta mempercayakan kepada beliau untuk menahkodai jakarta sampai tahun depan 2022..
perlu bro teddy tau bahwa pemerintah bekerja dengan mekanisme..
kalau ada program dan anggaran terkait kesiapan penanganan/antisipasi banjir dijakarta namun tidak dilaksanakan atau tidak di maksimalkan oleh pemda dki dalam hal ini perangkat kerja pa gub sementara anggarannya sudah disediakan di apbd kita sepakat itu keliru dan ga usah khawatir ada lembaga pemerintah eksternal yang akan menilai kinerja tersebut termasuk di internal dalam hal ini inspektorat..
kenapa dprd melalui fraksi psi tidak tanyakan secara langsung/undang saja pa gub untuk menjelaskan dalam rdp dprd..
oiya bro teddy yang perlu bro ingat juga di bumi ini bukan hanya pejabat yang sedang bekerja yang harus di kawal juga dikritik,tapi para kritikus juga harus berkenan dikawal dan direspon kembali kritikannya dan itu bisa pahit bisa manis..
berbicara persoalan GIZI sepertinya gizi saya lebih paripurna dibanding bro teddy.. salam hormat buat keluarga saudaraku! Salam solidaritas! hidup psi!❤️✊ pashaun’8’u -ketua dpp pan-"tulis @pashaungu_vm.
3. Din Syamsuddin Sebut FPI Radikal Moral
Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin mengomentari isu sejumlah ormas yang dianggap sebagai kelompok radikal.
Din Syamsuddin menyampaikan pandangannya terkait ormas Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Thahrir Indonesia (HTI) yang dituding radikal.
Menurut Din Syamsuddin, ada perbedaan antara FPI dan HTI.
Dia menganggap FPI adalah ormas yang radikal secara moral.
Baca juga: Din Syamsuddin Sebut FPI Radikal Secara Moral, HTI Memang Mengusung Konsep Khilafah
Meskipun tidak memiliki tujuan untuk merusak tatanan negara.
"FPI saya pikir mereka tidak punya cita-cita untuk menggantikan dasar negara. Tapi mereka radikal secara moral. Sangat sensitif terhadap imoralitas. Tapi kadang kala dulu-dulu pendekatannya sweeping ramadan, itu saya tidak setuju," kata Din Syamsuddin dalam video wawancara di chanel YouTube Karni Ilyas Club, Minggu (21/2/2021).
Namun Din Syamsuddin tetap mengakui FPI sebagai ormas yang selalu tampil dalam aksi kemanusiaan.
"Tapi terakhir bahkan terlibat dalam aksi-aksi kemanusiaan jika ada gempa bumi dan sebagainya," katanya.
Untuk HTI, menurut Din Syamsuddin kelompok tersebut memang mengusung konsep khilafah, sebagaimana yang sudah sering diberitakan.
Baginya konsep tersebut tidak boleh dijadikan sebagai sistem di negara Indonesia.
"Kalau HTI memang mengusung konsep khilfah untuk menjadi sistem. Ini memang berbeda dengan FPI. Nah saya katakan kepada mereka, janganlah negara bangsa yang kita sepakati ini untuk kita ubah," jelas Din Syamsuddin.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu juga menjelaskan bahwa dirinya menghargai keberadaan HTI, tapi tidak sepakat dengan pikiran kelompok tersebut.
Menurutnya, konsep khilafah tidak bisa ditarik ke dalam suatu sistem politik di Indonesia.(*)