Strategi 'Iman, Aman, Imun' untuk Jaga Kesehatan Jiwa dan Tubuh di Masa Pandemi Covid-19

Cara yang tepat dilakukan pada saat pandemi COVID-19 adalah strategi Iman, Aman, Imun agar badan tangguh

freepik
Di masa pandemi COVID-19, strategi Iman, Aman, dan Imun menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan. 

TRIBUNPALU.COM - Di masa pandemi COVID-19 saat ini, sangat rentan bagi seseorang mengalami tekanan atau stres. 

Saat dihadang tekanan (stres) dan krisis, dibutuhkan strategi agar bisa menghadapinya dengan tangguh.

Di masa pandemi COVID-19, strategi Iman, Aman, dan Imun menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan.

Dilansir laman resmi covid19.go.id, pemerintah memberikan solusi strategi-stretegi yang dapat dilakukan masyarakat.

Menguatkan perlindungan diri dari COVID-19 dengan patuh protokol kesehatan.

Menguatkan hati kita dengan menjaga keimanan.

Serta, menguatkan daya tahan tubuh dengan merawat diri.

Berikut adalah stretegi Iman, Aman, dan Imun selama masa apndemi COVID-19 supaya tangguh:

1. IMAN 

  • Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 
  • Melakukan kegiatan yang bermakna bagi orang lain. 
  • Menolong orang lain, karena akan memberi kebagaiaan bagi diri sendiri, sehingga akan meningkatkan imunitas. 

2. AMAN 

Patuh terhadap protokol kesehatan 3M: 

  • Memakai Masker 
  • Menjaga jarak dan menghindari kerumunan 
  • Mencuci tangan dengan sabun 

3. IMUN

  • Lakukan perawatan diri 
  • Istirahat cukup dan olahraga teratur
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang 
  • Lakukan rutinitas kegiatan 
  • Fokus pada hal positif 
  • Batasi akses terhadap media 
  • Mempertahankan keterhubungan dengan orang lain 
  • Relaksasi

Dapatkan tips dan strategi lain untuk meningkatkan ketangguhan kita hadapi pandemi COVID-19 di panduan kesehatan jiwa masa pandemi

Virus Baru Corona B.1.1.7. Masuk Indonesia 

Kementerian Kesehatan RI menerima informasi adanya dua kasus positif COVID-19 pada Senin (1/3/2021).

Kasus tersebut diduga mutasi virus Corona dari Inggris.

Disebut juga dengan B.1.1.7.
Dua kasus tersebut merupakan hasil temuan dari 462 sampel yang diperiksa.

Di Inggris mutasi virus Corona B.1.1.7 tersebut diumumkan pada Desember 2020 lalu.

Dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, SIti Nadia Tarmizi menjelaskan virus tersebut.

'Virus Corona adalah tipe virus RNA (ribonucleic acid) yang secara alami mudah mengalami mutasi dan mutasi memang merupakan kemampuan virus untuk bertahan hidup," jelasnya.

Ia menambahkan hingga saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa virus mutasi tersebut lebih tinggi tingkat keganasannya.

"Hingga saat ini, kami belum mendapatkan bukti ilmiah bahwa virus mutasi COVID-19 ini lebih tinggi tingkat keganasannya dibanding virus COVID-19 yang awal, namun, dari beberapa penelitian di negara lain menunjukkan varian virus baru ini lebih cepat menular," imbuhnya.

Mutasi terjadi pada bagian tanduk atau spike dari virus yang menyebabkan virus lebih mudah masuk ke sel sasaran.

Hal ini menyebabkan penularannya akan lebih cepat dibanding varian yang lama.

Kecepatan penularan mutasi virus tersebut tidak menyebabkan bertambah parahnya penyakit.

Namun, hingga saat ini penelitian terkait varian baru ini terus dilakukan.

Para peneliti yang mendalami virus Corona B.1.1.7 mengonfirmasi bahwa efektivitas inokulasi terhadap virus masih ada di level yang bisa diterima.

Sehingga sejauh ini virus Corona B.1.1.7 belum mengganggu kinerja vaksin.

''Vaksin yang sekarang digunakan pemerintah masih efektif untuk mencegah penularan mutasi virus sehingga tidak akan mempengaruhi kekebalan kelompok,'' ujar Nadia.

Nadia menghimbau seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tetap waspada.

''Meskipun tingkat keganasan varian baru virus COVID-19 ini belum diketahui, namun dengan kemampuan penularan yang lebih tinggi," jelasnya.

Masyarakat harus lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan harus lebih diperketat, serta mensukseskan program vaksinasi COVID-19.

Selain itu, menjelang libur panjang akhir pekan, Kemenkes menghimbau dengan sangat masyarakat untuk menahan diri dan tidak bepergian dulu mengingat setelah libur panjang.

"Umumnya terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 dari kluster keluarga,'' ujar Nadia.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes, Slamet, mengatakan bahwa sejumlah langkah telah dilakukan pemerintah.

Salah satunya memastikan untuk terus memperkuat upaya 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) demi mencegah varian baru corona B117 meluas.

Melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) temuan ini membuktikan kemampuan dan kapasitas dari laboraturium Balitbangkes.

''Mutasi virus corona B.1.1.7 yang terdeteksi pertama di Inggris betul telah terdeteksi di Indonesia, mutasi virus ini lebih menular, orang yang terinfeksi varian ini juga dapat menularkan virus dalam jumlah yang lebih besar,'' ujar Slamet.

Kegiatan WGS ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan surveilans genom virus SARS-COV-2 yang telah dilakukan sejak virus ini masuk ke Indonesia.

Slamet menyebutkan data hasil pemeriksaan genom ini diunggah ke repository Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Ia juga menambahkan bahwa karakter dari varian mutasi B.1.1.7 ini tidak terbukti lebih parah infeksinya.

''Belum ada hasil penelitian yang mengatakan bahwa varian ini lebih ganas dan menyebabkan sakit yang lebih parah. Virus ini tetap dapat di deteksi dengan swab antigen dan swab PCR,'' tutup Slamet.

(TribunPalu.com/DindaNalifa)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved