2 WNI Jatim Tipu 30 Ribu Warga AS, Buat Pemerintah Amerika Serikat Rugi hingga 60 Juta Dolar AS
Kejahatan antar-negara dilakukan oleh dua pemuda di Jawa Timur (Jatim), mereka telah menipu 30 juta warga AS saat pandemi Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Kejahatan antar-negara dilakukan oleh dua pemuda WNI yang berasal dari Jawa Timur (Jatim).
Tak tanggung-tanggung, mereka disebutkan telah menipu 30 ribu warga Amerika Serikat (AS).
Kedua pemuda berinisial SFR dan MZM itu kini telah ditangkap oleh Polda Jatim dan ditetapkan sebagai tersangka.
Dua orang pemuda itu ditangkap Polda Jawa Timur setelah melakukan kejahatan antar negara berupa penipuan.
Baca juga: Video Pengakuan Istri Tukang Ojek Perantau Asal Barru yang Ditembak Mati KKB: Baru 4 Hari Ketemu
Baca juga: Pesan Kapolres Poso kepada Netizen soal Bocah Meninggal Misterius: Jangan Main Hakim di Media Sosial
Modus Pelaku
Dilansir Kominfo.jatimprov.go.id, kedua tersangka telah membuat website atau situs palsu Pemerintah AS dan menggunakan data pribadi korban untuk mendapatkan bantuan Covid-19.
Diketahui, ada tiga kejahatan yang dilakukan oleh pelaku.
Ketiganya yaitu membuat website palsu, menyebarkan website palsu, dan mengambil data orang lain secara ilegal.
"Jajaran Direskrimsus berhasil mengungkap tindak pidana kejahatan antarnegara. Karena korbannya berada di luar negeri, pelakunya ada di Indonesia."
"Tindak pidana yang dilakukan ada tiga. Pertama pelaku membuat website palsu, kedua menyebarkan website palsu ini, dan yang ketiga mengambil data orang lain secara ilegal," kata Nico saat rilis di Mapolda Jatim, Kamis (15/4/2021).
Buat 14 Website Palsu, lalu Disebar Melalui SMS Blast
Diketahui, untuk melancarkan aksinya pelaku mengirimkan SMS blast kepada warga Amerika.
Hal itu dilakukan agar warga membuka link website yang dikirimkan.
Kemudian warga yang tertipu akan mengisi identitas atau data pribadinya di website tersebut.
Jumlah website palsu yang dibuat totalnya ada 14.
"Jumlah website palsu yang dibuat ada 14. Lalu disebar melalui SMS, dan SMS ini disebar menggunakan software atau SMS blast."