Biografi Marcus Gideon, Atlet Badminton Indonesia yang Kritik BWF Terkait All England Open 2021
#AllEngland trending di Twitter pada Kamis, 18 Maret 2021. Hal ini berkaitan dengan gagalnya tim nasional Indonesia untuk berlaga di YONEX All England
TRIBUNPALU.COM - Tagar AllEngland trending di Twitter pada Kamis, 18 Maret 2021.
Hal ini berkaitan dengan gagalnya tim nasional Indonesia untuk berlaga di YONEX All England Open 2021.
Terkait dengan kejadian tersebut bulutangkis kenamaan Indonesia, Marcus Gideon memberikan tanggapan melalui Instagram
Pasalnya, komentar tersebut ditujukan untuk Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dan pihak penyelenggara dari turnamen bulutangkis tertua di dunia itu.
Lalu, siapakah Marcus Gideon itu?
Pemilik nama lengkap Marcus Fernaldi Gideon ini merupakan atlet bulutangkis kelahiran Jakarta, 9 Maret 1991.
Baca juga: 3 Negara Berlaga di All England meski Sempat Covid-19, Dugaan Diskriminatif untuk Indonesia Mencuat
Ayahnya bernama Kurniahu Gideon dan ibunya, Sujati Iskandar Bachtiar.
Marcus merupakan anak bungsu dari dua bersaudara.
Kakaknya bernama Nadia Emanuella Gideon.
Ia menikahi seorang dokter bernama Agnes Amelinda dan dikaruniai dua orang anak.
Marcus menggeluti olahraga bulutangkis sejak kecil.
Ia sering berlatih dengan ayahnya yang juga merupakan atlet bulutangkis.
Karena bakat bulutangkisnya yang baik, ayah Gideon memasukkan Marcus ke klub bulutangkis.
Baca juga: 3 Negara Boleh Tanding All England meski Tes Covid-19 Sempat Positif, Greysia Polii: BWF Harus Adil!
Dulu saat masih kecil, Marcus memiliki postur tubuh yang gemuk dan pendek.
Hal itu yang menjadi bahan ejekan teman-temannya saat berada di klub tersebut.
Awal Karier Marcus Gideon
Pria kelahiran Jakarta itu berhasil mendapatkan gelar pertamanya pada tahun 2009, melalui kejuaraan Victorian International Challange di Australia.
Satu tahun setelah kemenangannya itu, Marcus direkrut Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan ia resmi berlatih di Pelatnas, Cipayung, Jakarta Timur.
Ia dipasangkan dengan Agripina Pamungkas di tempat tersebut.
Meskipun masih menjadi penghuni pemula di Pelatnas, Marcus dan Agripana menunjukkan perkembangan yang baik hingga memenangkan kejuaraan bulutangkis internasional.
Ketika berada di luar Pelatnas, Marcus Fernaldi Gideon bertemu dengan Markis Kido dan memutuskan untuk berpasangan serta mengikuti sejumlah turnamen bulutangkis.
Baca juga: Marcus Gideon Ungkap Kejanggalan All England 2021: Padahal Ada 7 False Positive, Kenapa Tidak Adil?
Saat itulah Marcus Fernaldi Gideon berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu berprestasi walaupun berada di luar Pelatnas.
Di tahun 2013, Marcus Fernaldi Gideon dan Markis Kido mampu meraih gelar super series pertama mereka di Frenc Open 2013.
Dengan prestasinya di tahun 2013, PBSI kembali memanggil Marcus untuk bergabung di Pelatnas.
Mulai dari sini, karier Marcus berkembang semakin baik.
Marcus Gideon langsung dipasangkan dengan teman duetnya saat ini, Kevin Sanjaya.
Saat dipasangkan dengan Kevin, Marcus belum bisa meraih kejuaraan seperti pasangan pertamanya dulu.
Hal ini dikarenakan Kevin adalah atlet di Pelatnas yang masih junior dan belum memiliki pasangan.
Masyarakat beranggapan jika mereka tidak memiliki kecocokan saat turnamen.
Baca juga: BREAKING NEWS: Indonesia Terpaksa Mundur dari All England 2021, Marcus Gideon Cs Kompak Protes BWF
Anggapan itu ditepis Marcus dan Kevin dengan masuknya mereka di Yonex Open Chinese Taipe.
Meskipun belum mendapatkan hasil yang sesuai, Marcus dan Kevin mulai diperhitungkan di kejuaraan berikutnya.
Gelar juara pertama untuk pasangan ini didapatkan di Chinese Taipe Grand Prix 2015.
Prestasi 2016 - 2017
Satu tahun setelahnya, Marcus dan Kevin mejuarai Victor Far Fast Malaysia Masters 2016.
Tak hanya itu, Marcus dan Kevin meraih gelar super series perdana mereka di YONEX SUNRISE India Open 2016.
Di tahun yang sama, mereka juga mendapat gelar di XIAMENIAR Australian Badminton Open 2016.
Baca juga: Jadwal All England 2021 di TVRI Rabu Sore, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya: Semua Pasti Terasa Berbeda
Dan yang paling mengejutkan adalah Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya mampu mendapat gelar di ajang super series premier THAIHOT China Open 2016.
Pada tahun 2017, Marcus dan Kevin meraih kejuaraan di turnamen bulutangkis tertua di dunia, All England Open.
Dari sinilah, nama mereka disanjung-sanjung oleh masyarakat pecinta bulutangkis.
Mereka juga menjadi atlet badminton andalan milik Indonesia.
Dan di tahun 2017 tersebut, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya hampir-hampir memborong semua gelar.
Gelar itu diantaranya YONEX SUNRISE India Open, CELCOM AXIATA Malaysia Open, DAIHATSU YONEX Japan Open, TAHOE China Open, YONEX-SUNRISE Hong Kong Open dan Dubai World Superseries Finals 2017.
Prestasi 2018 - sekarang
Pada tahun 2018, Marcus dan Kevin masih menyabet berbagai gelar kejuaraan bulutangkis.
Hampir disetiap turnamen, nama Marcus dan Kevin jadi sorotan dengan kehabatnya memainkan permainan bulutangkis.
Di tahun inilah, mereka mendapat 9 gelar dengan gelar paling membanggakan adalah Asian Games 2018.
Marcus menikahi seorang dokter yang bernama Agnes Amelinda Mulyadi pada 14 April 2018.
Di awal tahun 2019, Marcus Fernaldi Gideon dikaruniai buah hati yang juga dinamai mirip dengannya, yaitu Marcus Fernaldi Gideon Junior.

Baca juga: Hasil Drawing All England 2021: Kento Momota & Marcus/Kevin Comeback, Praveen/Melati Jadi Nomor Satu
Karier bulutangkis Marcus dan Kevin di 2019 ini masih belum begitu terlihat, namun sejauh ini mereka telah mendapat 2 gelar di PERODUA Malaysia Masters 2019 dan DAIHATSU Indonesia Masters 2019.
Saat ini Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya menjalani pertandingan di Indonesia Open 2019.
Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya berharap mampu mempertahankan gelar mereka di Indonesia Open 2018.
Selain itu Marcus juga fokus untuk BWF World Championship yang diadakan di Basel 15 Agustus-25 Agustus 2019.
Marcus Fernaldi Gideon bersama Kevin Sanjaya juga terlihat fokus dengan permainannya Olimpiade Tokyo 2020.
Di tahun ini, harusnya Marcus Gideon berlaga kembali di All England 2021.
Namun keptusan BWF dan penyelenggara tidak bisa diganggu gugat.
Seluruh tim Indonesia harus menelan pil pahit, usai ditemukannya kasus Covid-19 dalam pewawat yang ditumpangi mereka.
(TribunPalu.com/Hakim)