Bom Meledak di Makassar
Paus Fransiskus Doakan Korban Bom di Gereja Katedral Makassar: Apa yang Tuhan Lakukan? Dan Kita?
Paus Fransiskus Pemimpin Tertinggi Umat Katolik berdoa untuk umat Katolik Indonesia yang terluka dalam serangan bom di Gereja Karedral Makassar
Penulis: Kristina Natalia | Editor: Putri Safitri
TRIBUNPALU.COM - Paus Fransiskus Pemimpin Tertinggi umat Katolik berdoa untuk umat Katolik Indonesia yang terluka dalam serangan bom di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Tengah, Minggu (23/3/2021) pagi.
Paus Fransiskus mengajak jemaat untuk mendoakan para korban kekerasan di seluruh dunia, sebelum memulai pembacaan doa pada Misa Palma di Vatikan.
Pada saat itu dia juga mengutip serangan bom yang terjadi kemarin Minggu (23/3/2021) pagi di Indonesia.
“Mari kita berdoa untuk semua korban kekerasan, terutama yang menyerang pagi ini di Indonesia, di depan Katedral Makassar,” kata Paus .
Paus membuat pernyataan itu di akhir pidatonya di akhir Misa Minggu Palem di Basilika Santo Petrus.
“Untuk kedua kalinya kami akan menjalaninya dalam konteks pandemi.
Tahun lalu kami lebih kesal; tahun ini lebih berusaha bagi kami. Dan krisis ekonomi semakin parah." ujar Paus berusia 84 tahun itu, dikutip dari Catholic News Agency, Senin (29/3/2021).
Baca juga: Beredar Foto Pria & Wanita Naik Motor yang Disebut Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar, Ini Kata Polisi
Baca juga: Kumpulan Fakta Bom di Gereja Katedral Makassar: Identitas Bomber, Balas Dendam dan Amaliyah, JAD
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Diduga Bom Panci, Apa Itu Pressure Cooker Bomb?
“Dalam situasi sejarah dan sosial ini, apa yang Tuhan lakukan? Dia memikul salib.
Yesus memikul salib, yaitu, Dia mengambil kejahatan yang ditimbulkan oleh situasi ini, kejahatan fisik dan psikologis - dan di atas semua kejahatan spiritual - karena Si Jahat mengambil keuntungan dari krisis untuk menyebarkan ketidakpercayaan, keputusasaan, dan perselisihan."
Menurut Paus Fransiskus, apa yang harus dilakukan adalah meneladani Perawan Maria, Bunda Yesus, yang juga murid pertamaNya.
Bunda Maria mengikuti Putranya.
Kemudian, Bunda Maria menempatkan dirinya sendiri untuk mengambil bagian dari penderitaan, kegelapan, kebingungan,
“Dan kita? Apa yang harus kita lakukan?
Yang menunjukkan kepada kita adalah Perawan Maria, Bunda Yesus, yang juga murid pertamanya.