Elektabilitas Anies Baswedan Naik, Arief Poyuono: Modal Pilpres Itu Diusung Parpol & Duit yang Cukup
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono berkomentar mengenai elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
TRIBUNPALU.COM - Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat ini tengah naik.
Hal ini ditunjukkan dari hasil survei Indikator Politik Indonesia.
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia baru-baru ini merilis survei yang temuannya secara umum menyatakan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jadi capres favorit anak muda.
Terkait dengan hal ini Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono memberikan tanggapannya.
Arief Poyuono mengingatkan survei hari ini akan berbeda pada saat pilpres nanti.
Baca juga: Dibayar Rp 45 Juta Sekali Temani Karaoke, Cupi Cupita Disindir Nikita Mirzani: Habis Itu Dipakai?
Baca juga: Akui Sudah Dekat dengan Jessica Iskandar Sejak 4 Tahun Lalu, Nobu: Dia Membantu Banget

Pasalnya, Arief menuturkan keadaan bisa berubah kapanpun sejalan dengan sepak terjang Anies dalam melakukan kerja kerja nyata selama jadi Gubernur DKI Jakarta.
Begitu juga tokoh tokoh yang masuk kandidat yang bakal di survei masih bisa juga berubah nantinya.
"Modal pilpres itu bukan hasil survei yang banyak dipilih anak muda tapi di usung parpol dan duit yang cukup untuk logistik kampanye," kata Arief Poyuono ketika dihubungi TribunJakarta.com, Selasa (23/3/2021).
Sebab, kata Arief, sekalipun didukung oleh 100 persen anak muda kalau tidak parpol yang mengusung dan memiliki uang maka takakan bisa maju di Pilpres 2024.
Diketahui, Indikator Politik Indonesia menyatakan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meraih suara terbanyak dari anak muda berdasarkan simulasi 17 nama yang disodorkan dalam survei.
Pertanyaan yang diajukan dalam survei tersebut adalah "Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Anda pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?".
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan dari 17 nama yang disodorkan, Anies mendapat suara tertinggi yakni 15,2 persen.
Sedangkan pada peringkat kedua, kata Burhanuddin jatuh pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan perolehan 13,7 persen.
Baca juga: Rayakan Ulang Tahun ke-38, BCL Galang Dana untuk Para Perempuan Korban Kekerasan
Kalau ditanya kepada anak muda 17 nama, yang paling tinggi meskipun dalam kisaran margin of error, kata Burhanuddin, secara umum tidak ada nama yang dominan.
Nama-nama yang meraih suara di bawah dua persen, kata Burhanuddin, di antaranya Erick Tohir, Tito Karnavian, Puan Maharani, Gatot Nurmantyo, Khofifah Indar Parawansa, KH Ma'ruf Amin, Budi Gunawan, Bambang Soesatyo, Airlangga Hartarto, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar.
Hal tersebut disampaikannya dalam rilis survei bertajuk Suara Anak Muda Terhadap Isu-Isu Sosial Politik Bangsa secara virtual pada Minggu (21/3/2021).
"Tetapi di antara 17 nama, yang paling tinggi secara absolut itu Anies Baswedan di angka 15, 2 persen. Ganjar 13,7 persen. Bedanya tidak signifikan. Ridwan Kamil 10,2 persen. Sandiaga Uno 9,8 persen. Pak Prabowo 9,5 persen, AHY 4,1 persen. Yang lain di bawah dua persen," kata Burhanuddin.
Secara umum, temuan survei tersebut juga menyatakan pemilih Presiden Joko Widodo menyebar.
Sementara, lanjut dia, Anies paling banyak mendapat dukungan di antara mereka yang mencoblos Pak Prabowo-Sandi di 2019 kemarin.
Selain itu, kata dia, berdasarkan temuan survei tersebut juga masing-masing nama memiliki kekuatan suaranya di segmen-segmen demografi tertentu.
"Misalnya di sini 22 persen etnik Jawa itu memilih Pak Ganjar Pranowo. Ada juga 10,3 persen Jawa yang memilih Sandiaga Uno. Anies cukup lumayan dapat 12,2, persen dari kalangan anak muda Jawa," kata dia.
Sementara di etnik Sunda, kata dia, Anies mendapat 15,5 persen dan Prabowo mendapat 10,3 persen.
"Tapi yang paling banyak mendapat dukungan dari anak muda etnik Sunda Ridwan Kamil 28,6 persen," kata Burhanuddin.
Survei tersebut dilaksanakan pada 4 sampai 10 Maret 2021.
Baca juga: Basrief Arief Wafat, Begini Sosoknya Semasa Hidup: Jaksa Agung Era SBY, Pimpin Tim Pemburu Koruptor
Survei dilakukan melalui kontak telpon kepada responden mengingat situasi pandemi covid-19.
Populasi survei adalah generasi Z yang lahir pasca reformasi yang berusia 17 tahun sampai 21 tahun.
Sampel survei sebanyak 1.200 responden yang dipilih secara acak dari sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Survei dilakukan dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden, dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Anies Mulai Blusukan di Ibu Kota
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai berinteraksi dengan cara blusukan ke sejumlah tempat di Ibu Kota. Mulai warung makan hingga tempat ibadah.
Terbaru, Anies mendatangi salah satu tempat ibadah bersejarah di daerah Mangga Dua yaitu Gereja Sion atau dulu dikenal sebagai Gereja Portugis (Portugeesche Buitenkerk).
"Kemarin silaturahmi ke sini, kedatangan kami disambut hangat oleh Ibu Pdt. Fransien Ihalaw-Hukom S.Th (Ketua Majelis Jemaat GPIB Sion) dan Bapak Waspo Yuwono (Kepala Tata Usaha Gereja Sion). Mereka banyak bercerita tentang sejarah gereja tertua di Indonesia bahkan Asia ini," ujar Anies dalam postingannya di Facebook, Selasa (23/3/2021).
Selesai dibangun pada 1695 menjadikan gereja ini sebagai gedung tertua di Jakarta yang masih dipakai untuk tujuan semula seperti saat awal didirikan. Gereja ini pernah dipugar pada 1920 dan sekali lagi pada 1978.
Gereja ini sudah berusia 326 tahun, dan telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya nasional berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 475 Tahun 1993 dan Surat Keputusan Menteri Nomor 193/M/2017. Sehingga dirawat secara berkala oleh petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya Pemprov DKI Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Diajak berkeliling melihat semua isi dan fasilitasnya. Menakjubkan karena banyak perabotan yang masih asli sejak dulu. Beberapa kursi berukiran bagus dan bangku dari kayu hitam atau eboni masih juga dipakai," katanya.
"Kursi-kursi itu ditaruh berjarak dan diberi nomor, karena saat ini gereja memang sudah dibuka kembali dengan protokol kesehatan untuk jemaat terbatas dan harus mendaftar online dulu. Kuota dibatasi maksimal 25% dari kapasitasnya 400 orang, sementara yang lain mengikuti ibadah lewat live streaming."
Dijelaskan Anies, yang paling terkenal di gereja ini adalah orgel (organ pipa) gereja buatan 1860 yang sampai sekarang masih terawat baik. Organ ini diletakkan di balkon yang disangga empat tiang langsing.
"Usianya yang tiga abad lebih kita melihat ada beberapa fasilitasnya yang butuh perbaikan. InsyaAllah kita akan bantu perbaiki sesuai kapasitas Pemprov DKI, tentu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait karena statusnya sebagai cagar budaya nasional," ujarnya.
Warung kopi
Pekan lalu, tepatnya Minggu (14/3/2021), Anies kembali mengunggah foto kegiatan dirinya sedang berada di warung kopi (warkop) di bilangan Jalang Cipete Raya, Jakarta Selatan.
Dia bersama tiga anaknya mampir ke warkop bernama Parahyangan Putra Kuningan.
Anies mengunggah enam foto dan menceritakan pemilik warkop yang berasal dari Kuningan, Jawa Barat, sudah tak asing lagi dengan keluarga Abdurrahman Baswedan yang merupakan kakek dari Anies Baswedan.
"Saat ngobrol dengan penjualnya, dia cerita bahwa memang berasal dari Ciawi-Gebang, di Kuningan. Ngobrol singkat tapi langsung tersambungkan, dan dia tahu bahwa keluarga kami di Cipicung, Kuningan," tulis Anies seperti dikutip dari Kompas.com.
Anies mengaku pernah tinggal di Cipicung, Kuningan, saat dia masih kanak-kanak.
"Salah satu pengalaman mengesankan di Kuningan adalah masa kecil main di Sungai Citamba, ikut para pencuci benang yang bekerja di usaha kakek yaitu membuat sarung tenun ATBM," kata Anies.
(TribunJakarta/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Anies Capres Favorit Anak Muda, Eks Anak Buah Prabowo: Modal Pilpres Bukan Survei Tapi Duit & Parpol,