Zero Run Off yang Diklaim Anies Ampuh untuk Atasi Banjir, Praktisi SDA: Omong Kosong Itu
Selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selalu menggembor-gemborkan sebuah sistem yang menurutnya ampun mengatasi banjir.
Tanggapan Praktisi SDA Soal Zero Run Off
Praktisi Sumber Daya Air dari Himpunan Ahli Teknik Hindraulik Indonesia (HATHI) Saliman Simanjuntak mengemukakan pendapatnya soal sistem Zero Run Off.
Dalam talkshow Hari Air Sedunia yang diadakan BWS Sulawesi III Palu, Rabu (17/3/2021), Saliman mendapat pertanyaan terkait Zero Run Off.
Menurut Saliman, sistem Zero Run Off dimana air hujan tidak akan ada yang mengalir ke jalan merupakan sesuatu yang tidak mungkin.
“Jadi seperti kita tahu banyak berita-berita di Jakarta ada ‘Zero Run Off’ itu asal bunyi menurut saya. Yang namanya Zero Run Off itu, bahwa air hujan itu seberapa banyak pun dia tidak akan ada yang mengalir ke jalan, tidak mungkin,” kata Saliman.
Baca juga: Detik-detik Penghentian Tim Indonesia di All England 2021: Bermula dari Email Ini hingga Dipulangkan
Baca juga: Komandan KKB Papua Akhirnya Menyerahkan Diri, Cium Bendera Merah Putih di Depan Polisi
Baca juga: Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 15 Dibuka? Buat Akun di www.prakerja.go.id, Ini Caranya
“Itu Zero Run Off yang direncanakan orang-orang yang saya baca di media social, membuat sumur-sumur resapan dimasukan ke dalam tanah, omong kosong itu.”
“Jadi run off, air yang mengalir dari halaman, dari satu kawasan tertentu, itu ada namanya debit yang di mana koefisien run off yang disebut dengan c dikalikan dengan intensitas hujan yang datang dikalikan dengan luas areanya itu. Bayangkan kalau dia intensitasnya tinggi sekali, kemudian harus sebesar itu juga yang masuk ke dalam tanah, itu impossible,” katanya.
Saliman kemudian mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan sistem Zero Run Off yang selama ini banyak dibicarakan sebagai solusi mengatasi banjir di DKI Jakarta.
“Zero Run Off itu, itu saya kira ada istilah-istilah terakhir-terakhir soal banjir ribut-ribut di Jakarta, nah itu orang mengadopsi dari situ saya sangat tidak setuju, apalagi dibilang bahwa mengatasi banjir itu pakai sumur-sumur serapan,” tuturnya.(*)