Anaknya Meninggal Dunia Usai Ikuti Diklat Mapala, Hasirah: Tidak Ada Sekali Sifat Kemanusiaannya

Seperti diberitakan sebelumnya, Irsan tewas setelah mengikuti pendidikan dasar (Diksar) mahasiswa pecinta alam (mapala) kampusnya.

Editor: Imam Saputro
NET
Ilustrasi kekerasan 

TRIBUNPALU.COM - Tewasnya mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Watampone, Bone bernama Irsan (19) menyisakan duka yang mendalam di hati keluarganya, terutama sang ibu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Irsan tewas setelah mengikuti pendidikan dasar (Diksar) mahasiswa pecinta alam (mapala) kampusnya.

Hasil visum mengungkap korban mengalami kekerasan fisik.

Ibu korban, Hasirah mengaku tindak kekerasan yang menimpa anaknya sungguh tidak memiliki sifat kemanusiaan.

"Tidak ada sekali sifat kemanusiaannya," ucapnya.

Suasana saat jenazah Irsan akan dikebumikan, Senin (15/3/2021)
Suasana saat jenazah Irsan akan dikebumikan, Senin (15/3/2021) (TRIBUN TIMUR/KASWADI)

Saudara korban, Irmawati mengatakan, Irsan berangkat Diksar pada Jumat (5/3/2021).

Ia baru kembali dari Diksar pada Sabtu (13/3/2021) pukul 00.00 Wita.

Irmawati menerangkan, korban pulang ke rumah dalam kondisi lemas.

Ditemukan banyak luka di tubuhnya.

"Memar dan lebam. Bengkak badannya. Kuku ibu kakinya juga terkelupas," katanya Senin (15/3/2021).

Selama beberapa hari terakhir, kata Irmawati, Irsan hanya bisa terbaring.

Kondisi tubuhnya menurun.

Irsan sempat dibawa ke rumah sakit pagi tadi sekira pukul 07.30 Wita.

Namun, nyawanya tak tertolong. Irsan menghembuskan napas terakhir pukul 11.00 Wita.

Irmawati menyebut, dari hasil pemeriksaan dokter, luka yang dialami Irsan diduga karena tindak kekerasan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved