Empat Ciri-ciri Toxic Relationship dalam Hubungan Pertemanan yang Wajib Kamu Hindari
Sebuah hubungan pertemanan juga bisa menimbulkan toxic atau racun, sehingga harus dikendalikan dengan enar. Berikut ini adalah tipsnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Konten Kreator yang sering membahas kesehatan mental, Dimas Alwin.
Dalam unggahannya Instagramnya di @mudahbergaul, ia menurturkan jika kompetisi ini bisa berubah menjadi energi positif.
Namun apabila dilakukan secara berlebihan, maka akan menimbulkan perasaan insecure.
"Kompetisi bersifat memotivasi, tapi juga bisa bikin insecure kalau berlebihan," ujarnya dalam keterangan tertulis.
• Kondisi Mental Tim Indonesia seusai Dipaksa Mundur dari All England, PBSI: Harus Dikubur Dalam-dalam
• Guna Pulihkan Mental Korban Pandemi, WHO Gelar Kampanye Healing Arts 2021
2. Saling Menyalahkan
Masalah memang sering dijumpai dalam sebuah hubungan, baik pertemanan, persaudaraan atau bahkan antar pasangan.
Namun jika tidak ada yang mengalah, maka hubungan itu berada pada fase toxic.
Dimas mengatakan, tak hanya saling menyalahkan saja, tetapi juga saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain.
"Saling nyalahin kalau ada masalah dan saling menjatuhkan,"
Tidak sampai disitu saja, toxic relationship juga tergolong susah untuk mengakui sebuah kesalahan.
Sehingga muncul kesulitan untuk meminta maaf.
Baca juga: Jangan Terjebak Lingkaran Depresi, Psikolog: Kesehatan Mental Harus Lebih Diperhatikan
3. Satu Pihak Mendominasi
Pemimpin memang dibutuhkan dalam sebuah kelompok pertemanan.
Hal ini bertujuan untuk menentukan pengambil keputusan tertinggi dalam suatu kelompok.
Namun jika terdapat satu pihak yang mendominasi dan tidak menoleransi orang lain, disitulah toxic relationship mulai berkembang.