Puasa Ramadhan 2021
Kapan Seseorang Dikatakan Musafir dan Diperbolehkan Berbuka Puasa saat Perjalanan Jauh?
Silaturahmi merupakan suatu hal yang dianjurkan saat bulan Ramadan. Namun, kapan seseorang dikatakan musafir? Kapankah mereka harus membatalkan puasa?
Ustaz Tajul membeberkan, jarak itu apabila dikira-kira dalam kilometer akan berjarak sekitar 80 km.
"Kalau dikira-kira sekitar 80 kilo meter," sambungnya.
Namun ia mengimbau, aturan tersebut berlaku jika jarak yang dilalui seseorang bersifat memberatkan.
Bila dirasa tidak berat, maka seseorang masih diperbolehkan berpuasa selama dalam perjalanan jauh.
Menurut Ustaz Tajul, zaman sekarang cukup berbeda jauh dengan zaman hidup Rasulullah SAW.
Jarak yang diperkirakan sejauh 80 km pada zaman Nabi sudah sangat jauh, lantaran tidak adanya transportasi seperti saat ini.
"Kalau zaman nabi jauh ya 80 km itu, tapi sekarang kan ada transportasi yang canggih," ungkapnya.
Baca juga: Bolehkah Mandi di Siang Hari saat Sedang Berpuasa di Bulan Ramadhan ? Ini Penjelasan Ustaz
Baca juga: Bagaimana agar Puasa Ramadhan Dapat Diterima oleh Allah SWT? Perhatikan 5 Hal Berikut

Sehingga ia memperbolehkan seseorang yang menggunakan transportasi modern untuk tatap berpuasa saat menempuh perjalanan jauh tersebut.
"Kalau sekarang banyak transportasi. Maka itu dibolehkan tetap puasa," sambungnya.
Kemudian seseorang yang meniatkan perjalanannya untuk keburukan, maka tidak diperbolehkan.
Ia mencontohkan, seseorang yang bepergian jauh saat puasa Ramadhan hanya untuk menyepakati pekerjaan koruptif.
"Yang tidak boleh lagi, ketika meniatkan perjalanan jauhnya untuk menyepakati koruptif, seperti korupsi. Itu kan maksiat jadinya," bebernya saat memberikan contoh.
Baca juga: Hal-hal yang Dapat Membatalkan Puasa Ramadhan serta Penjelasan Lengkapnya, Muntah hingga soal Niat
Baca juga: 5 Hal yang Harus Dihindari saat Memasak Bayam untuk Berbuka Puasa Ramadhan
Kendati demikian, terdapat tiga hal yang harus diketahui oleh umat Muslim dalam memaknai pilihan berpuasa atau tidak saat melakukan perjalanan jauh.
Pertama, lebih baik melanjutkan puasa saat bepergian jauh, namun menggunakan transportasi yang nyaman.
Dalam hal ini Ustaz Tajul memberi contoh, bepergian dengan jarak 100, 2000 atau bahkan 500 kilo meter, namun ditempuh dnegan pesawat atau kereta api.