Jalur Trans Sulawesi, Jadi Proyek Kereta Pertama RI dengan Lebar 1.435 mm
Trans-Sulawesi, Lebar Jalur Kereta 1.435 Pertama di Indonesia, pembangunannya tidak terhalang pandemi, selesai tepat waktu
“Akhir tahun lalu ada penambahan pekerjaan dari Kementerian Perhubungan untuk memastikan beroperasinya sistem perkeretaapian Makassar-Parepare secara optimal," ujar Linus.
Ia menjelaskan diilakukannya addendum perpanjangan waktu dari asalnya selesai pada tanggal 31 Desember 2020 menjadi selesai pada tanggal 31 Maret 2021.
"Pekerjaan tambahannya berupa pekerjaan penataan track dan stasiun serta penambahan pengadaan dan pemasangan point machine di track,” ujar Linus.
Jalur Kereta Api di Trans-Sulawesi
Jalur kereta api Tanete Rilau-Palanro dan Mandai-Mandalle merupakan bagian dari Lintas Makassar-Parepare.
Lintas Makassar-Parepare merupakan tahap pertama pembangunan jaringan kereta api pertama Trans-Sulawesi.
Pembangunan Trans-Sulawesi dapat menghubungkan perkotaan atau wilayah yang memiliki potensi angkutan penumpang, barang, atau komoditas berskala besar, berkecepatan tinggi dan konsumsi energi tetap rendah.
Trans-Sulawesi juga mendukung perkembangan perkotaan terpadu melalui integrasi perkotaan di wilayah pesisir, baik industri maupun pariwisata, serta agropolitan baik kehutanan, pertanian maupun perkebunan.
Lebar Rel 1.435mm Memungkinkan Laju Kereta Lebih Cepat.
Baca juga: SBY Dinilai Jadikan Kisruh KLB Sebagai Cara Menarik Simpati, Ilmuwan Politik: Kita Dizalimi
Baca juga: Setelah 4 Tahun Rilis, Lagu ‘Rollin’ Milik Brave Girls Raih Perfect All-Kill di Tangga Musik Korea
Jalur Makassar-Parepare sebagai bagian dari Trans-Sulawesi menggunakan desain yang berbeda dengan yang ada di Jawa maupun Sumatera.
Antara lain lebar rel atau standard gauge yang digunakan berukuran 1.435 mm.
Sehingga memungkinkan kecepatan maksimal dapat mencapai 160 km/jam dengan realisasi kecepatan 120 km/jam.
Berbeda dengan sebagian besar jalur yang ada di Jawa dan Sumatera yang menggunakan lebar rel 1.067 mm dengan kecepatan maksimal kereta mencapai 90-100 km/jam.
Menurut Linus, dalam mengimplementasikan desain yang baru di Makassar-Parepare, perusahaannya harus membuat studi dan perancangan berbeda di mana faktor keselamatan menjadi hal utama sebagai acuan.
Perusahaan juga harus memastikan agar kualitasnya tidak kalah dengan perkeretaapian di Jawa dan Sumatera.