Lebih Dulu Puasa Syawal atau Bayar Utang? Bolehkah Ada Jeda dalam 6 Hari Beruntun? Ini Penjelasannya

Balasan bagi umat yang menjalankan puasa Syawal ini adalah seperti melakukan ibadah puasa Ramadan selama satu tahun penuh.

Google
Ilustrasi 

TRIBUNPALU.COM - Setelah beribadah puasa selama 30 hari, masih ada rentetan ibadah sunnah yang sayang untuk dilewatkan amalannya.

Ibadah sunah itu akan berlangsung setelah bulan Ramadan berakhir.

Satu di antara sunah yang menjanjikan banyak amalan adalah puasa Syawal yang merupakan puasa sunnah yang ditunaikan selama enam hari di bulan Syawal.

Balasan bagi umat yang menjalankan puasa Syawal ini adalah seperti melakukan ibadah puasa Ramadan selama satu tahun penuh.

"Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim).

Bacaan niat puasa Syawal

Berikut bacaan niat puasa Syawal yang dianjurkan untuk dilafalkan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

Baca juga: Puasa Enam Hari di Bulan Syawal : Tata Cara, Waktu Pelaksanaan dan Keistimewaannya

Tidak seperti puasa Ramadan, niat puasa Syawal bisa dilakukan saat siang hari selama belum makan atau minum.

Berikut niat puasa Syawal yang dilakukan siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”

Karena tak ingin kehilangan bulan Syawal begitu saja, banyak umat Islam yang berlomba untuk segera melaksanakan puasa Syawal tersebut.

Namun, bagaimana bagi muslim yang memiliki tanggungan hutang puasa puasa Ramadan?

Bolehkah kita mendahulukan puasa Syawal daripada menuntaskan puasa qadha Ramadan?

Doa dan Niat Puasa 1 Rajab
Ilustrasi (Tribun Jabar)

Baca juga: Niat Sholat Idul Fitri Sendirian dan Berjamaah, Lengkap dengan Tata Cara Serta Amalan Sunah

Berikut TribunPalu.com merangkum jawaban dari Dewan Pembina Konsultasi Syariah, Ustaz Ammi Nur Baits.

1. Jenis puasa sunah

Ada dua jenis puasa sunah yakni yang terkait dengan puasa Ramadan, seperti puasa Syawal.

Dan puasa sunah yang tidak terkait dengan Ramadan, contohnya puasa Arafah, puasa Asyura', dan lain-lain.

Amalan puasa Syawal telah disebutkan dalam hadis berikut.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa selama setahun.” (HR. Ahmad 23533, Muslim 1164, Turmudzi 759, dan yang lainnya).

2. Waktu menunaikan puasa Syawal

Untuk jenis puasa sunah yang dikaitkan dengan puasa Ramadan, puasa Syawal ini hanya boleh dikerjakan jika puasa Ramadan telah dilakukan dengan sempurna.

Sebab, hadis di atas menyatakan,

“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, kemudian …,”

Sementara orang yang memiliki utang puasa Ramadan tidak dikatakan telah rampung melaksanakan puasa Ramadan.

Karena itu, orang yang memiliki utang puasa Ramadan dan ingin melaksanakan puasa Syawal harus membayar atau qadha utang puasa Ramadan-nya terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan puasa Syawal.

Baca juga: Apa Bisa Puasa Qadha Ramadhan Sekaligus Puasa Senin Kamis dan Puasa Bulan Rajab? Ini Penjelasannya

Hal itu disebutkan dalam fatwa Imam Ibnu Utsaimin tentang wanita yang memiliki utang puasa Ramadan, tetapi ia ingin menunaikan puasa Syawal.

إذا كان على المرأة قضاء من رمضان فإنها لا تصوم الستة أيام من شوال إلا بعد القضاء ، ذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ( من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال ) ومن عليها قضاء من رمضان لم تكن صامت رمضان فلا يحصل لها ثواب الأيام الست إلا بعد أن تنتهي من القضاء

Jika seorang wanita memiliki utang puasa ramadhan, maka dia tidak boleh puasa syawal kecuali setelah selesai qadha.

Berdasarkan sabda Nabi Saw..

“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal…”.

Sementara, orang yang masih memiliki utang puasa Ramadan belum disebut telah berpuasa ramadhan. Sehingga dia tidak mendapatkan pahala puasa 6 hari di bulan Syawal, kecuali setelah selesai qadha. (Majmu’ Fatawa, 19/20).

3. Waktu menunaikan puasa sunah yang tidak terkait puasa Ramadan

Untuk jenis puasa ini, boleh mendahulukan puasa sunah ini daripada puasa qadha Ramadan.

Dengan catatan, waktu pelaksanaan puasa qadha masih panjang sebelum mendekati Ramadan.

Tetapi, jika waktunya hanya cukup untuk melaksanakan puasa qadha dan tidak memungkinkan puasa sunah, maka harus didahulukan membayar utang puasa daripada puasa sunah.

Misalnya, seseorang memiliki utang enam hari puasa Ramadan, sedangkan bulan Sya'ban hanya tersisa enam hari.

Maka dia hanya diperbolehkan menyelesaikan puasa qadha Ramadan dan tidak boleh melaksakan puasa sunah tersebut.

4. Makna tekstual

Secara tertulis, hadis di atas menunjukkan bahwa niat puasa Syawal dan niat qadha puasa Ramadan itu tidak bisa digabungkan.

Karena puasa Syawal baru boleh ditunaikan setelah melaksanakan puasa Ramadan secara sempurna.

Baca juga: Panduan Cara Mengganti Utang Puasa, Dilengkapi Bacaan Niat Puasa Qadha Bahasa Indonesia dan Arab

Bolehkah ada jeda dalam puasa Syawal?

Setelah jelas dengan waktu pelaksanaannya, lantas bagaimana jika terpaksa ada jeda saat sedang menunaikan puasa Syawal?

Bukan suatu syarat yang perlu bahwa mereka harus berpuasa secara berurutan.

Jika Anda berpuasa secara terpisah atau berurutan, tidak apa-apa.

Semakin cepat Anda melakukannya, semakin baik, karena Allah berfirman:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

“Berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

Buka puasa dengan kurma sebaiknya ganjil, 3 buah kurma cukup
Ilustrasi (Rawpixel/iStockphoto)

Nabi Musa AS berkata:

وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى

“Dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku).” (QS. Thaha: 84)

Dan, Anda harus cepat berpuasa enam hari ini, karena menunda dapat menyebabkan masalah.

Ini adalah pandangan para Syafii dan beberapa Hambali, tetapi tidak apa-apa jika Anda tidak mempercepatnya dan Anda menunda sampai pertengahan atau akhir bulan.

Imam Nawawi r.a. berkata

“Menurut ulama Syafi’iyah, puasa enam hari di bulan Syawal disunnahkan berdasarkan hadits di atas.

Disunnahkan melakukannya secara berturut-turut di awal Syawal.

Jika tidak berturut-turut atau tidak dilakukan di awal Syawal, maka itu boleh.

Seperti itu sudah dinamakan melakukan puasa Syawal sesuai yang dianjurkan dalam hadits.

Sunnah ini tidak diperselisihkan di antara ulama Syafi’iyah, begitu pula hal ini menjadi pendapat Imam Ahmad dan Daud.” (Al-Majmu’, 6: 276)

Artikel ini diolah dari Puasa Syawal atau Membayar Utang Puasa Ramadan, Mana yang Harus Didahulukan? dan Apakah Puasa Syawal Harus Dilakukan 6 Hari Berturut-turut? Bolehkah Ada Jeda? Ini Penjelasannya!

(TribunPalu.com)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved