Ariel Tatum Kampanyekan Kesehatan Mental Berdasarkan Pengalaman Pribadinya : Ini Penting Banget

Kampanyekan kesehatan mental, Ariel Tatum ceritakan perjalanannya hadapi penyakit kesehatan mentalnya.

Editor: Imam Saputro
Instagram/arieltatum
Ariel Tatum. 

TRIBUNPALU.COM - Ariel Tatum baru-baru ini kerap kali mengkampanyekan sebuah kampanye bertajuk #LetsEndTheShame.

Tagar tersebut adalah sebuah kampanye untuk mengkampanyekan kesehatan mental.

Saat berkesempatan menjadi bintang tamu dalam acara YouTube Enzy Storia, Ariel menceritakan awal dari kisahnya memutuskan untuk membuat kampanye tersebut.

Hal ini bermula dari pengalaman pribadinya.

Ariel bercerita kepada Enzy bahwa dirinya memiliki permasalahan dalam kesehatan mental sejak dirinya berusia 11 tahun.

"Jadi tu emang aku pribadi punya struggle sendiri dalam konteks kesehatan mental dari aku usia 11 tahun," ujarnya.

Aktris yang saat ini berusia 24 tahun itu, akhirnya memutuskan untuk mencari bantuan tenaga profesional.

Hal tersebut ia pilih lantaran saat itu ia telah memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.

"Jadi itu awalnya aku mikirnya merasa hal yang sewajarnya terjadi ketika kita puber, ternyata ketika aku cari bantuan profesional karena aku udah ada kecenderungan untuk bunuh diri, ternyata melalui itu berlipat-lipat kali melebihi apa yang seharusnya terjadi," ujarnya.

"setelah didiagnosa yaitu salah satu gejalanya borderline personality disorder," lanjut Ariel.

Memiliki penyakit kesehatan mental tersebut mempengaruhi kesulitan Ariel dalam berkarir.

"Susah banget sih, ditambah di luar aku ada BPD ternyata memang sampai sekarang aku masih struggle untuk di lingkup kerja kita," ucapnya.

Tak hanya itu, Ariel mengaku dirinya memiliki kepribadian yang cenderung lebih senang menyendiri.

"Karena di dunia kerja kita kan harus membaur dengan banyak orang, kita selalu kerja dengan banyak orang banyak kru, ditambah aku anaknya introvert parah," terangnya.

Di tempat kerja, Ariel mengaku dirinya kerap kali menyendiri.

Bahkan ia juga meminta untuk memiliki ruangan sendiri.

"Aku selalu pengen maintenance a good relationship my rekan kerja ku, tapi begitu aku tau aku orangnya recharge sendiri, butuh untuk gak sering-sering ketemu orang, bukan gue sotil, bukan gue sok ngartis jadi minta maaf banget gue selalu minta tempat sendiri," terangnya.

Mengenai kampanye yang ia bentuk, ia mulia dengan membuat sebuah seminar.

"Aku pertama kali open up aku buat seminar kesehatan mental, kita ngebahas hal-hal mendasar yang kita harus tau," jelasnya.

Keraguan muncul dari awal tagar dan kampanye tersebut ia mulai.

Bahkan dari hari H seminar tersebut diadakan, rasa ragu Ariel masih tinggi.

Ada banyak pertimbangan yang ia pertimbangkan sebelum memutuskan untuk membuka ke publik mengenai kesehatan mental.

Hingga akhirnya ia mantap untuk mengkampanyekan mengenai kesehatan mental ini.

"Aku ngerasa di Indonesia ini hal kesehatan mental masih sangat dianggap tabu," ujarnya.

"Disini kalau misalkan orang mau dateng ke psikolog atau psikiater masih dianggap 'ih ngapain? Lu gila?'" lanjutnya.

Mengenai tagar #LetsEndTheShame, Ariel menceritakan hal tersebut.

Tagar tersebut ia pilih untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

"Menurut aku langkah pertama harus di ilangin dulu rasa malu nya, untuk kita menjadi diri kita yang lebih baik lagi," terang Ariel.

Sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengkampanyekan hal ini.

"Aku mikir'gila kok gue tiba-tiba ada banget keinginan besar untuk mengkampanyekan hal ini ya bahwa kesehatan mental itu penting banget lo'," ujarnya.

Saat sempat vacum selama beberapa tahun dari dunia hiburan, akhirnya Ariel Tatum memutuskan untuk kembali.

Dan hal yang dipilih adalah untuk mengkampanyekan hal ini.

"DIsitu aku mikir 'yaudah gue gapapa balik lagi ke dunia entertain, dengan jumlah followers yang aku punya, masyarakat Indonesia kenal aku, kayak i might welcome back and do something what about it, daripada gue nanggung nih," jelasnya.

Suksesnya kampanye #LetsEndTheShame tersebut hingga akhirnya banyak para pengikutnya yang sadar akan kesadaran mental.

Tak hanya berpengaruh kepada pengikutnya saja, namun hal ini ternyata juga berdampak untuk Ariel.

"Overwhelming in a way yang aku gatau itu positif atau negatif atau dua-duanya, karena di satu sisi aku ngrasa terharu banget banyak orang yang 'kak aku gak tau mau cerita sama siapa lagi, begitu lihat kakak gini aku jadi pengen cerita semuanya' it's an honor for me' bacain DM cerita satu persatu-satu," ujarnya.

"Tapi disatu sisi aku juga sedih banget sih denger cerita mereka, mereka masih mendapatkan stigma tersebut disekitar mereka terutama orang tua," ujarnya.

Proses melakukan kampanye tersebut dialami Ariel dengan proses yang panjang.

"6 bulan, jadi aku open up pertama Oktober 2019, dari 2 taun sebelum itu aku udah lumayan vacum banget dari dunia entertainment," jelasnya.

Selama 2 tahun tersebut ia mengaku tidak mengambil pekerjaan apapun, hanya satu sebagai brand ambasador e-commerce.

"2 tahun itu aku di rumah aja, jalan-jalan, masak, aku ngelakuin hobi-hobi aku, ngelukis 2017-2019," ujarnya.

Tak hanya itu, dirinya juga harus meminum obat selama setiap hari.

"Aku hang out bareng temen-temen terdekat aku, aku terapi, minum obat, pada saat itu aku kebetulan lagi aktif minum obat," jelasnya.

Bahkan ia mengalami pengalaman merasakan meminum obat yang berganti-ganti setiap harinya.

"Aku pribadi ngalamin dimana dikasih obat 'coba dulu ya racikan ini 3 hari' ternyata gak cocok, dateng lagi diganti lagi sampai obat yang cocok," terangnya.

Hingga akhirnya saat ini, Ariel sudah resmi lepas dari obat.

"I can proudly say untuk pertama kali nya akungomong disini sejak Desember 2020 aku sudah medication free," ucapnya.

Saat ini, untuk menjaga kesehatan mentalnya ada banyak hal yang harus dilakukan Ariel.

"Aku kayak dari semua hal yang aku cobain ternyata hal yang paling buat aku enjoy yaitu journaling, meditasi, breathing exercises, sama hipnoterapi," ucapnya.

(TribunPalu.com/DindaNalifa)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved