Pilpres 2024
Adu Kelebihan dan Kekurangan Ganjar Vs Puan Versi Pengamat: Gubernur Jateng Dekat dengan Wong Cilik
Kisruh antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kini menjadi isu hangat.
Karena itu, tidak boleh ada kader lain yang menjadi penghalang. Siapa pun penghalangnya, termasuk Ganjar tentu akan dilucuti," kata dia.
Di sisi lain, Jamiluddin menilai Ganjar sebaiknya mulai melirik perahu lain (partai politik, - red) jika tetap ingin nyapres.
Hanya saja, kata dia, perahu lain pun akan mau mengusung Ganjar kalau elektabilitasnya luar biasa tinggi, seperti yang pernah ditunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
"Namun kalau elektabilitas masih seperti saat ini, tentu partai politik lain masih berpikir untuk mengusung Ganjar. Sebab, dengan elektabilitas dibawah 20 persen, peluang menang pada pilpres masih kecil," ujar Jamiluddin.
"Jadi, kalau elektabilitasnya tidak yakin mencapai 30 persen ke atas, sebaiknya Ganjar tetap bertahan di PDIP. Resikonya Ganjar harus mengubur keinginannya nyapres 2024," tandasnya.
Kelebihan Ganjar
Di sisi lain, Ketua Aktivis 98 Immanuel Ebenezer atau Noel menilai elektabilitas Gubernur JawaTengah, Ganjar Pranowo sangat wajar meningkat. Ganjar, kata dia, matang secara birokrasi dan mampu menyelesaikan permasalahan di daerahnya.
"Dan, itu bukan desain politik apalagi via pencitraan," kata dia kepada tribunnews.com, Rabu, (26/5).
Berdasarkan hasil survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) yang merilis hasil surveinya pada Sabtu kemarin, (22/5), elektabilitas Ganjar Pranowo sebesar 11,25 persen.
Politikus PDIP tersebut berada di bawah Anies Baswedan 17,01 persen dan Prabowo Subianto 14,31 persen.
Noel menilai elektabilitas Ganjar tersebut naik secara alamiah. Ganjar memiliki sejumlah kelebihan dibanding tokoh lainnya yang juga digadang gadang akan maju dalam Pilpres 2024.
Ganjar, kata dia, mampu berdiri di semua entitas, baik nasionalis, religius dan milenial.
"Capres kuat lain misal Anies hanya didukung kekuatan politik ideologi berbasis agama. Dan, Anies cenderung tak disukai masyarakat berbasis nasionalis," kata dia.
Selain itu menurut Noel, Ganjar ditempa pengalaman politik yang sangat panjang. Ia juga memiliki ide kebhinekaan yang kuat yang menjadi akar dari bangsa Indonesia.
"Seperti Bung Karno, Ganjar dekat dengan wong cilik dan fokus memikirkan pembangunan kualitas manusia. Ganjar juga matang di birokrasi seperti Jokowi. Beliau tahu betul mengurusi rakyat dan bagaimana menyelesaikan persoalan itu," kata Noel.