Liga Super Eropa

Bos Real Madrid Jadi Dalang Dibentuknya Liga Super Eropa, Tiap Klub Dirayu dengan Rp 5,8 Triliun

Terungkap bos Real Madrid Florentino Perez menjadi dalang di balik terbentuknya kompetisi Liga Super Eropa.

TWITTER.COM/RMADRIDHOME_
Presiden Real Madrid, Florentino Perez (kanan), dan pelatih Zinedine Zidane. 

Sementara Barcelona, Real Madrid, dan Ateltico Madrid menjadi perwakilan Liga Spanyol.

Sisanya dari Liga Italia adalah AC Milan, Inter Milan, dan Juventus.

Selain sebagai peserta, nantinya klub-klub tersebut juga terdaftar sebagai pendiri Liga Super Eropa.

Baca juga: Hanya Selisih 8 Poin, Begini Skenario Juara Man United dan Man City, Laga Pekan 35 jadi Penentu

Baca juga: Gubernur Sulteng Lantik Richard Arnaldo Jadi Pj Bupati Tojo Una-una

Baca juga: Liput Kasus Korupsi Pajak Angin Prayitno, Wartawan Tempo: Saya Dicekik Ditampar Disekap 2 Jam

"Para klub pendiri akan menjalani diskusi dengan UEFA dan FIFA untuk bekerja sama demi melahirkan kompetisi yang saling mendukung dan menguntungkan sepakbola."

"Ide ini dipercaya akan menyokong kesehatan finansial klub-klub sepakbola di periode pandemi seperti ini. Untuk beberapa tahun terakhir, klub-klub pendiri ajang ini telah mempertimbangkan kemungkinan untuk menaikkan intensitas ajang antarklub Eropa yang akan menjadi tempat bersaing yang ketat untuk setiap klub top dan para pemainnya," tulis Liga Super Eropa dalam pernyataan resmi.

Namun wacana Liga Super Eropa mendapat kecaman dari UEFA, FA/Liga Inggris, RFEF/Liga Spanyol, hingga FIGC/Liga Italia.

Dilansir dari Manchester United World, FIFA dilaporkan bakal memberi sanksi berat bagi klub maupun pemain yang berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.

"Seperti yang telah disampaikan oleh FIFA dan enam konfederasi yang bernaung di bawahnya, klub yang ikut dalam kompetisi ini akan dilarang berkompetisi di ajang nasional, regional, hingga internasional. Bahkan pemain yang terlibat kemungkinan akan disanksi dari kemungkinan bermain di timnas," tulis UEFA dalam pernyataan resmi.

Dalam keterangan yang sama, UEFA menyebut akan berusaha menghentikan proyek Liga Super Eropa.

Pasalnya proyek tersebut hanya dijadikan ajang meraup keuntungan bagi para pemilik klub top Eropa.

Baca juga: Ratusan Orang Mudik Lebih Awal di Pelabuhan Pantoloan Palu

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, 15.000 Pulau Kecil di Sulteng Terancam Tenggelam

Baca juga: Dogecoin Lawan Dominasi Bitcoin, Nilai Tukarnya Sangat Fantastis

Sementara klub-klub 'kecil' yang tak berkompetisi di ajang tersebut akan semakin terancam eksistensinya.

"Jika ini akan diwujudkan, kami dan juga FIFA dan seluruh anggota asosiasi internasional ini akan bersatu dan akan mencoba menghentikan proyek sinisme ini yang hanya akan menguntungkan para klub pendiri."

"Ini adalah waktu untuk solidaritas. Kami akan mempertimbangkan segala hal yang mungkin kami lakukan baik di level judisial hingga olahraga untuk mencegah terjadinya kompetisi ini. Sepakbola seharusnya didasarkan pada persaingan terbuka dan pencapaian yang Anda catatkan saat ini, tidak ada cara lain yang lebih layak dari itu," tulis UEFA.

Adapun perwakiland dari klub-klub sepakbola Perancis dan Jerman dikabarkan telah menolak undangan untuk mengikuti Liga Super Eropa.

Dipastikan, klub seperti Bayern Munchen dan Paris Saint-Germain tidak bergabung dengan 12 klub elit Eropa lainnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved