Zero Run Off yang Diklaim Anies Ampuh untuk Atasi Banjir, Praktisi SDA: Omong Kosong Itu

Selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selalu menggembor-gemborkan sebuah sistem yang menurutnya ampun mengatasi banjir.

Instagram/aniesbaswedan
Anies dan jajaran Pemprov akan pastikan tanggung jawab dan siaga terhadapa banjir yang melanda Jakarta 

TRIBUNPALU.COM - Selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selalu menggembor-gemborkan sebuah sistem yang menurutnya ampun mengatasi banjir.

Sistem tersebut adalah Zero Run Off, yang sudah disebut-sebut Anies dalam debat Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 silam.

Saat itu Anies menjelaskan jika konsep Zero Run Off menggunakan vertical drainage, yaitu dimana air hujan dimasukkan ke bumi menggunakan sumur resapan, bukan dialirkan ke laut.

"Mengenai air, konsepnya adalah vertical drainage. Air hujan ini rahmah dari Allah, dari Tuhan. Rahmah yang diturunkan untuk dimasukkan ke bumi bukan sesegera mungkin dikirim ke laut. Yang dilakukan sekarang masuk kirimkan ke laut," ujarnya dilansir melalui YouTube OfficialiNews, Jumat (27/1/2017).

Baca juga: Daftar Harga HP Samsung Terbaru Maret 2021: Samsung A12, A32, A52, A72 hingga Galaxy S21 Ultra 5G

Baca juga: Deretan Upaya Kubu Moeldoko Gusur AHY: Daftar ke Kemenkumham, hingga Gugat AHY ke Bareskrim

Baca juga: Bus Borlindo Palu-Makassar Resmi Beroperasi, Yuk Cek Promo Tiket Murah Hingga Akhir Maret

Konsep tersebut diyakini Anies akan mampu meningkatkan daerah resapan dan cadangan air untuk DKI Jakarta.

"Bumi kita tidak diresapi oleh air karena itu yang kita lakukan adalah memperbanyak sumur-sumur resapan di tiap kampung, ditiap rumah, di tiap jalan," ungkap Anies.

Tak hanya diinstalasi di setiap kampung, rumah, dan jalan, Anies menegaskan sumur resapan juga akan dibangun di samping kanal-kanal sungai.

"Disamping kanal-kanal dan sungai pun kita siapkan lubang kedalam. Sehingga tanah dibawah Jakarta berisi air kembali," ujarnya.

Anies juga menyampaikan, strategi vertical drainage tersebut lebih cocok digunakan di DKI Jakarta daripada horizontal drainage.

"Hari ini tanah di Jakarta makin sedikit air karena satu penyedotan yang kedua suplai masuk kedalamnya hampir tidak ada. Karena konsep yang dilakukan adalah horisontal drainage. Dialirkan secara horisontal, efeknya dikirimkan semua kelaut," imbuh sang mantan Rektor Universitas Paramadina ini. 

Pada Maret 2020, Anies mengklaim bahwa sistem Zero Run Off itu sudah mulai diterapkan di gedung-gedung di DKI Jakarta.

"Alhamdulillah DKI Jakarta sudah seluruh gedungnya zero run off. Kita tidak ada gedung yang menyumbang air ke luar, semua airnya dimasukkan ke dalam (tanah)," kata Anies.

Terbaru, Anies kembali menjelaskan soal sistem Zero Run Off yang menurutnya harus diterapkan di setiap rumah di DKI Jakarta

"Sekarang kami sering menyuarakan bagaimana rumah di Jakarta harus Zero Run Off, artinya air hujan yang jatuh di rumahnya, jatuh di pekarangannya tidak dikirim ke luar, harus terserap di situ. Jadi kita tidak menyumbang air ke luar," kata Anies dilansir dari chanel YouTube Bang Arief, Kamis (18/3/2021).

"Kalau air hujan turun ke tempat kita, kita tampung. Apakah ditampung dengan punya tangki, atau ditampung dalam artian untuk diserap ke tanah. Kalau kita semua melakukan itu, maka jalan-jalan kita akan terbebas dari limpahan air," jelas Anies.

Tanggapan Praktisi SDA Soal Zero Run Off

Praktisi Sumber Daya Air dari Himpunan Ahli Teknik Hindraulik Indonesia (HATHI) Saliman Simanjuntak mengemukakan pendapatnya soal sistem Zero Run Off.

Dalam talkshow Hari Air Sedunia yang diadakan BWS Sulawesi III Palu, Rabu (17/3/2021), Saliman mendapat pertanyaan terkait Zero Run Off.

Menurut Saliman, sistem Zero Run Off dimana air hujan tidak akan ada yang mengalir ke jalan merupakan sesuatu yang tidak mungkin.

“Jadi seperti kita tahu banyak berita-berita di Jakarta ada ‘Zero Run Off’ itu asal bunyi menurut saya. Yang namanya Zero Run Off itu, bahwa air hujan itu seberapa banyak pun dia tidak akan ada yang mengalir ke jalan, tidak mungkin,” kata Saliman.

Baca juga: Detik-detik Penghentian Tim Indonesia di All England 2021: Bermula dari Email Ini hingga Dipulangkan

Baca juga: Komandan KKB Papua Akhirnya Menyerahkan Diri, Cium Bendera Merah Putih di Depan Polisi

Baca juga: Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 15 Dibuka? Buat Akun di www.prakerja.go.id, Ini Caranya

“Itu Zero Run Off yang direncanakan orang-orang yang saya baca di media social, membuat sumur-sumur resapan dimasukan ke dalam tanah, omong kosong itu.”

“Jadi run off, air yang mengalir dari halaman, dari satu kawasan tertentu, itu ada namanya debit yang di mana koefisien run off yang disebut dengan c dikalikan dengan intensitas hujan yang datang dikalikan dengan luas areanya itu. Bayangkan kalau dia intensitasnya tinggi sekali, kemudian harus sebesar itu juga yang masuk ke dalam tanah, itu impossible,” katanya.

Saliman kemudian mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan sistem Zero Run Off yang selama ini banyak dibicarakan sebagai solusi mengatasi banjir di DKI Jakarta.

“Zero Run Off itu, itu saya kira ada istilah-istilah terakhir-terakhir soal banjir ribut-ribut di Jakarta, nah itu orang mengadopsi dari situ saya sangat tidak setuju, apalagi dibilang bahwa mengatasi banjir itu pakai sumur-sumur serapan,” tuturnya.(*)

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved